Sabtu, 22 November 2014 tepatnya di Auditorium LPPM Universitas Pendidikan Indonesia diselenggarakannya Seminar Keanekaragam Hayati dan Konservasi Lingkung Bandung. Seminar ini diselenggarakan dari pukul 09.00-15.30 WIB. Narasumber dari seminar Keanekaragam Hayati dan Konservasi Lingkung Bandung antara lain, adalah
- Bapak Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd (LPPM UPI)
- Abdurrahman Hafif, S.Si (BICONS)
- Sigit Ibrahim (Aspinall Foundation)
- Aditya Aqabri, S.Si (Biocita Formica)
- Panca Wana (Biocita Formica)
- BBKSDA Jawa Barat
- Bioweds
Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa dan mahasiswi dari UPI, ITB, UNPAD dan dari umum. Seminar Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Lingkung Bandung ini sangat menarik menurut saya. Dalam seminar ini materi I yang dibahas adalah Pendidikan Konservasi. Pendidikan Konservasi ini tidak hanya diterapkan atau diajarkan di dalam bangku sekolah tetapi Pendidikan Konservasi ini juga harus diajarkan pada seluruh lapisan masyarakat. Kondisi alam yang semakin tidak bersahabat, terjadinya fragmentasi lahan dan alih fungsi lahan semua ini berpengaruh pada ekosistem alam. Tentu saja permasalahan ini bukan hanya menimpa kita sebagai manusia tetapi semua makhluk hidup yang ada di ekosistem. Para mahasiswa dan mahasiswi UPI melakukan beberapa penelitian mengenai makrozoo benthos dan arachnida (laba-laba) yang tersebar di wilayah Provinsi Jawa Barat. Untuk penelitian mengenai makroo benthos dilakukan di beberapa daerah aliran sungai dan air terjun misalnya di Curug Cimahi, Curug Maribaya dan sekitar sungai yang tersebar di Kota bandung dan sekitarnya. hasil penelitian tersebut, para peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya pencemaran ringan hingga sedang dari kondisi air sungai dan air terjun di wilayah sekitar kota Bandung. Selain itu untuk arachnida adalah adanya keberagaman arachnida yang tersebar di hutan homogon dan heterogon di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Untuk burung dan kupu-kupu masih dapat kita temukan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandung yang tersebar di beberapa Taman Kota. Burung dan kupu-kupu adalah hewan yang memiliki kepekaan yang cukup tinggi jika terjadi pencemaran lingkungan seperti polusi sehingga kita akan sulit menemukan burung dan kupu-kupu di wilayah seperti Taman Kota. Untuk taman di wilayah Kota Bandung sampai saat ini kita masih bisa menemukan ada beberapa jenis dan species burung yang tersebar di wilayah Taman Kota dan sama halnya juga dengan kupu-kupu.
Terkait primata yang berasal dari Pulau Jawa seperti Suruli, Owa Jawa dan Lutung Jawa kini keberadaan mereka sangat sulit ditemukan. Kondisi alam mereka yang terus dirusak oleh kota manusia dan kondisi perburuan menyebabkan primata-primata tersebut menjadi hewan langka yang dilindungi dan di daerah Bandung Selatan sendiri terdapat konservasi Primata Jawa yang sampai saat ini sedang dalam proses konservasi primata-primata tersebut untuk dikembalikan kepada habitat asalnya.
Seminar ini cukup membuka wawasan dan cara berpikir saya. Kondisi tersebut memang sulit dilakukan perubahan dalam jangka waktu yang singkat tetapi membutuhkan proses yang sangat panjang. Kita semua terbiasa untuk terjadi hal-hal besar ataupun hal-hal yang sangat mengejutkan untuk merubah perilaku dan kebiasaan kita, Walaupun terjadi perubahan tetapi itu sulit bertahan untuk jangka waktu yang panjang tetapi hanya mampu bertahan untuk beberapa saat. Pada dasarnya pendidikan dalam keluarga itulah yang membentuk karakter kita, karakter yang peka dan sadar akan kelestarian lingkungan sekitar kita.
Kondisi yang demikian, bukan hanya menjadi tanggung jawab salah satu pihak tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama. Butuh kerjasama semua pihak dan adanya regulasi yang jelas dan terperinci dalam mengatur kebijakan terkait konservasi keanekaragaman hayati serta punishement yang tegas, jelas dan berat bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam mengeksploitasi alam dan tidak mampu untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Semoga artikel singkat ini dapat bermanfaat
Salam Perubahan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H