Mohon tunggu...
Feronica Ferdianis Valda
Feronica Ferdianis Valda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Saya seorang mahasiswa semester tujuh jurusan Ilmu Hukum. Saya tertarik dengan dunia jurnalistik dan hukum, terutama hukum pidana. Selain itu saya juga memiliki minat besar pada hukum internasional dan perdata.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

UNNES GIAT 9 - Demonstrasi Pembuatan Pupuk Organik Cair untuk Pertanian Berkelanjutan Guna Pencegahan Stunting Desa Kapencar

12 Agustus 2024   23:50 Diperbarui: 12 Agustus 2024   23:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wonosobo 12 Juli 2024 --- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) Giat 9 telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan arahan Pusat Pengembangan (Pusbang) Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES salah satunnya adalah demonstrasi pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) di Desa Kapencar, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa sesi, yaitu pada tanggal 6, 12, dan 13 Juli 2024 dengan melibatkan kelompok Dawis sebagai peserta utama. Program ini memiliki kaitan erat dengan upaya penanggulangan stunting.

Dalam program ini, pertanian berkelanjutan yang memanfaatkan pupuk organik cair dari limbah diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian, khususnya tanaman pangan bergizi tinggi. Dengan meningkatkan hasil pertanian yang sehat dan kaya nutrisi, seperti sayuran dan buah-buahan, masyarakat setempat akan mendapatkan akses yang lebih mudah dan terjangkau terhadap sumber makanan berkualitas dan bergizi. Nutrisi yang cukup dari hasil pertanian lokal ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, sehingga dapat membantu mengurangi angka stunting.

Dalam satu minggu, Desa Kapencar secara keseluruhan mampu mengumpulkan hingga 3 ton sampah. Jika kondisi ini terus berlanjut tanpa adanya pengelolaan yang lebih baik, TPA akan segera penuh, dan masalah sampah akan semakin kompleks. 

Oleh karena itu, diperlukan sebuah solusi yang komprehensif untuk mengelola sampah, baik organik maupun anorganik sehingga volume sampah yang dibuang ke TPA berkurang dan di sisi lain juga meningkatkan nilai tambah dari sampah tersebut. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah pengolahan sampah organik menjadi Pupuk Organik Cair (POC) yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan hasil pertanian.

POC adalah pupuk yang berbentuk cairan, dibuat dengan melarutkan bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, daun jenis kacang-kacangan, dan rumput tertentu ke dalam air. Pupuk ini kaya akan unsur hara yang sangat penting bagi tanaman, termasuk Nitrogen (N) yang membantu pertumbuhan tunas, batang, dan daun; Fosfor (P) yang merangsang pertumbuhan akar, buah, dan biji; serta Kalium (K) yang meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit.

Selama demonstrasi, mahasiswa KKN UNNES memaparkan bahan-bahan serta langkah-langkah pembuatan POC yang mudah dilakukan. Bahan-bahan yang diperlukan meliputi sampah rumah tangga, EM4, gula pasir, dan air. Proses pembuatan dimulai dengan membuat starter, yaitu dengan melarutkan gula pasir dalam air, lalu menambahkan EM4 sesuai takaran. Starter ini perlu didiamkan selama 24 jam sebelum digunakan. 

Setelah starter siap, bahan-bahan organik seperti daun dan kotoran ternak disiram dengan starter tersebut dan diaduk hingga merata. Campuran ini kemudian didiamkan selama 7 hingga 14 hari, sampai berubah warna menjadi kehitaman, menandakan bahwa POC sudah siap digunakan.

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Selain pembuatan, mahasiswa juga memberikan penjelasan tentang cara penggunaan POC. Sebelum digunakan, POC harus diencerkan dengan air untuk mendapatkan konsistensi yang sesuai. Jika POC dibuat dari daun, perbandingan yang disarankan adalah 1 bagian POC dengan 3 bagian air. Jika dibuat dari kotoran ternak, perbandingan yang disarankan adalah 1 bagian POC dengan 4-6 bagian air. Pemupukan dianjurkan dilakukan pada tanaman yang sudah berusia 2-3 minggu setelah berkecambah, dan pengulangan dilakukan setiap 3 minggu.

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh warga Desa Kapencar, terutama kelompok Dawis yang aktif terlibat dalam setiap sesi. Dengan adanya demonstrasi ini, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan bahan-bahan organik yang ada di sekitar mereka untuk membuat pupuk cair yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi pertanian lokal. 

Antusiasme warga menunjukkan bahwa upaya mahasiswa KKN UNNES Giat 9 dalam memberdayakan masyarakat melalui teknologi tepat guna telah mendapat tempat di hati mereka, memberikan harapan baru untuk pertanian berkelanjutan di Desa Kapencar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun