Hidup ini suatu misteri
Tak terbayang juga tak terduga
Beginilah kenyataan ini
Aku tekurung didalam duniaku
Yang kudamba, yang kunanti
Tiada lain hanya kebebasan
Andai saja aku burung elang
Terbang tinggi mata menelusur
Tapi sayang nasib burung sial
Jadi buruan akhirnya terbunuh
Yang kudamba yang kunanti
Tiada lain hanya kebebasan
Lirik lagu diatas adalah ungkapan hati seorang seniman Papua yang meresapi setiap huruf-kata-kalimat, menghayati setiap ketukan musik, kegundahan, keresahan dan kerinduan akan penantian 'jalan panjang' pembebasan.
Seharusnya manusia hidup berdampingan dengan tanpa menyakiti sesama, kehadiran negara adalah mengatur ketaatan warganya untuk tidak menjadi "buas" selayaknya hewan.Â
Setiap manusia sejak dilahirkan memiliki hak untuk hidup, begitu juga dengan rakyat Papua. Hak untuk hidup adalah paling absolut dari negara ataupun agama.Â
Negara dan Agama memang tak akan hilang dari muka bumi tetapi manusia yang akan hilang, entah karena dibunuh, sakit penyakit ataupun karena yang lainnya.
Sangatlah normatif jika menjabarkan kehidup manusia selayaknya, tapi dalam kehidupan nyata masih jauh dari seharusnya. Tidak menjadi layak, mungkin saja karena manusia pada dasarnya hewan yang berperilaku buas, hilangnya rasa empati, tak ada belas-kasihan, tanpa kebebasan dan terus saling mengkengkang.Â