Mohon tunggu...
Fernando Talebong
Fernando Talebong Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Music and Fashion Addict

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memandang Diri Sebagai Manusia Mulia

2 Desember 2022   12:00 Diperbarui: 2 Desember 2022   12:17 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Pada zaman sekarang ini, orang-orang cenderung mengesampingkan pentingnya pemahaman akan dirinya sebagai manusia ciptaan Allah yang paling mulia. Berbagai macam pandangan tentang manusia seperti manusia adalah mesin, manusia adalah bagian dari dunia hewan, manusia adalah makhluk seksual, manusia adalah makhluk ekonomi, manusia adalah pion dari alam semesta, manusia adalah makhluk sosial, dll. Terlepas dari semua pandangan-pandangan ini tentu saja tidak melepaskan hakikat bahwa manusia adalah gambaran Allah dan pandangan kekristenan bahwa manusia adalah ciptaan Allah. 

Manusia dibuat segambar dan serupa dengan Allah, diciptakan penuh dengan kemuliaan Allah. Manusia dibuat oleh Allah berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain. Semua ciptaan Allah kecuali manusia dibuat dengan Firman atau perkataan-Nya. Tuhan membuat manusia dari tanah dan dibentuk dengan tangan Tuhan sendiri. Allah membuat manusia sama dengan diri-Nya. 

Allah kemudian menghembuskan nafas atau memberikan roh-Nya kepada manusia sehingga manusia menjadi hidup. Allah kemudian memberikan mandat untuk menguasai seluruh ciptaan Allah yang lain. Manusia menjadi wakil Allah di bumi. Manusia sangat berharga di mata Tuhan. Oleh karenanya, ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Yesus menebus manusia dengan turun ke dunia menjadi manusia dan mati di kayu salib supaya manusia kembali dipulihkan dan menjadi serupa kembali seperti Allah dan berkuasa kembali atas seluruh ciptaan Allah. Dalam teks Kitab Suci, bahwa manusia diciptakan Allah menurut gambar dan citra-Nya, seperti dalam teks Kejadian 1:26-31. 

Berfirmanlah Allah: 

"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." 1:28 

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: 

"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 1:29. Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. 1:31. "maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam".


Dari teks Kitab Suci diatas nampaknya jelas bahwa manusia diciptakan menurut gambaran dan citraNya. Hanya kepada manusia diberi kemampuan untuk menata, melestarikan, mengembangkan, dan menggunakan alam di bumi ini secara bertanggung jawab. Tidak hanya itu, manusia juga diciptakan dengan akal budi dimana kita dapat mengerti dan menyadari diri sendiri, mengerti dan sadar bahwa kita sedang berbuat sesuatu, serta dapat merefleksikan kembali apa yang ia buat. Hanya manusia yang dapat berbuat demikian, ciptaan lain seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang tidak dapat melakukannya. Mengerti dan menyadari apa di luar dirinya, manusia dapat menyadari bahwa ada hujan dan ada badai, artinya bahwa manusia dapat menghubungkan dua variabel yang berhubungan. Manusia dapat mengembangkan dirinya, dan dapat membuat sejarah serta riwayat hidupnya, manusia dapat bertanya dan memberi jawaban sehingga ia dapat menentukan arah hidupnya. 

Manusia dapat membangun hubungan yang khas dengan sesama, bahkan manusia dapat bertemu dan mengalami kebersamaan dan persahabatan. Tuhan menyerahkan alam lingkungan ini kepada manusia untuk dikuasainya, manusia bukannya menguasai alam ini secara sewenang-wenang, tetapi harus bertanggung jawab. 

Kita harus menjadi rekan kerja Tuhan untuk mengembangkan alam dan lingkungan ini sebaik mungkin. Dengan adanya kemampuan tersebut, kiranya jelas bahwa manusia adalah makhluk pribadi yang unik dan mulia. Manusia adalah makhluk yang bermartabat dan berkepribadian. Dari segala ciptaan yang kelihatan, hanya manusia itu yang mampu mengenal dan mencintai Penciptanya. Hanya manusia yang di dunia merupakan satu-satunya makhluk, yang Allah kehendaki demi dirinya sendiri. Hanya manusia yang dipanggil, supaya dalam pengertian dan cinta mengambil bagian dalam kehidupan Allah. Ia diciptakan untuk tujuan ini, dan itulah mengapa manusia sangat mulia.


Sebagai seorang Kristen harus mempercayai bahwa di dalam penciptaan manusia  ada keterlibatan atau campur tangan Allah sehingga manusia berbeda dari ciptaan yang lainnya. Di dalam kejadian 1:26 "Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia  menurut  gambar dan rupa Kita, kata menjadikan dalam ayat tersebut berasal dari bahasa 'Asah yang berarti "menjadikan" atau "membuat" dengan memakai bahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun