Mohon tunggu...
Feri Nata
Feri Nata Mohon Tunggu... Guru -

Guru di Sekolah Kristen Calvin, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

10 Tahun Sekolah Kristen Calvin - Momen Mengucap Syukur, Kontemplasi, dan Berbenah (Bagian I)

12 Agustus 2018   16:48 Diperbarui: 13 Agustus 2018   22:18 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sekolahkristencalvin.org

Sepuluh tahun. Jika kita analogikan dengan usia manusia, mungkin sepuluh tahun perjalanan Sekolah Kristen Calvin (SKC) hanyalah masa-masa di mana sekolah ini baru mulai belajar "berjalan", mulai "makan" dan "mandi" sendiri, dan sedang duduk di bangku "sekolah dasar-SD".

Tetap saja banyak hal yang bisa disyukuri ketika anak-anak menginjak usia 10 tahun, demikian juga dengan SKC. Begitu banyak hal yang bisa disyukuri selama 10 tahun ini. Melihat kembali ke awal-awal berdirinya SKC, beberapa guru mengatakan, "Kalau sekarang diminta memulai SKC dari awal kembali, mungkin malah tidak berani bergabung."

Kesulitannya begitu besar. Tantangannya selalu baru. Namun, tentunya ketika SKC bisa sampai pada usia 10 tahun ini, penyertaan Tuhan sematalah yang memungkinkan hal itu.

Momen Mengucap Syukur

Kesulitan dan tantangan yang dihadapi selama 10 tahun ini bagaikan rasa sakit melahirkan yang terabaikan ketika sang ibu mendengar tangisan bayi. Rasa sakitnya tetap ada, tetapi sukacita yang melimpah membuat rasa sakitnya tertutupi bagaikan rasa pahit kopi yang tertutupi dengan manisnya gula.

Metafora ini mungkin terdengar sangat berlebihan. Namun, sejatinya itulah yang mewakili perasaan keluarga besar SKC. Begitu limpah penghiburan yang Tuhan hadirkan di tengah-tengah impitan kesulitan. Penulis akan membagikan beberapa hal untuk mewakili limpahnya berkat Tuhan atas SKC selama 10 tahun ini.

17 Keluarga Nekat

Setelah bergelut selama 7 tahun di sekolah, penulis tahu betapa sulitnya memulai sebuah sekolah. Pasti ada kecenderungan orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah yang sudah memiliki rekam jejak yang baik. Pun dalam memilih seorang pemimpin daerah atau presiden, kita perlu melihat rekam jejak sang calon (bukan kampanye ya).

Maka dapat dipastikan, memulai SKC merupakan suatu "mission impossible". Sekolah swasta di Jakarta tak sedikit yang dikenal baik dan favorit. Sekolah negeri malah gratis, beberapa di antaranya favorit. Lantas siapa yang akan melirik sebuah sekolah yang disebut lebih mirip "tempat les" ketika awal-awal berdiri.

Namun, berkat Tuhan begitu besar atas SKC, Tuhan mengirimkan 17 "keluarga nekat", orang tua dan anak, untuk menjadi pionir. Bersama dengan 14 guru pada saat itu, SKC secara harfiah memulai dari nol. Pdt. Ivan Kristiono bercerita, " Sekolah harus meminjam uang dari gereja untuk membeli kursi kuliah."

Kenapa kursi kuliah? Supaya tidak perlu beli meja. Kas sekolah masih nol. Beli kursi kuliah pun harus pinjam dari gereja. Membayangkan langkah iman yang diambil oleh 17 keluarga ini,  tak lain tak bukan, ini adalah berkat Tuhan semata atas SKC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun