Mohon tunggu...
Feri Hardani
Feri Hardani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelencer

Kuliner dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kolonialisasi Kapitalisasi Liberal Ojek Online Jaman Now

26 Februari 2024   16:02 Diperbarui: 26 Februari 2024   16:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Melek Sistem Kolonialisme Kapitalis Liberal Ojek Online Jaman Now, dijaman teknologi digital saat ini perusahaan Startup gencar utk menguasai pasar dgn market placenya dan pemerintah memang tidak bisa terlalu mengintervensi bisnisnya, STARTUP bisnis teknologi digital dan e-Commerce Ojek Online sama layaknya dengan Traveloka/Tokopedia/Bukalapak/dll. Tapi di Transportasi online knp terasa menjajah ya?
Sudah berdialog dan menggugat kepada DPR, Presiden, bahkan MK dari demo, dialog, gugatan, uji materi MK tetapi mengapa tidak peka dan tidak peduli dengan rakyat kecil yang berprofesi sebagai mitra ojek online.

Mungkin kita berpotensi untuk dimanfaatkan dgn segala sumber dayanya tanpa rasa kemanusiaan (era kolonialisme kapitalis liberal jaman digital now). Apa potensi keuntungan kapitalnya? Aplikator dapat modal investor besar triliunan dengan aplikator dapat kuasai tren pasar saham, pasar komoditas perdagangan dan jasa potensial, periklanan, bahkan data informasi semua segmen mikro maupun makro.

Aplikator dapat mengolah modal deposit E-Money/E-pay yang mana tidak diatur selayaknya UU lembaga keuangan dan BI. Dan terindikasi unsur RIBA dengan segala manfaat dan keuntungan bagi costumer tanpa ketetapan dan kepastian yang jelas bagi Mitra Driver. Bayangan brp bnyk modal rakyat yg bisa diputar dalam perharinya? Bahkan penghasilan kami diperas dipotong dengan perhitungan tarif semakin diperkecil dan jam kerja tidak diperhitungkan selayaknya kerja rodi.

Aplikator dapat memanfaatkan aset RAKYAT, yaitu kendaraan Mitra Driver selayaknya MITRA BISNIS yang join aset. Maka terbebas dari biaya modal aset, perawatan, dan operational kendaraan dilapangan.

Aplikator dapat memanfaatkan Kinerja Operational Mitra Driver selayaknya MITRA KERJA, tanpa kepastian tarif dasar yang kebijakannya dapat berubah sesukanya, dengan iming-iming bonus insentif yang cenderung terus dipersulit dan tidak realistis kemanusiaannya, dan secara UU tidak merupakan sistem bagi hasil mitra bisnis dan mitra kerja pada hakekatnya (kemitraan adalah perusahaan dan mitra yang saling terbuka dalam bagi hasil keuntungan bahkan keuangan perusahaan untuk menjadi saling menguntungkan, dan saling membutuhkan).

Aplikator mendapatkan keuntungan bagi hasil 20% yang faktanya tidak relevan dan realistis dengan sistem startup pada umumnya. Dan apakah mitra dilibatkan dalam peraturan kerja sama dan kebijakannya? bahkan aplikator tidak bisa memperjuangkan regulasi demi mitra dalam mendorong pemerintah untuk memberikan kepastian legalitas dan payung hukumnya. Sistem aplikator Startup yang kini sudah sama besar seperti Traveloka, Tokopedia, Bukalapak mereka tidak ada unsur bagi hasil sebesar 20% kepada mitra bisnisnya dan tidak kecenderungan untuk merugikan mitranya.

Unsur strategi bisnis jelas sama bakar uang investor triliunan untuk menguasai tren pasar selayaknya bisnis startup besar seperti facebook/alibaba, dan segala unsur keuntungannya. Tapi ingat kami driver adalah Mitra Bisnis dan Mitra Kerja yang hakekatnya harus dilindungi hak dan kesejahteraannya selayaknya Investor Besar ANDA.

Karena Kami Adalah Rakyat Kecil Yang Merdeka dan Sudah Merdeka.
Apakah kita bisa menuntut aplikator yang sudah bisa memiliki aset besar dan sumber daya jutaan driver yang sudah lebih mencukupi dan menunjang bisnisnya? Bisa klo kita memiliki jiwa nasionalis dan sosial pro rakyat kecil. 

Mari terus GUGAT Pemerintah untuk berpihak pada kita jutaan rakyat kecil yang berpotensi untuk bermitra. Dari Rakyat Untuk Rakyat, potensi kami sebagai penyumbang pendapatan negara dan tidak untuk kapitalis, legalkan-kelola-bersama sejahtera membangun bangsa.

Dengan pemerintah mampu mengelola kita, maka aplikator akan bersaing sehat dengan sistem pemerintah. Bayangkan jika dengan hanya skema manusiawi potongan tarif utk pemerintah 2ribu disetiap order/transaksinya dgn rata-rata 10trip saja manusiawinya jadi 20rb kali minimal 1 juta driver skala nasional maka 20M/hari kali 30hari 600M/bln kali 12bln 7.2Triliun/thn. 

Itu baru hitungan minimal 1jt driver dan 10trip manusiawinya per hari dgn diimbangi tarif dasar 2500 - 3500/km manusiawinya. Karena sudah jelas kita yang menanggung segala biaya operational dilapangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun