Fernbaby - Zat besi sangat penting tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga untuk bayi dan harus diperhatikan. Kekurangan zat besi pasti dapat mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Pahami gejala kekurangan zat besi bayi Anda dan cara mengobatinya dengan benar.
 Zat besi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Defisiensi besi atau defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia pada bayi.
 Kekurangan zat besi terjadi karena kadar zat besi dalam tubuh bayi tidak memenuhi kebutuhannya.  Menurut RDA Depkes 2019, kebutuhan zat besi bayi disesuaikan dengan usia, yaitu sebagai berikut.
 0-5 bulan dengan 0,3 mg per hari.
 6-11 bulan dengan 11 mg per hari.
 1-2 tahun 7 mg per hari.
Bayi baru lahir menyimpan cadangan zat besi dalam tubuh mereka. Namun, Anda tetap membutuhkan zat besi ekstra. Tidak hanya dari suplemen makanan, tetapi juga dari ASI dan makanan pendamping ASI (MPASI).
Susu Formula Terbaik Selandia BaruÂ
Â
 Tidak semua susu dibuat sama di Selandia Baru, negara ini ideal untuk menggembalakan sapi perah dan memiliki jejak karbon rendah. Oleh karena itu, Fernbaby Formula New Zealand Milk bersedia hadir di Indonesia agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
 New Zealand atau Selandia Baru dianggap sebagai negara dengan kualitas susu terbaik. Untuk memenuhi harapan para orang tua di Indonesia, Fernbaby Newzealand kini memasuki pasar Indonesia.
Â
 Terbuat dari bahan berkualitas tinggi. Fernbaby berkomitmen untuk membantu bayi-bayi Indonesia mencapai impian mereka melalui nutrisi dan dukungan nutrisi.
 Bayi di bawah 12 bulan dapat menggunakan  formula ini. Fernbaby adalah formula nutrisi seimbang yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan kemurnian alami dari ibu Selandia Baru yang berkomitmen untuk memberikan bayi Anda hanya yang terbaik dari alam.
 Mengandung 102 AA dengan diet yang lebih seimbang. Dukung perkembangan alami bayi Anda untuk masa depan yang tidak terbatas.
 Kandungan DHA 92 mg, kandungan ARA 102 mg. Tidak hanya DHA yang tinggi, tetapi AA juga sangat tinggi. Fernbaby menjadikan susu formula sebagai makanan yang lebih seimbang tanpa aditif buatan. Nantikan kehadirannya di Indonesia.
 Karakteristik bayi yang kekurangan zat besiÂ
Â
Bayi membutuhkan zat besi untuk perkembangan otak yang normal. Bayi-bayi dengan kekurangan zat besi sering menunjukkan tanda-tanda kurang aktif secara fisik dan berkembang lebih lambat.
 Dengan diperkenalkannya Jurnal Kesehatan Bayi, ada fitur lain yang dapat Anda cari untuk melihat apakah bayi Anda mengalami kekurangan zat besi, termasuk yang berikut ini.
- Berat lambat.
- kulit pucat.
- bayi tidak nafsu makan.
- Mudah marah atau rewel.
 Jadi, pada stadium lanjut, ciri-ciri yang ditunjukkan pada bayi-bayi dengan defisiensi zat besi adalah sebagai berikut.
 1. Mudah lelahÂ
 Bayi-bayi mudah lelah jika kekurangan zat besi karena kekebalannya lemah. Ini membuatnya lebih rentan terhadap infeksi persisten. Misalnya, bayi-bayi mengalami batuk, pilek, demam dan diare.
 2. Kemampuan berpikir lambatÂ
 Selain itu, kemampuan berpikirnya juga rusak karena perkembangan otak bayi tertinggal. Hal ini berpotensi menurunkan kecerdasan bayi agar tidak sama dengan teman sebayanya.
 3. Menderita anemiaÂ
 Jika kondisi kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi ini berlangsung lama, bayi dapat mengalami anemia defisiensi besi.
 Lebih parah lagi, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada bayi hingga mengalami retardasi pertumbuhan dengan ciri tubuh yang pendek.
Bagaimana cara mengatasi bayi yang kekurangan zat besi?Â
Â
 Salah satu penyebab utama kekurangan zat besi pada bayi adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap kandungan zat besi yang disiapkan dalam susu formula bayi (MPASI).
 "Orang tua sering lebih memperhatikan kandungan karbohidrat dan hanya makan sayur, tanpa mempertimbangkan konsumsi zat besi dan zat gizi lain dalam makanan tambahan," kata prof. dr. Saptavati Bardosono, MA, guru besar ilmu gizi kedokteran.
 Oleh karena itu, perhatian terhadap konsumsi makanan merupakan salah satu cara untuk mencegah dan menghilangkan kekurangan zat besi pada bayi.
 Selama enam bulan pertama, bayi yang disusui mendapat sedikit zat besi dari ASI. Jika menyusui tidak memungkinkan, gunakan formula zat besi yang dibeli di toko untuk 12 bulan pertama. Formulanya harus dibuat dari susu sapi.
 Ketika bayi-bayi mulai makan makanan padat, jumlah zat besi yang mereka butuhkan tergantung pada usia mereka.
 Bila perlu, gejala kekurangan zat besi pada bayi dapat diatasi dengan pemberian suplemen zat besi pada bayi sesuai anjuran dokter.
Profesor Dr. dr. Saptavati Bardosono, M.Sc yang biasa disapa Prof. Tati, menganjurkan untuk tidak memberikan suplemen gizi pada bayi usia 6 bulan.
 "Suplemen untuk bayi yang sudah dapat mengkonsumsi makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan hanya jika penambahan makanan pendamping ASI yang kaya zat besi tidak efektif," kata prof. Tati.
 Perhatikan bahwa penggunaan suplemen makanan dalam jangka panjang tidak boleh menyebabkan efek samping seperti kelebihan zat besi pada bayi.
 Jika ragu, konsultasikan dengan dokter. Berikut cara menemukan cara yang tepat untuk mengatasi kekurangan zat besi pada bayi Anda. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H