Mohon tunggu...
Ferra BerlianaR
Ferra BerlianaR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Learner

Always happy and Stay happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keselarasan Ilmu dan Kehidupan: Membangun Pendidikan yang Relevan

7 Januari 2024   18:09 Diperbarui: 7 Januari 2024   18:17 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keselarasan Ilmu dan Kehidupan menciptakan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan praktis dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan penyelarasan antara kurikulum dan tuntutan kehidupan, memastikan siswa memperoleh pengetahuan yang dapat diaplikasikan. Pendidikan yang relevan ini mempersiapkan lulusan untuk sukses dalam tantangan nyata dan menanggapi dinamika dunia modern saat ini.   

Nah, lalu bagaimana sih sebenarnya pandangan kalian terhadap peserta didik dan proses pembelajaran di kelas itu? 

Berikut ini beberapa pandangan secara umum atau garis besar yang sering terjadi pada institut pendidikan : 

  • Setiap Peserta Didik adalah Individu Unik: Setiap siswa memiliki kebutuhan, bakat, dan minat yang berbeda. Pendidik perlu memahami perbedaan ini dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung keberagaman.
  • Pembelajaran Monoton (Pasif): Pembelajaran yang masih menggunakan metode lama dan cenderung membosankan sehingga siswa malas mengikuti kegiatan pembelajaran misalnya, penugasan, ceramah,dll.
  • Rendahnya Tingkat Penggunaan Teknologi: Teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan pembelajaran. Di Indonesia sendiri hal ini masih rendah Tingkat kesadaran penggunaan teknologi dalam bidang pendidikkan. Penggunaan perangkat lunak edukatif, platform pembelajaran online, dan sumber daya digital lainnya dapat membantu menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan interaktif.
  • Kurangnya Keterlibatan Orang Tua: Kerjasama antara pendidik dan orang tua sangat penting. Keterlibatan orang tua dapat meningkatkan dukungan siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang konsisten di rumah dan di sekolah disini lebih banyak orang tua yang memasrahkan anaknya hanya belajar di sekolah ataupun biasanya yang paling memungkinkan ialah anak di fasilitasi dengan mengikuti bimbel.
  • Pembelajaran Berpusat pada materi: Pendidik pada umumnya cenderung melaksanakan proses pembelajaran hanya focus pada materi yang diberikan. Dimana guru sebagai fasilitator yang hanya menerangkan dan kemudian memberikan penugasan pada siswanya.
  • Rendahnya Pemahaman Tentang Pentingnya Kesejahteraan Emosional: Kesejahteraan emosional siswa memiliki dampak besar pada pembelajaran mereka. Karena, pendidik hanya berfokus dengan tuntutan yang ada bahwa siswa harus bisa tanpa memperhatikan bagaimana kondisi psikis siswa. Pendidik diharapkan untuk memperhatikan aspek-aspek non-akademis dari perkembangan siswa dan menyediakan dukungan ketika diperlukan.

Berdasarkan pada beberapa faktor diatas maka pendidik perlu melakukan beberapa perubahan pendekatan pada siswanya yang tentu saja sesuai dengan konteks dengan ide yang terndi saat ini dan juga memiliki nilai baikumum atau khusus pada dunia pendidikan pada era modern saat ini. 

https://naikpangkat.com
https://naikpangkat.com

Indonesaia sendiri memiliki pejuang pendidikan yang juga dikenal dengan sebuatan Bapak Pendidikan Nasional di Indonesia yakni Ki Hadjar Dewantara atau yang sering di singkat menjadi KHD. ki Hadjar Dewantara juga memberikan banyak sumbangsih atau kontribusi yang sangat besar pada dunia pendidikan Indonesia utamanya mengenai Prinsip - Prinsip yang beliau serukan, dianatarnya sebagai berikut : 

