Mohon tunggu...
ferli ansyah
ferli ansyah Mohon Tunggu... -

saya di besarkan dari keluarga sederhana dengan jumlah saudara di atas rata2

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menunggu Oktober

3 September 2013   13:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:26 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Aden begitu gagah dengan busana kemeja panjang rambut rapi dan muka kelimis mungkin baru pagi tadi ia mencukur kumisnya semua mata gadis yang melihat mungkin akan terpana melihatanya, pesonanya tersebar ketika ia keliling kampung pagi itu, di tambah lagi ia  lulus dari kuliahnya bayangkan saja pemuda tanpan dan anak orang terpandang. Aku juga sebagai wanita yang termasuk beruntung dari sekian banyak wanita di kampung ku jelas saja, dari sekian banyak wanita mas Aden memilih aku sebagai kekasihnya walaupun tak banyak yang tau hanya kami berdua saja, alasanya karena ia takut kalau ada yang tau tentang hubungan kami  dan orang tuanya memarahinya karena alasan ia belum selesai kuliah Malam itu aku sangat bahagia bukan karena aku mendapatkan hadiah mobil dari kuis yang banyak di televisi atau aku menemukan uang satu koper di tengah jalan tapi aku bahagia karena bisikan mas Aden di malam itu dan janjinya yang begitu manis dan semanis madu "tunggulah aku di bulan oktober Juminah, aku akan meminangmu" aku terbuai dengan semua rayuan lelaki itu sehingga aku memberikan semuanya termasuk kehormatan ku sebagai wanita yang selama ini aku pertahankan. Sejak kejadian 3 minggu lalu aku terus saja melamunkan mas Aden yang telah berangkat lagi ke kota katanya ia akan segera wisuda bulan okober nanti, aku semakin cemas memasuki bulan september bukan karena cemas hujan akan turun dengan lebatnya sehingga banjir menggenangkan kampungku ataupun terjadi longsor dikampungku tapi karena aku merasakan ada yang lain di badanku sesuatu telah tumbuh di dalam rahim ku,aku cemas bila mas Aden tidak pulang di bulan oktober, namun memasuki tanggal 21 september aku pun legah karena aku mendapatkan  kabar yang baik kedua orang tua mas Aden akan berangkat ke kota untuk menghadiri acara wisuda anaknya aku semakin percaya bahwa aku akan segera menikah dan tak perlu cemas bila anak yang ada di kandungan ku ini tak memiliki ayah ****** Bulan oktober yang ku tunggu datang dan ketika bulan itu memasuki hari kedua  maka mas Aden pun telah tiba di kampungku. Mas Aden masuk kekampung dengah gagah semua warga menyambutnya ini dikarenakan orang tua Aden menggelar acara syukuran atas kelulusan anaknya, dari semalam rumah orang tua Aden pun ramai pegeleran dangdut kampung pun di gelar belum lagi pertunjukan wayang Mas Aden begitu gagah ia menebarkan senyum nya kepada siapapun yang memberikan selamat kepadanya. Aku belari memeluknya dan semua orang tampak heran dengan tingkah ku semua warga sekan tak percaya dengan apa yang dilihatnya langusng dengan sigap Aden melepaskan pelukanku "apa-apan kamu Juminah" aku sekan tak percaya ku kira mas Aden akan memeluku dengan erat dan mengatakan hal yang sama dalam benakku "mas masih  ingatkah kamu dengan ku?,  ingat kah kamu dengan janjimu?" semua warga menatap ku dan berbisik "janji apa?aku tidak ada hubungan denganmu Juminah"  mas Aden mengelak semua perbuatanya Aku terus saja memegang perutku dan menyuruh isi dalam perut ini bicara siapa penyebab semuanya namun itu mustahil "mas...."  aku mulai menangis dan semua orang mulai meninggalkanku , aku seperti tak  di gubris oleh mereka Mereka pahAm dengan situasi seperti ini,siapa yang tak ingin memiliki suami seperti dia, orangnya ganteng, penampilan rapi, masa depan terjamin karena orang tunya memiliki harta yang banyak dan anak terpandang di kampung itu  maka banyak sekali wanita yang mengaku sebagai kekasih atupun pacar dengan Aden bahkan ada yang mengaku berbadan dua atas hubungan itu seperti yang terjadi beberapa tahun lalu. Dan aku tak percaya pada hal itu sama halnya dengan warga sekitar semua tau banyak wanita yang akan mengakui bahwa Mas Aden merupakan sosok yang jujur diam dan tak seperti pemuda kebanyakan tapi kini aku tau semua itu salah aku hanya terdiam kini oktober yang ku tunggu menjadi kelam dan menjadi petaka untuku, kini aku terus saja menunggu hingga oktober berikutnya agar ia ingat akan janjinya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun