Mohon tunggu...
Fernandes Nato
Fernandes Nato Mohon Tunggu... Guru - Guru | Cricketer | Bererod Gratia

Saya adalah seorang pendidik pada sebuah sekolah swasta di Jakarta. Semoga melalui tulisan dan berbagi gagasan di media ini kita dapat saling memberdayakan dan mencerahkan. Mari kita saling follow 'tuk perluas lingkar kebaikan. Salam Kenal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Challenge-Change-Chance

3 Februari 2023   15:07 Diperbarui: 8 Februari 2023   09:45 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pendidikan. (sumber: KOMPAS/DIDIE SW)

Tema Challenge-Change-Chance menjadi sebuah gagasan yang hadir sekelebat lalu dalam pikiran ketika seorang kolega mengemukakan pikirannya tentang persiapan pelepasan atau graduation bagi siswa kelas xii suatu waktu. 

Beliau minta pendapat saya tentang tema yang paling cocok berdasarkan situasi saat itu yang penuh dengan tantangan dan semua orang hampir panik kehilangan arah dan juga harapan.

Saat itu sedang mewabah Pandemic COVID19. Semua kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara remote dalam jaringan dan tidak ada pilihan lain. 

Lulusan pada tahun tersebut juga disebut sebagai lulusan PANDEMIC-COVID19. Pembelajaran tetap efektif secara sinkronus hanya saja tidak sehangat dan seakrab ketika kita berjumpa secara nyata dalam ruang yang 'real', perjumpaan secara korporeal.

Sempat terpikir agar pelaksanaan graduation sesederhana mungkin bahkan ditiadakan saja sebab belum ada preseden pelaksanaan graduation secara virtual. Tapi, betapa tidak menyenangkan sebuah perpisahan tanpa perayaan yang berarti. 

Atas dasar pemikiran tentang rasa hormat kepada para lulusan tersebut dan juga sebagai ruang peneguhan sebelum perutusan ke dunia kehidupan yang real acara graduation wajib dilakukan dan perlu didesign secara menarik.

Pembagian tugas dalam kepanitiaan juga terlaksana dengan baik dengan koordinasi terukur. Beberapa teman yang cakap dalam hal kemultimediaan mencoba mendesign sebuah video bamper yang sangat menarik untuk mempartisi satu acara dengan acara lainnya. 

Ternyata rencana pelaksanaan graduation secara virtual tersebut menyulut banyak kreativitas dari para guru, baik yang libat dalam panitia atupun yang hanya sebagai guru saja.

Menariknya ketika tema tersebut ditanyakan maknanya. Makna yang berbau sekuler pasti mudah saja untuk diuraikan bahkan tidak harus dengan pendasaran yang serius dan filosofi yang tinggi. Tapi bagaimana ketika hal tersebut dikaitkan dengan nilai-nilai 'Yang Kudu'? 

Ini pekerjaan yang tidak mudah. Untung saja saya pernah 'berguru' di sebuah padepokan yang memungkinkan pencarian makna biblis tersebut menjadi relatif lebih mudah.

Penyambutan para lulusan dalam konsep wisuda 'drive thru' di Sekolah Kristen Kanaan Jakarta
Penyambutan para lulusan dalam konsep wisuda 'drive thru' di Sekolah Kristen Kanaan Jakarta

Challenge

Hanya pembual saja yang akan mengatakan bahwa era Pandemic COVID-19 tidak mengandung tantangan yang menantang atau dengan enteng mengatakan pandemic sebagai peluang yang sangat mengutungkan. 

Setiap peristiwa memang sebaiknya dilihat secara komprehensif atau juga dua sisi sekaligus, persoalan dan peluang yang datang secara bersamaan.  Tapi Pandemic COVID19 merupakan sesuatu yang sama sekali lain. 

