Di tengah-tengah hutan yang sangat terpencil, terdapat sebuah rumah tua yang dihuni oleh seorang wanita tua yang dikenal dengan sebutan Nenek Rima. Wanita itu tinggal sendirian di rumah itu, di mana ia hidup dalam kebiasaan yang sangat kuno dan mempercayai adanya kekuatan sihir dan roh halus yang mendiami hutan. Ia selalu dihindari oleh warga desa di sekitarnya, yang takut pada kekuatan sihirnya.
Suatu malam, ketika Nenek Rima sedang tidur, ia terbangun oleh suara-suara aneh yang berasal dari luar rumahnya. Ia merasa ada orang yang mencoba masuk ke dalam rumahnya. Nenek Rima bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas menuju pintu utama. Ketika ia membuka pintu, ia melihat seorang pemuda yang mencoba mencuri barang-barang berharga miliknya. Pemuda itu terkejut dan mencoba kabur, tetapi ia tertangkap oleh Nenek Rima.
"Kenapa kau mencuri barang-barangku?" tanya Nenek Rima dengan suara tegas.
"Maaf, nenek. Aku butuh uang untuk hidupku," jawab pemuda itu dengan nada cemas.
"Kau merusak kesucian rumahku dengan mencuri barang-barangku. Kau harus menerima hukuman yang pantas," kata Nenek Rima dengan suara serak.
Nenek Rima kemudian mengeluarkan seutas tali dan mengikat pemuda itu di sebuah kursi kayu. Ia mulai memanggil roh-roh halus dan mengucapkan mantra-mantra sihir, yang membuat pemuda itu merasa sangat ketakutan. Setelah beberapa saat, Nenek Rima mengakhiri mantra sihirnya dan berkata, "Karena kau merusak rumahku, kau akan menerima kutukan dari kekuatan sihir yang aku miliki. Kau akan menjadi tua dan rapuh sebelum waktumu. Kutukan ini akan kau terima sampai kau menemukan jalan keluar."
Pemuda itu sangat ketakutan dan merasa tidak tahu harus berbuat apa. Ia tidak tahu harus mencari jalan keluar seperti apa yang dimaksud oleh Nenek Rima. Setelah itu, Nenek Rima pergi meninggalkan pemuda itu sendirian dan tak berdaya.
Pemuda itu merasa sangat kesepian dan terpuruk dalam kutukan yang dideritanya. Ia menjadi tua dan rapuh dengan cepat, mengalami penuaan yang sangat cepat hingga ia tampak seperti seorang kakek dalam usia yang masih sangat muda. Warga desa yang melihatnya menjadi sangat terkejut dan merasa kasihan.
Dalam hatinya, pemuda itu merasa sangat putus asa dan meratap. Ia bertanya-tanya mengapa hal buruk ini bisa terjadi padanya. Ia merasa kesepian dan terasing dari dunia luar karena ia tampak seperti kakek tua yang menakutkan. Pemuda itu sangat sedih dan merasa tidak ada harapan bagi dirinya.
Namun, pada suatu hari, ketika pemuda itu sedang duduk di depan rumahnya yang sudah hancur, seorang wanita muda bernama Mbak Sri datang ke desa tersebut. Mbak Sri adalah seorang dukun yang sangat terkenal di seluruh negeri dan dihormati oleh banyak orang karena keahliannya dalam mengatasi masalah yang sulit.