Sidamulya, Brebes -- Puncak musim hujan yang terjadi di awal tahun 2023 ini mengakibatkan hampir setiap hari di wilayah Kabupaten Brebes diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Hal tersebut juga yang terjadi di Desa Sidamulya, intensitas hujan yang cukup tinggi tersebut menimbulkan munculnya genangan di beberapa wilayah permukiman warga. Genangannya itu baru bisa surut dalam waktu yang cukup lama karena kurangnya daya resap air pada tanah dan sistem drainase yang tidak berjalan dengan baik. Perlu adanya penanganan khusus untuk menghadapi banjir di musim penghujan, salah satu caranya yaitu dengan pembuatan lubang resapan biopori. Masalah lain yang terjadi di Desa Sidamulya yaitu banyaknya sampah organik seperti dedaunan, kulit buah-buahan, dan sampah dapur yang terbuang begitu saja di lingkungan desa serta belum adanya upaya pengolahan sampah organik di Desa Sidamulya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP menjalankan suatu program untuk membuat air genangan tersebut segera terserap ke dalam tanah dan upaya pengolahan sampah organik berupa program penerapan Lubang Resapan Biopori (LRB) di lingkungan Desa Sidamulya. Lubang resapan biopori merupakan lubang yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah dengan diameter antara 10-30 cm. Lubang tersebut kemudian diisi dengan sampah organik yang memiliki fungsi sebagai makanan makhluk hidup yang ada di tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan. Penerapan lubang resapan biopori merupakan salah satu metode peningkatan daya resap air pada tanah untuk mengatasi banjir. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang tersebut dapat menghasilkan kompos dan menciptakan pori-pori dalam tanah akibat berbagai aktivitas organisme didalamnya.
Pembuatan lubang resapan biopori sangatlah mudah dan sederhana. Tahapan pertama yaitu melubangi tanah menggunakan bor tanah dengan kedalaman 1 meter dengan diameter lubang 10-30 cm. Setelah itu, lapisi lubang menggunakan pipa PVC yang telah dilubangi pada seluruh sisinya. Kemudian, isi lubang dengan sampah organik seperti sampah dapur, daun, rumput, kulit buah-buahan, tulang hewan, dan sebagainya. Tahapan terakhir yaitu menutup lubang pipa PVC dengan kawat besi atau tutup pipa yang sudah dilubangi terlebih dahulu. Setelah ini biopori sudah dapat difungsikan untuk resapan air maupun menampung sampah organik.
Program KKN ini dilaksanakan tanggal 29 Januari 2023 bertempat di halaman rumah warga Desa Sidamulya. Kegiatan diawali dengan pemberian materi kepada para warga terkait pengertian, manfaat, serta langkah pembuatan lubang resapan biopori. Setelah pemberian materi dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan lubang resapan biopori.Â
Melalui program ini diharapkan dapat mempercepat proses penyerapan air genangan ke dalam tanah, mengurangi sampah organik serta dapat dilakukan pemanenan pupuk kompos pada lubang biopori yang bermanfaat bagi tanaman. Selain itu masyarakat Desa Sidamulya diharapkan dapat menerapkan lubang resapan biopori secara mandiri agar manfaatnya bisa dirasakan secara meluas dan optimal.
Penulis : Feri Ardiansyah
Dosen Pembimbing Lapangan :
1. Nikie Astorina Yunita Dewanti S.KM., M.Kes
2. Danes Quirira Octavio S.E., M.Sc.
3. Solikhin S.Si., M. Si.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H