Kuncup kelopak menjadi kibasan mimpi
saat helai-helai menutup mengatup zaman
tak layak malam kau hakikatkan kelam
Buih cerah kan menanya di setiap pori-pori waktu
menyempit, menghimpit, menangkup rasa
Â
yang mampu membutakan tidurmu dan menulikan petaka
Aku, bunga pemungut masa
yang hidup dari tetesan nirwana
dan mampu menembus selaput aroma bersama petrikor semesta
Padamu kusimpan partikel inti
kuayun duri sepah pembuka sayup-sayup kelopak
mengalir terbang di setiap unsur bumi
Â
Ya, aku seorang pemungut
bunga pemungut masa
Yang tak layak kau tanyai hadirnya
Akarnya mampu menancap abad
aromanya mampu menginjak langit
membumbung tinggi mengacaukan awan
sekilat petir sepanas mentari
Ya, aku bunga pemungut masa
yang hadirku mengguncang logika
senyapku membakar gulungan rasa
dan bungkamku meresap segala
Pemungut masa
Gambiran, 16 Juni 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H