Di sebuah danau yang terletak di hutan belantara, hiduplah seekor buaya yang sangat baik hati. Buaya itu tidak seperti buaya pada umumnya yang kerap menakut-nakuti hewan-hewan lain di sekitarnya. Sebaliknya, ia sangat menyayangi dan bahkan menjadi pelindung bagi hewan-hewan yang lebih kecil dari dirinya.
Hewan-hewan itu pun tidak ragu-ragu untuk berdekatan dengan buaya itu. Mereka tahu bahwa buaya itu tidak akan menyakiti mereka. Beberapa ekor kancil, monyet, dan burung-burung pun sering kali ditemukan bersama buaya itu. Mereka bahkan sering bermain bersama-sama di danau itu.
Salah satu burung yang sangat dekat dengan buaya itu adalah seekor elang yang bernama Gagak. Gagak sangat menyayangi buaya itu dan selalu membawa makanan untuknya setiap hari. Buaya itu pun sangat menyayangi Gagak dan selalu memperhatikan Gagak dengan seksama.
Suatu hari, Gagak tidak kembali ke danau itu seperti biasa. Buaya itu sangat khawatir dan merasa kesepian tanpa kehadiran Gagak. Ia pun mencari Gagak ke mana-mana namun tidak menemukannya.
Keesokan harinya, Gagak kembali ke danau itu dengan luka di sayapnya. Buaya itu segera menyambut Gagak dengan senang hati. Gagak menceritakan bahwa ia terjatuh saat terbang dan sayapnya terluka. Buaya itu pun segera merawat luka Gagak dengan sangat baik dan penuh kasih sayang.
Karena perawatan buaya itu, Gagak segera pulih dari lukanya dan kembali terbang dengan normal. Buaya itu sangat senang melihat Gagak yang sehat kembali dan Gagak pun sangat berterima kasih pada buaya itu.
Dari hari itu, Gagak dan buaya itu menjadi sahabat yang sangat erat. Mereka selalu bersama-sama dan saling menjaga satu sama lain. Gagak pun menjadi pelindung buaya itu dari serangan burung lain yang ingin menyakiti buaya itu.
Buaya itu pun menjadi contoh yang baik bagi hewan-hewan lain di hutan. Mereka semua belajar bahwa buaya itu bukanlah musuh, melainkan sahabat yang sangat baik hati yang selalu siap membantu dan melindungi. Keberadaan buaya itu menjadi salah satu pengharum damai di hutan itu. Semua hewan-hewan yang pernah bersentuhan dengannya, mengambil pelajaran dari sikap buaya itu dan mulai belajar untuk saling menghormati dan bekerja sama satu sama lain.
Beberapa bulan kemudian, datanglah seekor harimau ke danau itu. Harimau itu sangat keras kepala dan sangat kejam. Ia menakut-nakuti semua hewan yang ia temui, bahkan ia mencoba untuk menyerang buaya itu.
Buaya itu tidak panik dan tetap berusaha untuk menenangkan harimau itu. Ia mencoba untuk berbicara dengan harimau itu dan mencoba untuk menunjukkan bahwa ia tidak berbahaya. Namun harimau itu tetap tidak mau mendengarkan.
Akhirnya, buaya itu tidak punya pilihan lain selain untuk mempertahankan diri. Ia berkelahi dengan harimau itu dan berhasil mengalahkannya. Namun bukannya membunuh harimau itu, buaya itu justru membiarkan harimau itu pergi dan memberikan pelajaran pada harimau itu bahwa kekerasan hanyalah akan menimbulkan kerusakan dan konflik.
Harimau itu pun mengerti pesan yang diberikan buaya itu dan menjadi lebih baik. Ia kemudian tinggal di danau itu dan menjadi teman baik buaya itu dan semua hewan lain di hutan itu.
Pesan Moral:
Pesan moral dari kisah ini adalah bahwa kebaikan dan keramahtamahan dapat mengalahkan kekerasan dan kebencian. Melalui sikap baik hati dan keramahtamahan, kita dapat membuat lingkungan sekitar kita menjadi lebih damai dan harmonis.
Selain itu, kebaikan dapat menyebar dan mengubah orang lain menjadi lebih baik pula. Dalam kisah ini, buaya yang baik hati berhasil mengubah harimau yang kejam menjadi lebih baik dan bahkan menjadi teman yang baik.
Juga penting untuk kita untuk tidak menganggap orang yang berbeda dengan kita sebagai musuh atau ancaman, tapi coba untuk mencari jalan untuk saling bekerja sama dan belajar dari mereka. Saling menghormati dan menghargai orang yang berbeda dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup bagi semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H