Mohon tunggu...
Fernanda Karim
Fernanda Karim Mohon Tunggu... Lainnya - Nama asli

mahasiswa semester 6 dari jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Hubungan Antara Sains dan Agama

25 Juni 2021   13:00 Diperbarui: 1 November 2023   11:01 13525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah bukan rahasia umum apabila sains dan agama sering tidak beriringan dalam kehidupan. Bahkan keduanya diibaratkan seperti air dan minyak atau bumi dan langit, yang senantiasa selalu berseberangan, berlawanan, mustahil bisa menyatu. Apalagi dimasa Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat seakan-akan terbagi menjadi dua golongan, golongan yang “pro terhadap sains” dan golongan yang “pro terhadap agama”. Orang-orang yang “pro terhadap sains” kian meneguhkan kepercayaan mereka terhadap sains. Mereka meyakini hanya sains (khususnya ilmu kedokteran) yang bisa mengatasi wabah Covid-19 ini. Di sisi lain, golongan yang “pro terhadap agama” memilih tidak terlalu memperdulikan protokol pencegahan dan penularan sebagai upaya menangani wabah Covid-19 ini. Mereka lebih memilih untuk pasrah kepada Tuhan dan tetap berkerumunan dalam menjalankan ritual keagamaan. Mereka beralasan, jika Tuhan tidak mau mereka tertular, tentunya mereka akan baik-baik saja. Sebaliknya, jika Tuhan menghendaki mereka tertular, pasti mereka akan tertular. Hal seperti inilah yang semakin memperkeruh hubungan antara sains dan juga agama.


Terlepas dari banyaknya pertentangan antara sains dan agama, sebenarnya ilmu pengetahuan pun tidak dapat dipisahkan dari agama. Al-Qur’an sebagai sumber rujukan utama bagi umat Islam dan segala pengembangan pengetahuan, merupakan inspirasi utama pandangan orang islam tentang adanya keterpaduan ilmu pengetahuan dan agama. Al-Qur’an dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan, mendorong seluruh manusia untuk menggunakan akal pikirannya serta menambah ilmu pengetahuan sebisa mungkin dengan cara menjadikan observasi atas alam semesta ini sebagai alat untuk mempercayai setiap teori ilmiah baru. Namun dengan demikian itu, Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan. Karena membicarakan pandangan Al-Qur’an terhadap ilmu pengetahuan bukan dilihat dari banyaknya atau ada tidaknya teori-teori ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an, melainkan dilihat dari adakah ayat-ayat Al-Qur’an yang bertentangan dengan berbagai teori ilmiah serta dorongan (spirit), arahan, bimbingan, dan pedoman untuk mengembangkan ilmu pengetahun.  Jika ditilik sejarahnya, sebenarnya kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang menimbulkan masa renaissance (kebangkitan ilmu) itu sesungguhnya mendapat semangat dan inspirasi dari ajaran Islam tentang penggunaan akal, perintah melakukan penelitian, pemahaman rasionalitas melalui kajian terhadap hukum-hukum Tuhan yang ada di alam jagat raya, perintah mengobservasi dan mengembangkan ilmu sepanjang hayat dalam rangka melakukan pendekatan diri dengan Tuhan. Namun, ketika ilmu-ilmu yang berasal dari Islam tersebut masuk ke Barat, mereka tinggalkan aspek spiritual dan moralnya, dan yang mereka ambil hanya wilayah propannya saja.


Selanjutnya, antara sains dan agama juga saling membutuhkan. Agama berfungsi sebagai pembimbing umat manusia agar hidup tenang dan bahagia di dunia dan akhirat. Adapun sains / ilmu pengetahuan berfungsi sebagai sarana mempermudah aktifitas manusia di dunia. Kebahagiaan di dunia, menurut agama adalah persyaratan untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Adapun sains dan teknologi berfungsi sebagai sarana mempermudah aktivitas manusia di dunia. Disini dapat nampak jelas hubungan antara agama dan sains. Kebahagian di dunia, menurut agama, adalah prasyarat untuk mencapai kebahagiaan di akhirat dan sains adalah salah satu sarana untuk membahagiakan dan mempermudah aktivitas manusia di dunia. Contohnya melalui teknologi transportasi, manusia dapat dengan cepat sampai ke suatu tujuan yang jauh. Lalu dengan teknologi arsitektur, manusia mampu membangun rumah yang nyaman dan indah. Semuanya itu, dalam pandangan agama, adalah penting dan perlu sebab ketenangan dan kebahagiaan tersebut membuat manusia leluasa menjalankan ajaran-ajaran agama yang mengantarkannya kepada kebahagiaan di dunia maupun akhirat.


Di sisi lain, agama juga membutuhkan penjelasan sains tentang fakta-fakta yang terjadi di alam semesta, sebagaimana yang termaktub dalam QS. Fathir (35): 27-28 :
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ (٢٧) وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالأنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ (٢٨)
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit, lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.”


Dalam hal ini, sains membantu manusia memahami perintah Allah SWT. untuk selalu memperhatikan kejadian-kejadian yang terjadi di bumi dan di langit, seperti tentang bagaimana proses turunnya hujan, bagaimana tanah yang disrirami air hujan itu bisa menjadi subur sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan buah-buahan beraneka ragam jenisnya, tentang keadaan tanah ditempat itu, mineral apa yang dikandungnya, logam apa yang terdapat didalamnya, adakah besi, loyang, tembaga, perak, emas, aluminium, timah dan sebagainya yang menyebabkan gunung-gunung beraneka macam warnanya, tentang manusia yang diciptakan dengan beragam suku, ras, dan bahasa serta hewan-hewan yang beragam jenis dan bentuknya. Itu semua tidak lain dan tidak bukan supaya mereka dapat memperoleh manfaat dari hasil kajian terhadap alam raya ini dan agar mereka mengetahui tanda-tanda kekuasaan Tuhan didalamnya yang akan membawa manusia semakin dekat dengan Tuhan.  Adapun ilmu pengetahuan juga membutuhkan agama dalam memberikan dasar moral bagi penerapan dan kegunaan sains tersebut bagi kehidupan umat manusia dan lingkungan. Karena ilmu pengetahuan selain dapat memberikan dampak positif, juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia. Teknologi informasi misalnya terkadang digunakan untuk mempromosikan pornografi, memfitnah, mengadu domba, memprovokasi dan sebagainya. Teknologi di bidang kimia, atom atau nuklir dapat digunakan untuk membunuh orang serta alat-alat teknologi lainnya seperti mesin pemotong kayu yang digunakan untuk membabat hutan sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan dampak kekeringan di musim kemarau, longsor, dan banjir bandang yang dapat menenggelamkan desa-desa dan bahkan dapat menewaskan manusia.  Dalam hal ini sains memerlukan agama untuk membangun moral serta perilaku manusia supaya menjadi lebih baik lagi. Ini tentu sejalan dengan tujuan agama Islam, yaitu Hifdz al-Nafs (memelihara jiwa), Hifdz al-'Aql ( memelihara akal), Hifdz al-Din (memelihara agama), Hifdz al-Maal (memelihara harta), dan Hifdz al-Nasl (memelihara keturunan).  Jadi, bisa kita lihat dari sini bahwa sains dan agama sama-sama bertujuan memberi ketenangan. Agama memberikan ketenangan dari segi batin karena ada janji setelah kematian, yaitu kebahagiaan di akhirat. Sedangkan ilmu pengetahuan memberi ketenangan sekaligus kemudahan bagi kehidupan di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun