Yang amat saya hormati saudara Anies Baswedan,
Yang Terhormat Teman-Teman Barisan Nusantara,
Yang Terhormat Teman-Teman Turun Tangan,
Kerja bersama untuk sebuah cita-cita sudah dijalankan. Hasil konvensi sudah diketahui bersama sebagai hasil anti klimaks. Inilah realitas politik saat ini.
Ada 3 hal penting yang telah didedikasikan oleh Anies Baswedan bersama Barisan Nusantara dan Turun Tangan:
1. Anies Baswedan bersama Barisan Nusantara dan Turun Tangan telah menunjukkan keteladanan bagaimana berpolitik secara jujur di tengah para politisi yang umumnya bermoral bedebah. Aksi-aksinya aktivitas politiknya dengan dukungan Barisan Nusantara dan Turun Tangan adalah aksi-aksi nyata yang bersih dan steril dari politik uang. Anies menunjukkan pada bangsa ini keteladan tentang bagaimana berpolitik dengan kejujuran etika; jauh dari politik uang. Ini sebuah keteladanan langka yang dimiliki oleh pemimpin politik saat ini. Ini akan menjadi inspirasi kembali akan cerita para teladan kita masa lalu seperti Soekarno, Hatta, Natsir, dll yang berpolitik bersih dari politik uang dan bersih dari moral bedebah.
2. Anies Baswedan bersama Barisan Nusantara dan Turun Tangan telah ikut membudayakan politik egaliter dengan sistem konvensi. Konvensi (terlepas di Partai Demokrat amat jauh dari sempurna dan setengah hati melakukannya karena kepentingan dinasti Cikeas yang amat kental) sebenarnya contoh baik mekanisme rekruitmen calon pemimpin bangsa yang sifatnya egaliter dan melibatkan masyarakat. Mekanisme konvensi ini secara proses jauh lebih baik dari pada mekanisme yang menunjuk Ketua Partainya jadi capres, seakan Partai mengabdi pada kepentingan ketua partainya. Mekanisme konvensi ini hendaknya ke depan menjadi budaya bagi sistem rekruitmen pemimpin nasional. Anies Baswedan dalam hal ini telah turut serta membangun budaya mekanisme yang baik dalam sistem perekrutan pemimpin bangsa.
3. Anies Baswedan bersama Barisan Nusantara dan Turun Tangan juga telah menunjukkan keteladanan bahwa pemimpin itu tidak cuma seorang pengamat di luar lapangan. Dia harus turut tangan melakukan aksi-aksi nyata politik saat dia diberi amanah untuk melakukannya seperti dalam konvensi. Dia siap untuk terjun berpolitik saat memang dia merasa harus melakukannya: menyapa konstituennya dengan visinya, mensosialisasikan programnya dan mendengarkan keinginan masyarakatnya. Anies telah menunjukkan kepada kita bahwa pemimpin tidak cuma pandai bicara yang menginspirasi tapi juga terjun dengan aksi-aksi turun tangan politik yang menginspirasi.
Ketiga hal tersebut sudah dilakukan Anies Baswedan bersama Barisan Nusantara dan Turun Tangan selama konvensi berlangsung. Tugas itu sudah selesai dijalankan dengan baik.
Sekarang apa langkah selanjutnya yang perlu dilakukan? Menurut saya pribadi (sekali lagi ini menurut saya pribadi) adalah sebagai berikut:
1. Anies Baswedan bersama Barisan Nusantara dan Turun Tangan sebaiknya menolak terlibat dalam Poros Baru Bentukan SBY/Partai Demokrat. SBY itu dikenal sebagai pemimpin yang hanya mementingkan diri sendiri dan keluarganya. SBY dikenal dengan pemimpin egois yang bisa mengorbankan kepentingan bangsanya untuk dirinya. Jadi keinginan SBY saat ini untuk buat Poros Baru harus dimaknai sebagai kepentingan pribadi dan keluarga yang ingin diperjuangkan oleh SBY.
Tujuan SBY jelas: SBY ingin Hatta Rajasa yang besannya berpasangan Prabowo lah yang menang. Poros Baru atau Poros ketiga ini lebih ditujukan untuk memecah suara Joko Widodo. Contoh paling nyata adalah keinginan PD tiba-tiba mencalonkan Sultan HB X untuk jadi Presiden berpasangan dengan peserta konvensi. Jelas kehadiran Sultan HB X ditujukan untuk memecah suara Jawa Tengah atau orang Jawa yang pro Jokowi jadi terbelah memilih Sultan. Meskipun usulan mengajukan Sultan tidak mungkin bisa terealisasi lagi tapi paling tidak kita bisa baca niatnya PD dan SBY membentuk Poros Baru atau Poros Ketiga.
Anies Baswedan bersama Barisan Nusantara dan Turun Tangan harus menjauh dari kepentingan pribadi SBY ini. Jadi, sebaiknya Anies Baswedan untuk tidak lagi bersama Partai Demokrat dan SBY. Konvensi sudah selesai dan selesai pula lah tugas Anies Baswedan untuk saat ini dalam konteks Pemilihan Presiden Indonesia 2014.
2. Anies Baswedan bersama Barisan Nusantara dan Turun Tangan sebaiknya mendukung secara moral tokoh baik dalam hal ini Joko Widodo yang menjadi Presiden. Anies Baswedan bersama Barisan Nusantara dan Turun Tangan harus juga membantu secara moral agar Joko Widodo tidak salah memilih calon wapres pendampingnya. Jangan sampai Joko Widodo tidak berani bersikap mandiri dari tekanan Puan Maharani dan kroninya yang berambisi jadi cawapres-nya Joko Widodo. Jika Joko Widodo sampai memilih Puan Maharani menjadi cawapres maka malapetaka besar bagi bangsa ini.
Sebagai tugas akhir dalam konteks pilpres ini, tugas Anies Baswedan bersama Barisan Nusantara dan Turun Tangan secara moral mendukung Joko Widodo agar memilih cawapresnya orang baik seperti Muhammad Jusuf Kalla!
3. Setelah itu dilakukan maka segera untuk sementara waktu Anies Baswedan „meninggalkan“ sebentar gelanggang politik yang dalam 6 bulan terakhir penuh hiruk-pikuk dan dinamis. Tugas Anies Baswedan dalam konteks pilpres sudah selesai. Anies Baswedan sebaiknya kembali ke Paramadina dan kembali mengabdi pada dunia idialismenya: Pendidikan!
Saatnya Indonesia Mengajar, Indonesia Berpijar, Indonesia Menginspirasi kembali menjadi prioritas kerja-kerja riilnya. Ada 1.001 masalah pendidikan pada bangsa ini yang harus diselesaikan. Kita semua membutuhkan orang cerdas dan idialis untuk membantu menyelesaikan hal ini. Anies Baswedan terbukti punya kesabaran dan ketabahan luar biasa untuk membangunnya. Jadi, saatnya Anies Baswedan sementara ini tinggalkan dulu hiruk pikuk pilpres, kembali menjadi Rektor Universitas Paramadina dan kembali membangun kerja-kerja riil pendidikan tanpa pamrih.
4. Turun Tangan sebaiknya terus bersinerji dengan Anies Baswedan dan Barisan Nusantara untuk membangun kerja-kerja riil baik di bidang pendidikan seperti memeperkuat Indonesia Mengajar atau pun penguatan perlawanan terhadap praktek korupsi di Indonesia. Akan lebih baik, anak-anak muda idialis, cerdas dan berani dari Turun Tangan ini mulai semakin aktif juga membangun kampanye anti korupsi secara nasional di Indonesia. Menjadi “pasukan-pasukan khusus” yang siap berperang melawan praktek-praktek korupsi. Mulailah Turun Tangan memperkuat konsolidasi di berbagai wilayah tanah air sebagai gerakan pemberantas korupsi secara simulatan dan menasional.
5. Barisan Nusantara harus mulai mewujudkan 3 visi-misi pentingnya: (1) Membangun Think Tank bereputasi terhormat yang prinsipnya mampu membangun Platform Pembangunan untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa berdaulat secara ekonomi, sejahtera secara merata serta hukum yang adil. (2) Membangun Partai Modern yang lebih memperjuangkan idialism dan memiliki platform partai jelas yang nota bene berbeda dengan partai-partai pragmatis yang berpolitik dagang sapi untuk kejar kekuasaan belaka. (3) Membangun ormas modern yang misinya mempromosikan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat menengah ke bawah seperti pengusaha kecil, petani, nelayan, buruh, serta berbagai profesi agar punya jejaringan kuat untuk membangun ekonominya.
Visi dan Misi idialis tersebut diatas masih bersifat abstrak, tugas Barisan Nusantara lah dalam 5 tahun ke depan untuk mewujudkannya dalam kerja-kerja nyata.
Semoga ke depan Indonesia yang menjadi Tanah Air ku semakin maju demi masa depan anak-anakku dan anak-anak dari anak-anakku serta juga anak-anak anda semua.
Dari Tepian Lembah Sungai Elbe,
Ferizal Ramli
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H