Mohon tunggu...
Fergiana Putra
Fergiana Putra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa FEB Universitas Negeri Semarang

I am a student in the Development Economics Study Program at Semarang State University who is currently studying for an undergraduate degree. I have also participated in and/or am still participating in various types of activities on campus and outside campus such as organizations, competitions, and volunteering. I have a passion for topics in the fields of social, economics, tourism, transportation and government

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadan Penuh Berkah, UMKM Meningkatkan Perekonomian Daerah

23 Maret 2024   21:24 Diperbarui: 23 Maret 2024   21:32 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Fergiana Putra

Semarang- Pebisnis memiliki banyak cara untuk dapat memaksimalkan keuntungannya, salah satunya dengan memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan, bulan yang paling dinanti tak hanya bagi umat muslim, namun seluruh masyarakat. Terlebih lagi untuk para pelaku ekonomi yang menjadikan momen Ramadan ini sebagai momen yang tepat untuk melakukan kegiatan usaha.

Aktivitas ekonomi di bulan Ramadan bergerak lebih cepat dari bulan-bulan biasanya. Kebutuhan akan jasa, pariwisata, transportasi, makanan dan minuman, hingga pakaian meningkat pesat selama bulan Ramadan. Meningkatnya permintaan akan kebutuhan-kebutuhan selama Ramadan berdampak besar kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sejak lepas dari fenomena pandemi covid-19, semua lapisan masyarakat terbebas dari Pemberlakuan Pembatan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ini menjadi sebuah kebahagian bedar bagi masyarakat agar bisa menjalankan ibadah puasa maupun mempersiapkan kedatangan hari raya Idulfitri nanti dengan rasa tenang dan aman.

Sesuai dengan mekanisme pasar dalam teori permintaan dan penawaran, ketika permintaan suatu barang meningkat akan diikuti dengan munculnya peluang bagi para produsen untuk menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal ini membuat banyak masyarakat memiliki banyak peluang, tak terkecuali pelaku UMKM. Hampir semua pelaku UMKM merasakan berkah bulan Ramadan.

Seperti yang dialami Mas Aditya selaku pengusaha nasi warteg. Beliau menuturkan selama Ramadan ini usahanya mengalami kenaikan omzet yang sebagian besar pendapatannya berasal dari kalangan mahasiswa. 

"Bulan Ramadan ini membawa berkah bagi usaha saya, mas. Omzet saya bisa dibilang naik dibanding hari-hari biasa. Kebanyak yang beli juga mahasiswa. Mereka beli makan biasanya buat sahur dan buka." Ujar Mas Aditya.

Dalam hal ini pemerintah memiliki peran bagaimana cara agar setiap ramadhan datang, para pelaku UMKM memiliki wadah untuk mendukung UMKM agar bisa mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas lagi. Harapannya juga tak hanya di bulan Ramadan para pelaku UMKM dapat memaksimalkan keuntungannya, namun juga di hari-hari biasa. Dengan persiapan dan dukungan yang besar dari pemerintah, UMKM bisa membantu meningkatkan perekonomian daerah.

Fenomena Bazar Ramadan Sebagai Penggerak Roda Perekonomian Masyarakat, Terutama UMKM.

Sumber: Fergiana Putra
Sumber: Fergiana Putra
Sumber: Vika Amalia
Sumber: Vika Amalia

Budaya umat muslim di Indonesia saat Ramadan seperti buka bersama atau kerap dikenal dengan bukber, membuat tempat-tempat makan ramai dikunjungi hingga terdapat waiting list atau antrian tunggu. Lalu ada juga budaya ngabuburit yakni kegiatan yang dilakukan sore hari sambil menunggu waktu buka puasa. Biasanya masyarakat mencari menu untuk berbuka puasa di pedagang kaki lima baik yang ada di pinggir jalan maupun bazar Ramadan. Ramadan membawa berkah, pelaku UMKM dibanjiri pembeli. Dalam monentum ini, UMKM menjadi faktor pendorong perkonomian.

Momentum Ramadan membuat daya beli masyarakat meningkat sangat tinggi. Omset pelaku usaha melonjak tinggi. Apalagi menjelang lebaran, peluang yang besar untuk diambil oleh para pelaku UMKM untuk memenuhi permintaan masyarakat dan meraih keuntungan yang maksimal.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Ramadan menjadi momen untuk mendongkrak penjualan pelaku UMKM. Penyediaan tenant di bazar Ramadan menjadi salah satu upaya pemerintah untuk membantu para pelaku UMKM untuk bisa memaksimalkan usahanya di bulan Ramadan ini. Biasanya para pelaku UMKM mulai membuka lapaknya dari pukul 16.00 hingga waktu berbuka tiba. Selama Ramadan, umumnya pelaku UMKM menjual berbagai kuliner mulai dari makanan hingga minuman identik Ramadan yang selalu diserbu para pencari takjil seperti gorengan, es buah, sempol ayam, es teh, kolak dan beragam menu lain dengan harga yang terjangkau. Para penikmat takjil hanya perlu merogoh kocek Rp 10.000 hingga Rp 20.000, mereka sudah bisa mendapat makanan ataupun minuman dari bazar Ramadan ini.

Pedagang takjil di salah satu bazar Ramadan yang terletak di Gunungpati, Kota Semarang, Ibu Maimunah, mengatakan bahwa beliau sangat terbantu dengan event satu tahun sekali ini. Pendapatan Ibu Maimunah yang biasanya hanya Rp 200.000 dalam sehari berjualan, kini bisa mendapatkan hingga Rp 500.000 dalam sehari selama berjualan di bazar Ramadan. 

"Alhamdulillah, mba, jualan disini ramai, apalagi ini lingkungan kampus yang banyak mahasiswa merantau, pasti pada jarang masak dan lebih milih beli jajan."

Tak hanya pedagang kaki lima, semarak Ramadan juga dirasakan oleh Ibu Anik selaku pengisaha kue tradisional dan kue kering di Semarang. Ibu Anik mengatakan bahwa ia biasa menerima pesanan kue untuk acara seperti pengajian ataupun seminar.

"Biasanya kalau bulan Ramadan banyak pesanan dari mahasiswa untuk bikin snack box untuk acara bagi takjil mereka, ada juga beberapa pesanan dari masjid. Nanti seminggu sebelum lebaran masuk pesanan untuk bikin kue kering lebaran," ungkap Ibu Anik.

Salah satu bazar Ramadan yang diadakan oleh pemerintah adalah Dugderan di pusat Kota Semarang. Bazar ini sudah digelar setiap tahunnya sejak tahun 1881 M, ketika Kota Semarang masih dibawah kendali penjajah kolonialisme Belanda. Antusiasme masyarakat akan bazar Ramadan ini selalu dimanfaatkan para penjual untuk menaikkan pendapatannya dan mempromosikan usahanya ke masyarakat luas.

UMKM Bergerak, Perkonomian Ikut Berdampak

Selama ramadhan dan Idulfitri, lonjakan perputaran uang terjadi di suluruh penjuru negeri, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Bank Indonesia (BI) sudah menyiapkan alokasi jumlah uang tunai layak beredar sebesar Rp 197,6 triliun pada Ramadan dan Lebaran 2024. Jumlah uang tunai ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 yakni sebesar Rp 195 triliun.

Ramadan tahun ini menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan 3 tahun kebelakang, karena sudah tidak adanya pembatasan ruang lingkup pasca pandemi. Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Tengah mengalami pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II 2022 sebesar 5,66% (Year-on-year), Triwulan II 2023 sebesar 5,23%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan II tahun sebelumnya. Namun, diharapkan pertumbuhan ekonomi Triwulan II tahun 2024 dapat lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh perekonomian yang sudah mengalami pemulihan. Dengan tidak adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), serta peran UMKM yang semakin mendominasi kegiatan perekonomian.

Menurut proyeksi Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, pertumbuhan ekonomi 2024 tumbuh solid di rentang 4,7-5,5% (Year-on-year). Dilansir dari Prov Jateng, menyatakan bahwa laju pertumbuhan perekonomian Kota Semarang mengalami peningkatan sebesar 5,7%.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti atau yang akrab disapa Mba Ita, berharap bahwa Kota Semarang menjadi lebih berkembang di tahun 2024 ini. Harapannya, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang meningkat dan masyarakat dapat dengan tenang menjalani Ramadan dan Idulfitri 2024. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun