Mohon tunggu...
Ferika Sandra
Ferika Sandra Mohon Tunggu... Penulis - Mahasantri Kontemporer

Saat ini sedang dalam masa inkubasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang - Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tanggung Untung Tarian Gandrung

6 November 2019   23:03 Diperbarui: 6 November 2019   23:05 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar e-paper Koran Jawa Pos Radar Banyuwangi. (Sandra/kompasiana.com)

Setelah akhir bulan september 2019 sukses menyelenggarakan Gelaran balap sepeda bertajuk International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2019. Medio bulan oktober kegiatan akbar juga akan dihelat oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Gandrung Sewu, even tahunan yang pertama kali digelar sejak 2012 yang saat pertama kali diselenggarakan, festival tersebut sudah memecahkan rekor MURI sebagai acara dengan jumlah penari terbanyak, yakni 1.047 orang.

Perhelatan yang terus disambut dengan apresiasi menjadikan event ini masuk ke dalam 10 Best Calendar of Event Wonderful Indonesia. Mengutip Radar Banyuwangi edisi Minggu, (06/10/2019) Gandrung Sewu tahun ini melibatkan 1.330 seniman tari dan musik Banyuwangi. 

Mengambil tema Panji-Panji Sunangkara, sendratari itu akan bercerita tentang semangat membara Pangeran Rempeg Jagapati, memimpin rakyat Banyuwangi melawan kolonial Belanda. Tari kolosal gandrung sewu tersebut bakal menghadirkan suasana megah, karena pertunjukannya dihelat di bibir pantai Marina Boom.

Bahkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan jika festival itu semacam perayaan tahunan para penari gandrung. Ribuan gandrung dari berbagai penjuru Banyuwangi, telah berkumpul dan berlatih bersama untuk menghadirkan atraksi seni kolosal yang memikat. Beralaskan pasir pantai, mereka akan menari dengan lincah membentuk beragam formasi.

Gandrung sendiri merupakan salah satu identitas budaya Banyuwangi yang telah mendunia. Tidak hanya menghadirkan sebuah event, Gandrung Sewu yang digelar juga sebagai upaya regenerasi seniman tari di Banyuwangi.

Butuh Persiapan

Jika ditelisik secara mendetail kegiatan Gandrung Sewu memiliki banyak keuntungan. Utamanya bagi kaum milenial dan iGeneration yang bisa memanfaatkannya sebagai wadah untuk mencintai tari tradisi. Hal tersebut dapat dilihat dengan antusias mereka yang cukup tinggi. Serta ketatnya persaingan untuk bisa lolos menjadi bagian penampil di event akbar itu.

Penulis sendiri yang pernah menjadi bagian dari perhelatan Gandrung Sewu edisi ke Tiga ditahun 2014 merasakan bagaimana proses itu terjadi. Mulai seleksi dari tingkat sekolah berlanjut ke Kecamatan hingga nantinya bisa bergabung dengan ribuan penari yang bertalenta.

Selain itu bagi penampil yang lolos juga akan diberikan waktu latihan yang intens sejak satu bulan sebelum hari penyelenggaraan. Hingga puncaknya akan dikumpulkan di Stadion Diponegoro guna latihan bersama seluruh peserta. Saat itulah porsi latihan semakin meningkat bahkan bisa dalam sehari hingga memakan waktu enam jam.

Faktor kesiapan peserta memang sudah harus difikirkan jauh-jauh bulan, punbegitu tidak sedikit juga peserta yang belum berkesempatan merasakan adrenalin saat menjadi bagian dari Gandrung Sewu. Kala itu bagi penulis sendiri merupakan kebanggaan bisa turut serta menyemarakan event tahunan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun