Batik adalah salah satu karya seni budaya Indonesia yang mendunia. UNESCO telah mengukuhkan batik sebagai karya pusaka kemanusiaan lisan dan tak benda (Master Pieces Of The Oral and Intangible Heritage of Humanity) kepada Indonesia sejak 2 Oktober 2009.Â
Sejak saat itulah batik mulai banyak dikenal oleh setiap kalangan. Dalam rangka melestarikan budaya yaitu khususnya Batik maka Dosen UMM dari jurusan PGSD, Teknologi Pangan, Kehutanan, Peternakan bekerjasama dengan DUDI Yagasu. Kerjasama yang dilakukan Dosen UMM dengan DUDI Yagasu ini berhubungan dengan penciptaan pewarna batik berbahan dasar alam. Pewarnaan alam yang digunakan berasal dari mangrove, secang, manjakani, indigo dll
                         Gambar 1 : Sambutan oleh ketua Divisi Penelitian DPPM, Ibu Dr. Ir. Aniek Iriany M.P.
Dalam rangka melakukan kerjasama tersebut maka Dosen UMM mengadakan kegiatan workshop yang dihadiri oleh DUDI Yagasu. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dari program Kedaireka yaitu Matching Fund pengabdian eksternal, dengan ketua pengabdian Ibu Belinda Dewi Regina S.Pd, M.Pd dan ketua pelaksana acara workshop yaitu bapak Dr. Ir. Wehandaka Pancapalaga, M.Kes
Gambar 2 : Ibu Siti Mutdrika selaku pemateri 1
Kegiatan workshop ini dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2022 yang bertempat di Samara Hotel & Resort Kota Batu. Workshop yang bertemakan tentang "Pemahaman Sumber Pigmen Berbahan Alam dan Implementasinya" ini dihadiri oleh para dosen yaitu Prof. Dr. Ir. Elfi Anis Saati, M.P, bapak Dr. Ir. Wehandaka Pancapalaga, M.Kes, bapak Galit Gatut Prakosa, S.Hut.,M.Sc, Â dan dihadiri oleh DUDI dari "Yagasu" sejumlah 25 orang, serta 15 peserta dari mahasiswa UMM, tak lupa kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Divisi Penelitian DPPM UMM.
Sambutan acara disampaikan oleh Ibu Dr. Ir. Aniek Iriany, M.P selaku Kepala Divisi Penelitian DPPM UMM. Beliau mengatakan bahwa "Kegiatan ini merupakan kegiatan Matching Fund yang berupaya dalam hal kerjasama antara mitra batik dengan perguruan tinggi, harapannya ini bisa berlanjut hingga seterusnya, termasuk juga dalam hal penelitian dosen dan mahasiswa, ditambah lagi sekarang mahasiswa dapat belajar dimanapun dengan adanya program merdeka belajar."
Kegiatan workshop ini mendatangkan 2 pemateri dari luar Malang dengan memiliki keahliannya masing-masing dalam hal membatik. Masuk materi pertama disampaikan oleh Ibu Mudrika dan dimoderatori oleh salah satu mahasiswa dari jurusan Teknologi Pangan yaitu Deksa Aldebaran.Â
Ibu Mudrika merupakan pemilik Sanggar Mamalya yang mewadahi praktek dan karya batik tulis. Produk unggulan beliau salah satunya adalah batik ecoprint dengan pewarna alami. Sumber pewarna alami yang digunakan diantaranya berasal dari mangrove, kayu secang, manjakani, biji delima, akasia, dll.Â
Selain itu, beliau menyampaikan bahwa penggunaan pewarna alami di sanggar beliau sudah menggunakan pewarna alami dalam bentuk bubuk, karna lebih efektif dan lebih menghemat waktu.
                        Gambar 3 : Ibu Siti Sa'adah selaku pemateri 2
Pemateri kedua diisi oleh Ibu Siti Sa'adah, beliau merupakan salah seorang penggerak PKK di salah satu desa di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur tepatnya di Kecamatan Purwosari dan telah memiliki lebih dari 30 UKM.Â
Beliau memfokuskan pada mangrove dan rumput laut sebagai sumber daya alam yang berpotensi di Pasuruan sebagai pewarna alami batik. Beliau memiliki banyak karya diantaranya Tari Lambau, Tari Mukibat, Batik Botok, Batik Lipat, Batik Lapindo, Batik Segiri, dll. Kegiatan ini dilanjutkan dengan praktek batik lipat yang diikuti oleh semua audiens yang hadir.Â
Setiap peserta workshop diberi selembar kain putih dan bebas berkarya batik lipat sesuai arahan dan instruksi dari Ibu Siti Sa'adah. Hasil dari kegiatan praktek tersebut berupa batik lipat dengan berbagai warna dan kreasi menggunakan pewarna alami serta fiksasi batik menggunakan air tawas, tunjung, ataupun air kapur.Â
Belinda Dewi Regina selaku ketua pengabdi dari program Mutching Fund ini menyampaikan bahwa kegiatan workshop ini merupakan kegiatan ke 4 dari 5 kegiatan yang dimulai dari Riset Inventarisasi Tanaman Lokal Penghasil Pigmen, Riset Karakterisasi Pigmen dari Potensi Tanaman Lokal dan Standarisasi Produk Pewarna serta Metode Pewarnanya.Â
Kegiatan workshop ini kemudian diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada kedua pemateri serta foto bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H