Masyarakat Indonesia merasakan gejolak kenaikan harga BBM yang naik 30% sejak pemerintah memangkas subsidi energi tahun lalu. Kenaikan harga telah menyebabkan biaya transportasi dan  inflasi yang lebih tinggi, dan membebani rakyat.
Kenaikan harga BBM merupakan wake up call bagi Indonesia. pertanda tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia. Negara ini masih belum pulih dari pandemi COVID-19, dan perlambatan ekonomi global semakin menekan perekonomian Indonesia. Negara perlu mengatasi tantangan ekonominya jika ingin menghindari kerusuhan sosial dan keruntuhan ekonomi.
Pemerintah mengatakan bahwa kenaikan harga diperlukan untuk mengurangi defisit anggaran negara. Namun, para kritikus mengatakan bahwa pemerintah seharusnya berbuat lebih banyak untuk meredam dampaknya terhadap konsumen.
Kenaikan harga memiliki dampak yang sangat keras pada keluarga berpenghasilan rendah. Banyak keluarga sekarang harus memilih antara membeli makanan dan bahan bakar.
Kenaikan harga juga berdampak negatif terhadap perekonomian. Bisnis menghadapi biaya transportasi yang lebih tinggi, yang diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.
Pemerintah mengatakan sedang memantau situasi dan akan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak kenaikan harga. Perlu memberikan lebih banyak subsidi kepada keluarga berpenghasilan rendah dan meningkatkan upah minimum. Pemerintah juga perlu mencari cara untuk mengurangi defisit anggaran tanpa membebani rakyat Indonesia lebih lanjut. Namun, belum jelas langkah apa yang akan diambil.
Sementara itu, masyarakat Indonesia bersiap untuk kenaikan harga lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H