Belum lagi jika dibandingkan dengan pemeran Wiro zaman dulu, Wiro di film ini tidak cukup 'sableng' untuk dinamai Wiro 'Sableng'. Kurang 'gila'.Â
Namun di sisi lain, aku memberi sejuta jempol untuk acting Yayan Ruihan (Mahesa Birawa) dan Lukman Sardi (Werku Alit). Mereka terlihat sangat iblis dan keren. Oh, juga Dwi Sasono (Raja Kamandaka). Ternyata pria kocak itu bisa acting serius juga.
Ketiga, efek visual.
Benar bahwa kualitas visual film ini sudah jauh lebih baik daripada film-film produksi dalam negeri lainnya. Sungguh. Apalagi ketika Wiro Sableng dan guru Sinto Gendeng mengeluarkan jurus-jurus andalan mereka. Efek yang muncul dari tangan dan menguar di udara, terlihat sangat natural. Pengambilan gambarnya juga cukup keren.
Sinar matahari yang menyeruak di antara pepohonan mengingatkan aku pada film 'Goodbye Christhoper Robin'. Namun, kekagumanku dengan efek yang keren itu harus terjun bebas ketika adegan Wiro Sableng, Anggini, Rara Murni, Bujang Gila dan seorang penjahat jatuh dari sebatang pohon ke dalam jurang. Maksudku, potongannya terlihat sangat tidak rapi persis seperti serial-serial laga yang biasa kita tonton di Ind*siar.
Keempat, laga.
Jujur, adegan pertarungan di film ini tidak ada yang membuatku menahan napas atau sedikit deg-degan, seperti yang biasa kita alami saat menonton film laga. Tidak ada. Pertarungannya dibuat terlalu hati-hati dan tidak 'berani', menurutku. Kurang sadis. Aku perlu melihat banyak darah dan tulang patah!!!
Kelima, malas 'take' ulang.
Mungkin sudah karakter kita membiarkan kesalahan kecil terjadi dengan anggapan bahwa orang lain tidak akan memperhatikannya.
Ketika geng Mahesa Birawa mengepung Permaisuri dan Pangeran ke arah singgasana, sepersekian detik aku melihat Permaisuri (diperankan oleh Marcella Zalianty) malah tersenyum ke sebelah kiri. Bukankah harusnya dia ketakutan bukan kepalang?
Aku yakin, tim editing juga pasti melihat ini namun memilih untuk membiarkannya. Well, I saw it and I'm not fine with it. Mengapa tidak mau sedikit repot untuk mengulang adegan sekali lagi? Sungguh disayangkan.