Utang negara sering kali membuat kontroversi dan polemik yang cukup gencar dibicarakan oleh masyarakat suatu negara. Pasalnya, topik mengenai utang negara ini tidak pernah sepi dari pertanyaan serta perdebatan di dalamnya. Terlebih lagi jika dirasa suatu negara memiliki utang yang nilainya sangatlah besar, sehingga membuat masyarakat merasa bertanya-tanya
“mengapa negara perlu berhutang cukup besar?”
“bagaimana jika negara tidak dapat membayar?”
Banyak alasan dibalik besarnya nilai utang suatu negara. Biasanya, suatu negara berhutang untuk keperluan di dalam negerinya sendiri. Misalnya untuk melakukan pembangunan, mensejahterakan masyarakat, memajukan pendidikan, dan juga kesehatan yang ada di dalam negara tersebut. Namun, dibalik banyaknya pertanyaan dan perdebatan terkait utang negara, banyak masyarakat yang masih belum mengerti jenis hutang serta dampak dari suatu negara jika tidak bisa membayarkan hutangnya.
Jenis Hutang Negara
Ada dua jenis bentuk utang negara. Jenis utang yang pertama yakni utang negara domestik. untuk mendanai pembangunan dalam negeri, maka pemerintahan suatu negara akan mengeluarkan obligasi. Pengeluaran obligasi oleh pemerintah bermaksud agar dibeli oleh investor lokal negara tersebut. Tidak sembarang investor lokal dapat membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah, biasanya yang membeli obligasi tersebut merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang perbankan, asuransi, hingga pengelola dana pensiun.
Dinilai memiliki nilai rendah, obligasi yang dikeluarkan pemerintah sangat minim resiko dari adanya tindak pelarian modal karena investornya berasal dari dalam negeri itu sendiri. Sehingga hal ini dapat meminimalisir nilai pertukaran mata uang, dikarenakan biasanya jenis pinjaman ini menggunakan mata uang dari negara tersebut.
Namun, apa yang terjadi jika suatu negara mengalami krisis ekonomi? bagaimana suatu negara dapat membayar pinjaman tersebut?
Biasanya jika suatu negara mengalami krisis ekonomi, di dalam membayarkan hutangnya, negara tersebut menaikkan pajak. Bisa juga suatu negara melakukan pencetakan uang dalam jumlah yang besar, namun hal ini juga dapat berisiko memicu kenaikan inflasi pada negara tersebut.
Jenis utang yang kedua yakni utang negara internasional. Tentu saja berbeda dengan utang negara domestik, pasalnya pembeli dari surat utang ini berasal dari investor luar negeri. dalam jenis ini, pinjaman yang diperoleh serta bunganya dibayarkan dalam mata uang yang disepakati. Dalam mendapatkan mata uang untuk membayarkan pinjaman tersebut, suatu negara biasanya melakukan kegiatan ekspor ke negara pemberi pinjaman atau dapat juga dengan mengubah pendapatannya dengan mata uang negara yang memberi pinjaman.