Belum ada preseden yang cocok untuk diadaptasi sebagai cara dalam menghadapi tantangan tersebut. Penyakit sampar ataupun wabah edemic beberapa abad lalu yang pernah terjadi tidak sepadan sebagai pembanding dalam menyiasati tantangan yang diberikan COVID19.

Tentu hanya penjahat dan orang bermoral minor saja yang mencoba mengkapitalisasi secara berlebihan peristiwa buruk yang sedang menimpa manusia. 

Perdagangan antivirus dan juga teror psikologis yang mengerikan terkait berjatuhannya korban akibat COVID tentu menjadi sebuah sisi lain yang sangat sulit untuk dihindari. 

Berbagai pembatasan secara ketat dilakukan demi mengurangi penyebaran tapi tetap saja ia menjalar hingga membekap seluruh isi nusantara. 

Aktivitas luar ruangan mati total. Berjumpa dengan yang lain dibatasi. Melaksanakan ibdaha di rumah ibadah pun dibatasi. 

Perekonomian jatuh ke titik tidak berimbang sebab pengeluaran untuk belanja kebutuhan tidak pernah mengurang sedangkan pemsukan mulai dikenakan penyesuaian. Inilah tantangan itu. 

Belum lagi dengan berpulangnya orang-orang terdekat membuat litani kesedihan menjadi tak berbentuk, laksana segi enam berbentuk lingkaran.

Harapan apa yang dapat kita bisikkan kepada  mereka yang baru saja menyelesaikan studi di bangku sekolah menengah di tengah dunia yang sedang mebgakami kegincangan dahsyat? 

Sebagai manusia yang juga dapat disikat dengan mudah oleh virus kita tentu perlu waspada dan patuh terhadap protokol kesehatan agar tetap sehat dan mampu berpikir secara jernih. Itulah hal pertama yang perlu disampaikan kepada para alumnus. 

Bahwa keterbatasan manusia kita tentu saja mampu dihajar oleh COVID19 hingga punah, but God! Ada banyak peristiwa penyelamatan oleh Allah yang luar biasa terhadap manusia termasuk pengorbanan diri-Nya di Kalvari.

Cara pandang sebagai kaum beriman ini menjadi senjata yang menguatkan kita dalam berbagai kegundahan tat kala virus covid19 tak kunjung berlalu. 

Tantangan adalah sebuah cara alamiah yang harus dihadapi oleh manusia agar dapat terus berkembang, bertumbuh dan terbentuk menjadi semakin utuh serta layak disebut sebagai umat Allah.  

Dalam situasi yang tertantang atau menantang seperti inilah justeru mengharuskan kita untuk lebih sadar dalam hidup, lebih peduli, dan menyadari keterbatasan-keterbatasan manusiawi kita sehingga tetap mengandalkan Tuhan dalam berbagai peristiwa atau pengalaman hidup. Kita wajib menyeseuaikan diri dengan cepat dalam menghadapi berbagai tantangan atau kita tersapu lalu berlalu.

Change

Fernandes Nato saat menjabat sebagai WakaKur sedang menyiapkan gulungan surat tanda lulus bagi para lulusan.  Dok. Pribadi.
Fernandes Nato saat menjabat sebagai WakaKur sedang menyiapkan gulungan surat tanda lulus bagi para lulusan.  Dok. Pribadi.

Situasi-situasi tertentu dan berat mengahruskan kita untuk mampu menyesuaikan diri dan harus selalu 'terjaga'. Bila kita lengah dan tidak segera menyesuaikan diri maka sangat mungkin kita akan tertinggal bahjanyang lebih ekstrimnya menajdi tidak laku dan tidak dipakai dalam dunia kerja ataupun kehiduoan bersama lainnya dalammasayrakat.

Berubah atau punah. Berbenah atau ditinggal. Demikian beberapa jargon yang sering diperdengar ditengah perubahan yang meggelinding dengan cepat tanpa ragu. 

Perubahan cara pandang, perubahan pola laku, perubahan etika kerja dan perubahan-perubahan lainnya menjadi sebuah impertaif agar kita tetap dapat mempertahankan eksistensi kita.

Memperlengkapi diri dengan kompetensi-komoetensi baru merupakan cara terbaik dalam menghadapi tantangan. Tidak hanya sekedar optimisme kosong tetapi juga harus ada langkah-langkah konkret, praktis, dan juga taktis dalam menghadapi tantangan. 

Hanya mereka yang mempersiapkan dan menata kecakapan diri dengan lebih baik akan bertahan dan mengahadapai tantangan penuh selerea. 

Mereka akan menjadi penunggang utama gelombang tantangan, berselancar bersamanya, dan meraih kesuksesan besara dalam setiap perjuangan hidup. Mereka suka dengan tantangan sebab itu akan membuat mereka menjadi lebih berkembang.

Tantangan membuat kita wajib memiliki kemampuna dengan perspektif yang sama sekali lain atau berbeda dari orang kebanyakan akan suatu peristiwa. Tidak ada satu peristiwa yang seluruhnya bemuatan bahaya tentu saja selalu ada humus yang terlontar bersama lahar gunung berapi.

Jadi, segera berubah dan menyesuaikan diri dalam menghadapi sebuah tantangan atau tertinggal dan tidak akan menjadi manusia yang berguna. "Be a water, my friend" kata Bruce Lee.

Chance

Adalah terlambat bila kita baru mempersiapkan diri ketika sebuah kesempatan datang. Kita harus sudah selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai kesempatan yang ditawarkan oleh hidup dan juga kesempatan kerja/karir. Kesempatan tentu saja selalu ada tapi apakah cukup cocok dengan kompetensi yang kita miliki?

Untuk menjawab setiap kesempatan yang selalu hadir di hadapan kita ataupun yang kita cari maka wajib untuk memperlengakapi diri dengan berbagai atribut kompetensi yang memadai. Hanya orang-orang seperti itu yang dapat memenangkan kesempatan sedangkan yang hidup mengaikuti arus air akan ikut terseret bahkan tenggelam.

Tentu saja adanya keyakinan diri dan juga iman yang teguh akan penyelenggaraan ilahi dalam hidup akan selalu membawa kita pada kesempatan-kesempatan luar biasa dalam mencercap pahit dan manisnya kehidupan. 

Kesempatan selalu ada maka kita sudah harus selalu siap dengan segala kelengkapan yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan semangat zaman yang seang terjadi.

Itulah tiga hal yang menjadi dasar pemikiran bagi saya sehingga mengusulkan tema ini kepada panitia dalam graduation tersebut. Gagasannya diterima dan menajadi tema menarik dalam perjalanan lembaga pendidikan tempat kami mengajar. 

Pada saat pelaksananannya, salah seorang anggota 'board' mengkritisi tema tersebut secara urutan walaupun secara substansi masing-maing bagian dari hal tersebut memiliki bobot substansi serupa.

Tentu saja tidak menjadi masalah terkait urutannya, sebab cara membaca tema tersebut tidak secara parsial tetapi harus dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh dimana yang satu  mengandaikan lainnya. 

Tidak ada juga pemikiran yang menajadi 'fixed idea' tentang hal yang dapat kita perdebatkan. Selalu terbuka terhadap kritik dan perbaikan sejauh itu masuk akal.

Tahun ini, ketika sekolah sudah dilaksanakan secara tatap muka offline sepenuhnya, maka tentu saja tema graduation dapat disesuaikan. Tapi pada prinsipnya berikanlah penghormatan  dan perpisahan yang mengesankan bagi para lulusan. Sebab, mereka akan menjadi duta sekolah dimanapun mereka nantinya berkarya pun melanjutkan studi. 

Cerita mereka akan menjadi bagian yang menarik tentang Alma Mater dan mampu mengajak orang lain untuk mengenyam pendidikan di sekolah kita atau justru mendapat trend negatif. Apa tema Graduation sekolah Anda tahun ini?*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun