Mohon tunggu...
Feri Dianto
Feri Dianto Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri Trayeman 03

guruberbagi.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Sepatu Warisan Bapak

7 Januari 2023   17:53 Diperbarui: 7 Januari 2023   18:02 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Ayahku adalah seorang dokter yang bekerja di rumah sakit ternama di kota ini. Ia selalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga jarang sekali ia sempat pulang ke rumah. Namun, meskipun sibuk, ayahku selalu memastikan bahwa kebutuhan keluarga terpenuhi dengan baik.

Suatu hari, ayahku memberikan sepatu berwarna hitam yang sangat bagus kepadaku. Ia mengatakan bahwa sepatu tersebut adalah warisan dari ayahnya yang telah lama meninggal. Ayahku menyuruhku untuk memakai sepatu tersebut dengan baik dan selalu merawatnya dengan baik, karena sepatu tersebut merupakan barang berharga yang tidak bisa digantikan.

Aku sangat bahagia menerima sepatu tersebut dari ayahku. Sejak saat itu, aku selalu memakai sepatu tersebut setiap hari. Aku merawatnya dengan baik, seperti menyemirnya setiap minggu, menggosoknya dengan lembut, dan selalu memastikan bahwa sepatu tersebut tidak terkena air atau debu.

Suatu hari, saat aku sedang berjalan di taman, tiba-tiba sepatu yang kupakai tergelincir di atas tanah yang licin. Aku terjatuh dan terluka di lutut. Saat aku merasa sakit, aku melihat sepatu yang kupakai tercabik dan rusak parah. Aku merasa sangat sedih melihat keadaan sepatu tersebut.

Keesokan harinya, aku menceritakan kejadian tersebut kepada ayahku. Ia terlihat sedih mendengar ceritaku. Namun, ia kemudian tersenyum dan mengatakan bahwa sepatu tersebut tidak lebih penting daripada kesehatanku. Ia menyuruhku untuk segera membeli sepatu baru yang lebih aman untuk dipakai.

Meskipun aku sangat sedih harus melepaskan sepatu warisan bapak, aku mengerti bahwa keamanan adalah hal yang lebih penting. Akhirnya, aku membeli sepatu baru yang lebih aman dan nyaman untuk dipakai. Meskipun sepatu warisan bapak tidak lagi kupakai, aku selalu menyimpan sepatu tersebut dengan baik sebagai kenangan dan sebagai tanda cinta kasih ayah.

Setiap kali aku melihat sepatu warisan bapak yang kusimpan dengan baik di lemari, aku selalu teringat akan kisah yang terjadi pada sepatu tersebut. Aku juga selalu teringat akan sikap ayahku yang selalu mengutamakan keamanan dan kesehatan anak-anaknya daripada segala sesuatu yang lain.

Aku sangat bersyukur kepada ayahku yang selalu memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Aku berjanji akan selalu memakai sepatu baru yang lebih aman dan selalu merawatnya dengan baik, sama seperti aku merawat sepatu warisan bapak yang telah lama tidak kupakai. Aku yakin bahwa dengan sikap tersebut, aku dapat menjadi anak yang terbaik bagi ayahku dan keluargaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun