Siapa lagi yang merindukan pertengahan Agustusku
Adakah lagi yang ingin membungkam akhir Oktoberku
Siapalagi yang menyembunyikan akhir Maretku
Siapalah lagi yang menciderai bulan-bulan itu
Toha dan Ramdan telah menghancurkan gudang amunisi
Yang duaratus ribu lainnya membakar hangus sebagian bunga
Kita adalah bagian dari kobaran api
Yang dimimpikan oleh Sjahrir, Rukana dan Abdoel Haris Nasoetion malam itu
Listrik menjadi padam seketika
Api menuntaskan kenangan dari tentara sekutu juga NICA
Lampu-lampu kota kini berpuisi, sesekali, ia pula tak pantas untuk menjadi puisi
Diantara bait-bait perjuangan TRI dan milisi
Bandoeng Laoetan Api sampai kapan menjadi misteri
Sehingga kami tak punya lagi batu untuk kami lontar di hadapan negeri
Atau untuk kami jadikan lagi semacam api
Semacam semangat yang mengalahkan tsunami
24 Maret 1946, malam itu menjadi cerah
Bahkan bukan karena gerhana bulan yang sedang merekah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H