  • Pendidikan untuk Semua: Ki Hadjar Dewantara mengusung gagasan bahwa pendidikan harus tersedia untuk semua kalangan, tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau etnis. Pendidikan dianggap sebagai hak setiap individu.
  • Pendidikan yang Mencerdaskan Kehidupan: Beliau menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
  • Pendidikan yang Menghargai Budaya Lokal: Ki Hadjar Dewantara mendorong pendidikan yang menghargai dan memanfaatkan kekayaan budaya lokal. Ia menekankan perlunya memahami dan memanfaatkan warisan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran.
  • Kemandirian Pendidikan: Ki Hadjar Dewantara mendorong kemandirian pendidikan, di mana masyarakat lokal memiliki peran aktif dalam mengelola dan mengembangkan sistem pendidikan mereka sendiri.
  • Pendidikan yang Bersifat Holistik: Pendidikan menurut pandangan Ki Hadjar Dewantara harus bersifat holistik, mencakup aspek-aspek intelektual, moral, dan kreatif dari peserta didik.
  • Pendidikan yang Menumbuhkan Kreativitas dan Kritisitas: Beliau menekankan pentingnya mendidik anak-anak agar memiliki kreativitas dan kemampuan berpikir kritis untuk menghadapi tantangan kehidupan.

Jika Anda atau orang lain telah mempelajari pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan merasa terinspirasi oleh gagasan-gagasannya, hal tersebut mungkin dapat memengaruhi pendekatan terhadap pendidikan, apresiasi terhadap keberagaman, dan penekanan pada nilai-nilai kultural lokal.

www.pgritabanan.or.id 
www.pgritabanan.or.id 
Nah, berdasarkan hasil informasi yang didapatkan diatas beberapa hal berikut yang dapat dilakukan pada layanan pendidikan menjadi lebih nyaman dan aktif saat proses pembelajaran sesuai dengan prinsip yang sudah di canangkan oleh Ki Hadjar Dewantara, sebagai berikut :
  • Pelaksanaan Pendidikan Inklusif: Pastikan bahwa pendidikan yang Anda berikan inklusif, memberikan kesempatan bagi semua peserta didik tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau etnis. Dukung keberagaman dan terapkan pendekatan yang memenuhi kebutuhan individu.
  • Membangun Karakter dan Keterampilan Hidup: Sisipkan pembelajaran yang tidak hanya fokus pada pengetahuan akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan pengembangan keterampilan hidup yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.
  • Mengintegrasikan Budaya Lokal: Libatkan unsur-unsur budaya lokal dalam kurikulum dan kegiatan pembelajaran. Ajak siswa untuk memahami dan menghargai kekayaan budaya di sekitar mereka.
  • Kemandirian Siswa: Berikan ruang untuk kemandirian siswa dalam pembelajaran. Ajarkan mereka untuk bertanggung jawab atas proses belajar mereka dan berikan kesempatan untuk mengembangkan inisiatif mereka sendiri.
  • Partisipasi Masyarakat: Dorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan. Libatkan orang tua dan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program pendidikan.
  • Pengembangan Kreativitas dan Kritisitas: Desain kegiatan pembelajaran yang mendorong kreativitas dan kritisitas. Berikan ruang untuk siswa untuk mengembangkan pemikiran kreatif mereka dan mengeksplorasi solusi inovatif.
  • Menggunakan Metode Pembelajaran Aktif: Pilih metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau kegiatan praktis. Ini mencerminkan pendekatan berpusat pada siswa yang dianjurkan oleh Ki Hadjar Dewantara.
  • Pentingnya Kesejahteraan Emosional: Berikan perhatian khusus pada kesejahteraan emosional siswa. Pastikan bahwa lingkungan kelas adalah tempat yang aman dan mendukung, di mana siswa merasa dihargai dan didukung.

Menerapkan prinsip-prinsip ini dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang mencerminkan nilai-nilai Ki Hadjar Dewantara dan memberikan pengalaman pembelajaran yang holistik bagi peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun