Hal ketiga ini tidak kalah sulit untuk direalisasikan dibandingkan dua yang pertama adalah gerakan cinta produk dalam negeri. Gaung gerakan ini redup di tengah-tengah gempuran imperialisme budaya yang perlahan namun pasti menghancurkan kebanggaan dan jati diri sebagai Bangsa Indonesia. Membangun gerakan cinta produk dalam negeri begitu sulit karena masing-masing berharap adanya figur publik yang terus mengimbau untuk menggunakan produk dalam negeri. Sementara, produk-produk luar negeri tak pernah rehat membanjiri pasar Indonesia dengan tawaran yang sangat, sangat menggiurkan (penekanan sengaja ditambahkan).
Mari kita mulai dari diri kita sendiri. Kita sering mengucapkan jargon “Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi.” Marilah kita libatkan diri kita kali ini. Semakin banyak yang terlibat, bola salju akan makin besar, momentum akan tercipta bagi produk Indonesia untuk berkembang dan bersaing dengan produk asing.
Penguatan Jati Diri dan Budaya Bangsa Indonesia
Gerakan cinta produk dalam negeri sulit terwujud jika kesadaran sebagai Bangsa Indonesia tidak dihidupi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pengenalan bagi masyarakat akan jati diri mereka sebagai bagian dari Bangsa Indonesia perlu dikuatkan. Gerakan cinta budaya Indonesia yang terbentuk dari beragam suku dan budaya merupakan hal yang sudah lama diabaikan. Jika masyarakat Indonesia terus melihat budaya bangsa lain lebih superior daripada budaya bangsa sendiri, maka akan sulit sekali menumbuhkan kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia. Dalam kondisi demikian, sulit sekali untuk membuat gerakan cinta produk dalam negeri diterima dan dijalankan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Hanya akan ada gerakan-gerakan parsial yang kurang berarti bagi kemajuan industri dalam negeri.
Kecintaan akan budaya Indonesia merupakan kunci masuk pada kecintaan akan produk Indonesia. Jika semangat ini dapat dikembangkan dalam masyarakat kita, manfaatnya bagi Bangsa dan Negara Indonesia sangat besar. Semangat ini akan memberikan energi besar bagi Kebangkitan Nasional 2.0.
Perbaikan Birokrasi Pemerintah
Diberikan urutan terakhir bukan berarti tidak sepenting empat yang pertama. Pemerintah harus berupaya keras memperbaiki indeks persepsi korupsi untuk mendukung Kebangkitan Nasional 2.0. Pemerintah dapat menghancurkan empat usaha simultan yang pertama, jika pemerintah sendiri tidak terlibat dalam gerakan ini. Peranan pemerintah sebagai pengayom masyarakat sangat sentral untuk memotivasi Bangsa Indonesia untuk bergerak bersama-sama.
Untuk menjalankan peran ini, birokrasi yang bersih, transparan, dan akuntabel akan mendapatkan penerimaan yang sangat besar di hati masyarakat. Dengan penerimaan masyarakat yang tinggi, peran regulasi akan lebih mudah dijalankan oleh pemerintah dan pemerintah akan lebih powerful dalam mengarahkan masyarakat dalam program-program yang mendukung Kebangkitan Nasional 2.0.
Demikianlah gambaran langkah-langkah yang dapat diupayakan dalam upaya Kebangkitan Nasional 2.0. Semua komponen Bangsa Indonesia harus tergabung dalam gerakan ini karena kebangkitan parsial tidak memiliki energi yang cukup untuk mengeluarkan Indonesia dari zona negara konsumen. Oleh karena itu, melalui tulisan ini, penulis mengimbau setiap warga Negara Indonesia untuk turut dalam gerakan ini. Ayo bangkit!