Kelompok  MMD 54 Universitas Brawijaya berhasil dalam program Kerja MMD di Desa Ampelgading, Kabupaten Blitar.Â
Jadi, dengan rasa semangat dan antusiasme yang tinggi, kelompok ini berhasil memasang 35 biopori di 35 titik strategis, mencakup 30 rumah warga dan 5 titik di halaman sekolah.Â
Langkah ini merupakan bagian dari upaya kelompok MMD 54 untuk menciptakan desa Ampelgading sebagai desa ecoheritage yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pemasangan Biopori: Solusi Sederhana, Dampak Luar Biasa Terhadap Lingkungan
Pipa Biopori merupakan lubang resapan air yang dibuat di didalam tanah untuk meningkatkan daya serap air, mengurangi genangan, serta mengatasi masalah banjir dan kekeringan.Â
Selain itu, biopori juga berfungsi sebagai kompos alami dengan memanfaatkan sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Dikutip dari https://blog.eigeradventure.com/manfaat-biopori/ (2/08/2024)
Masa Depan Desa Ampelgading sebagai Desa Ecoheritage
Kelompok MMD UB 54, yang terdiri dari mahasiswa berbagai jurusan, yang dimulai dari fakultas pertanian, perikanan, peternakan dan lain sebagainya bekerja keras untuk mewujudkan visi Ecoheritage di Desa Ampelgading.Â
Hal pertama yang dilakukan yaitu  melakukan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya biopori, memberikan pelatihan cara membuat dan merawatnya, serta membantu proses pemasangan di rumah-rumah warga dan halaman sekolah.
"Kami ingin memberikan kontribusi nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat. Pipa Biopori adalah salah satu cara sederhana namun efektif untuk menjaga kelestarian lingkungan," ujar penanggung jawab Program Kerja MMD 54, Fernanda Gusti Syahputra.
Partisipasi dan Dukungan Masyarakat
Tidak hanya mahasiswa yang terlibat, masyarakat Desa Ampelgading pun menyambut baik program ini. Pak RT (Sukadi), salah satu warga yang rumahnya dipasangi pipa biopori, mengaku sangat terbantu dengan adanya pemasangan pipa biopori.Â
"Halaman rumah saya setiap musim hujan sering tergenang air saat hujan deras. setelah ada pemasangan pipa biopori, genangan air di halaman rumah saya berkurang dan tanaman saya yang tumbuh di sekitarnya lebih subur," ungkap Pak RT (Sukadi).
Pendidikan Kelestarian Lingkungan di SDN 2 Ampelgading
Pemasangan biopori di halaman sekolah SDN 2 Ampelgading juga membawa dampak positif. Selain membantu mengatasi genangan air, program kerja ini juga menjadi sarana edukasi dan pengalaman yang berharga bagi para siswa.Â
Para siswa diajarkan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sejak dini, serta cara membuat dan merawat pipa biopori.
Kepala Sekolah SD Negeri Ampelgading, menunjukan apresiasi terhadap mahasiswa MMD 54. "Ini adalah salah satu upaya yang terbaik untuk mengajarkan kelestarian lingkungan.
Anak-anak tidak hanya belajar teori di kelas, tapi juga praktik langsung di lapangan. Mereka jadi lebih peduli pada lingkungan sekitar," ujarnya.
Menuju Masa Depan Desa Ampelgading yang Lebih Hijau dan Lestari
Dengan terwujudnya program pemasangan pipa biopori ini, Desa Ampelgading mampu mewujudkan sebagai desa Ecoheritage di Kabupaten Blitar.Â
Kelompok MMD 54 Universitas Brawijaya berharap dengan adanya program kerja pemasangan pipa biopori di Desa Ampelgading dapat menginspirasi banyak pihak termasuk desa-desa yang untuk lebih peduli dan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan.
"Dengan rasa semangat dan gotong royong yang tinggi, kami yakin Desa Ampelgading bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,"Ujar Fernanda Gusti Syahputra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H