Mohon tunggu...
Ferliam Felianto
Ferliam Felianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa sekolah Kristen Kanaan Jakarta, ingin menjadi penulis terkenal

Hobi saya adalah menggambar, saya juga sering bermain game

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kekacauan di Pelita Raya! Alur Cerita Bakwan Fight Back Episode 9 Pov Pelita Raya

10 Oktober 2024   21:15 Diperbarui: 10 Oktober 2024   22:22 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah berenang Bhima memukuli Ian sekali lagi di toilet, bersamaan dengan Adnan yang tiba-tiba datang, setelah itu mereka berkumpul di bawah jembatan tempat markas pelita manju.

Mereka menghubungi Ian untuk dijadikan samsak latihan oleh mereka, ditengah latihan Selina menghampiri Bhima dan mengajaknya ke atap sekolah sehabis sekolah, Ian mulaimenganggap Bhima sudah terlalu berlebihan, meski Ian sudah meminta maaf tetap saja Bhima terus-terusan menggebuknya.

 "Sebenarnya selama ini kita menganggap kamu adalah mainan, DAN KAMU AKAN MENJADI SAMSAK KITA SETIAP HARI! Untuk menghilangkan kekesalan kita, Masa lalu biar masa lalu dan sekarang tetap kamu adalah mainanku Ian ingat ya", lalu Bhima pergi ke atap menemui pak Matthias bersama Selina, pak Matthias berkata "kalian ini sebenarnya  ga jauh beda, kalian tuh sama-sama anak dari teman lama saya, jadi ya kalian dekat aja-" "sebentar, bapak ngasih tau ayah saya ke dia?" Ucap selina, pak Matthias membalas "enggak, saya gak ngasih tau, dianya sendiri yang bilang ke saya" "kamu tau darimana?" Ucap Selina ke Bhima," aku mau nanya aja deh, Arya tuh bapakmu kah?", "kamu tau darimana ayahku?" ,Bhima mencoba untuk tidak menjawabnya. 

"Memang kenapa?" Kemudian Selina membalas "udah gausah ngancem-ngancem aku juga tau ayahmu siapa. Awan kan?" Bhima ingin langsung ke pokok pembicaraan, ternyata Selina bertanya ke pak Matthias kenapa ia membiarkan Bhima bertindak semena-mena," jadi gini Selin, Bhima ini adalah anaknya dari kawan saya dulu, jadi ya kayak kamu aja saya anak emaskan dan sekarang pun Bhima juga calon-calon yang bakal saya anak emaskan juga gitu."

 "Tapi saya kan kasusnya beda gitu, bapak disini diutus sama ayah saya. Kita disini bukan untuk- aish, bapak taulah kita ngapain di sekolah ini, kenapa sampe bawa-bawa dia juga? Kalo misalnya rencana kita gagal karena orang ini gimana?", "sebenarnya dia gak ada keterkaitannya sama rencana kita dia cuma saya bebasin doang, dia cuma saya beri kebebasan doang di sekolah ini, tidak ada hubungannya." Bhima membalas "ya aku tau, kemarin sempat tau sih kalian punya bisnis-bisnis sesuatu kan?", "lah bapak ngasih tau dia?" 

"Apaan Sel, saya dirumah mulu kapan keluar rumah?". "Gak-gak pokoknya aku taulah aku dapet informasi dari luar, dan ya Selin aku juga tidak peduli dengan bisnis mu itu jadi aku cuma bilang sama kamu jangan ikut campur sama hal yang kulakukan disekolah oke, udah itu aja. Selama dia gak ikut campur dengan apa yang aku lakukan disekolah, aku gak akan urusin dengan masalah bisnis-bisnis kalian itu","kamu juga jangan pernah ikut campur sama urusan kami, dan satu lagi, JANGAN BUAT SELENA KENAPA-NAPA.

" Selama pak Matthias dan Selina tidak ikut campur dengan masalah Bhima, Bhima juga tidak akan ikut campur. 

Akhirnya Bhima bertemu Selena di markas pelita manju, tampaknya Selena ingin mengakrabkan diri dengan Bhima, "kemarin,masalahmu dengan Selina gakpapa kan? Aku dengar kemarin kalian berantem gitu di camp" "aku tidak akan ikut campur kedalam urusanmu dengan Selina, cuman kalo kamu mau tempat berkumpul dan mencari teman, mungkin pelita manju siap menerima kamu, karena kita semua menganggapmu sebagai teman dan kamu juga kuat, aku tidak memaksa karena ini adalah keputusanmu, kemarin kamu juga lihatkan apa yang anak kelas perbuat kepadaku?", Selena tampaknya mempercayai Bhima dan mau bergabung ke pelita manju, Selamat datang di PELITA MANJU, SELENA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun