Mohon tunggu...
ferli ansyah
ferli ansyah Mohon Tunggu... -

saya di besarkan dari keluarga sederhana dengan jumlah saudara di atas rata2

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hantu Orang-orangan Sawah

26 Agustus 2013   17:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:47 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hamparan sawah menguning begitu luas terlihat ketika kamu masuk di sebuah desa kecil, itu desa dimana aku tinggal,  semua tumbuhan  subur di sini dan para petani pun sangat berkecukupan dengan hanya mengandalkan hasil tani saja, tapi yang membuat semua begitu mengherankan adalah padi mereka tidak diserang hama sedikitpun bahkan di siang hari tak tampak burung-burung pemakan padi terlihat,  entah karena apa? tapi yang jelas ini tak masuk akal dan aturan yang paling ganjil di daerah ini adalah dimana tidak boleh mengunjungi sawah pada malam hari dan itu semua harus di turuti oleh semua warga kampung itu dan kalau tidak terima sendiri akibatnya

Aku kembali ke desa ini setelah berhasil menyandang gelar S1 ku aku sengaja mengambil jurusan pertanian karena suatu saat pasti akan berguna karena ayahku juga seorang petani, ayah begitu senang melihatku aku di sambut dengan ramah olehnya ku lihat gabah banyak di jemur di depan rumah dan siap untuk di giling

"panen raya ya yah?"aku heran begitu banyak  ayah menghasilakan gabah padahal ia hanya memiliki beberapa petak sawah saja.

"hahahahah iya nak ayahkan baru saja membuka lahan baru dan hasilnya kau bisa lihat sendiri" ayah begitu senang

Aku coba memberikan beberapa ilmu yang kudapat dari perkulihan ku selama ini, aku coba menjelaskan cara memupuk atau cara menanam atau menjelaskan hama-hama yang biasa merusak batang padi dan yang paling mutakhir aku menjelaskan bagaimana cara mendapatkan hasil panen yang berlimpah pada ayah dan teman-temanya di ladang namun sepertinya sia-sia karena aku yang di buat terkejut oleh kenyatanya

"Ayah hama apa yang biasa merusak padi -padi di sini?"aku heran karena mereka tidak menggunakan pengusir hama atau jaring untuk menghalangi burung

"padi-padi di sini tidak pernah di serang hama nak" jelas ayah datar

"tidak pernah yah? tanya ku heran tidak mungkin rasanya mana ada tanaman yang tidak di pupuk dan tidak di beri racun hama bisa terbebas dari hama setidaknya hama burung tapi yang ku lihat memang tidak terdapat burung di sekitar situ dan membuat aku penasaran

Ayah hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan ku yang penuh dengan rasa penasaran, aku bertanya lagi "lalu apa yang mebuat hama itu menjadi takut?"

Ayah menunjukan sebuah patung orang-orangan sawah namun itu seperti orang-orang sawah yang biasa ada sesuatu yang aneh dan rupanya seperti mayat yang kering lalu di awetkan sangat mengetikan dan di balut oleh kain hitam dengan mata menyala seperti di berikan berlian  "lebih mirip hantu" ucapku dalam hati. yang paling aneh ketika aku mendekatinya ada hawa yang aneh sehingga bulu kudukku berdiri  pantas saja hama pengganggu pada takut semua

malam itu aku tidak bisa tidur aku berusaha mencari telpon genggamku aku sudah mencarinya di seluruh sudut ruangan di kamarku dan aku juga berusaha mencari di berbagai sudut rumah namun hasilnya nihil, aku baru ingat aku tadi membawanya ke sawah dan aku tinggal di pondok, aku harus mencarinya kalau sampai hilang aku juga bakal hilang nomor-nomor orang penting seperti teman-temanku kuliah . Aku mencoba bergegas pergi kesana namun aku di cegah oleh ayahku

"mau kemana kamu nak malam-malam begini?"

"aku mau kesawah yah ada yang tertinggal" aku pun bergegas mau berangkat namun ayah menarik tangan ku

"jangan pergi ke sawah malam -malam itu pantangan disini, lagi pula barang yang kamu cari tidak akan hilang " ayah memperingatkan ku

"tidak ayah aku sudah janji ingin mengabarkan risa malam ini"

ayah bersikeras melawanku "pokoknya jangan pergi "tanganya begitu erat memegang bahuku

aku tak ingin berdebat aku pun mengalah dan masuk kembali ke dalam rumah, tapi pikiranku tidak tenang aku coba mengawasi ayah apakah ia sudah tidur dan aku keluar segaca diam-diam setelah aku tau ayah begitu pulas tertidur, aku menyelinap keluar rumah menuju sawah namun sepanjang jalan yang ku selusuri tak tampak aktifitas di malam hari semuanya sepi senyap seperti tiada penghuni, apakah ini karena sudah malam? aku pun melihat jam tanganku baru jam 9 malam, mungkin saja ini bedanya kota sama desa jam segini sudah sepi dan senyap. Dengan sebuah senter aku coba menuju ke sawah,  semuanya begitu gelap aku bersusah payah menuju tempat dimana pondok itu berada namun tiba -tiba aku  merasakan hawa yang lain dimana membuat bulu kuduk merinding.

tiba-tiba tanaman padi itu berguncang hebat dan bergerak-gerak seperti ada yang menggerakannya aku mulai cemas cepat- cepat aku mencari telpon genggamku dan ketemu, baru saja aku mau mengambilnya tiba-tiba muncul orang-orangan sawah dari sudut pondok, akupun terkejut dan hampir terjatuh, mata oarang-orangan sawah itu merah menyala kini jari-jarinya yang terbuat dari jerami seperti senjata tajam  aku belari ketakutan dan mencoba meminta tolong, beberapa kali aku hterjatuh namun sepertinya aku kalah cepat dengan orang-orangan sawah itu ia sudah di depan mataku, aku tidak bisa belari keman-mana lagi aku hanya pasrah dan beteriak minta tolong "tolong ....tolong" naun sepertinya suaraku terjepit di kerongkongan mungkin karena aku terlalu takut sehingga tidak ada suara yang keluar, aku belari kebelakang dan ternyata aku sudah di kelilingi oleh orang-orangan sawah yang lain. Mereka seakan marah karenaaku telah menganggu malam tenang mereka, aku coba berdiri dan menerobos mereka yang telah mengepung aku dan aku berhasil aku berlari, badan ku penuh dengan luka dan semua baju ku kotor semua namun aku tak menghiraukan itu yag jelas aku harus lari samapai di kampung namun kurasakan jalan menuju kampung yang dekat serasa jauh sekali dan baru ku sadari aku hanya berputar-putar di situ saja dan aku mulai kehabisan tenaga dan akhirnya kau pingsan

aku merasa tubh di angkat seseorang dan aku merasa bahwa tubuhku melayang-layang dan semua luka ditubuhku tak ku rasakan sakit, aku kembali mencoba mencari tau apa yang terjadi padaku kini aku telah berada dalam ruangan  yang aku tau itu ruang kamar ku

.......

aku terus berfikir itu adalah mimpi  karena luka di tubuh ku tidak ada dan aku seperti orangf linglung aku tidak bisa itu terima itu mimpi aku serasa bena-benar mengalami hal itu. aku pun menemukan jawabannya setelah membuka handphone ku dan melihat gambar. gambar yang menjawab semuanya apakah tu mimpi atau nyata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun