Hari seolah-olah berakhir
Tiada sambutan
Tiada lekapan
Sekejap lenyap tak berbekas
Bising sorak sorai dan tepukan
Tak menyadarkan
Alunan tetap menggema
Menyapu setiap ujung ruang
Bagai kesetanan ia menutup mata dan
Di bawah cahaya ia tersadar
Aku tuli,
Ucapnya
Sonata dengan keindahannya
Ia hadiahkan pada sang pemabuk asmara
Ia lupa takdir kejam,
Memisahkannya bagai teluk alaska
Sebuah sonata titipkan rindu sang tuli
Yang hanya ingin mencinta
Yang hanya ingin ria
Namun mengalah pada takdir
Sang tuli tetap melangkah
Menatap purnama, mencoba melupa
Walau kalbu menjerit
Membengisi setiap relung
Jeritkan satu nama
Ia menggila,
Di bawah cahaya bulan
Bisik
*Hai sobat Milky, hikss.. Queen tuh pas bikin ini sedih banget :( Inspirasi puisi ini dari alunan piano "Moonlight Sonata" karya Beethoven. Moonlight Sonata adalah karya beliau untuk kekasih  yang dicintainya. Gila sih, kenapa Queen bilang gila? Karena si wanita yang dicintai ini memilih menikah dengan sahabat Beethoven. Tragis banget deh. Kisah cinta Beethoven gak seindah karya-karya yang diciptakannya. Beliau ini benar-benar kesayangan Queen. Setiap Queen lagi sedih, seneng, pasti Queen setel tuh musik-musik Beethoven. Pasti kalian juga punya kesayangan kan, ups. Hehe. Enjoy your day sobat Milky *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H