Mohon tunggu...
Feren FatmaFatkhia
Feren FatmaFatkhia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang Menempuh Pendidikan S-1 Ilmu Sejarah UNNES

Mahasiswa Ilmu Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terlunta di Jalanan, Jeritan Bisu Anak Jalanan, Siapa yang Salah?

16 Oktober 2024   16:26 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:15 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi anak jalanan merupakan anak-anak yang sebagian besar waktunya mereka habiskan di jalanan. Mereka menghabiskan waktu dijalanan bukan hanya sekedar berkeliaran saja, namun banyak dari anak jalanan bertarung dengan jalanan untuk mencari nafkah demi bertahan hidup mereka.

 Anak jalanan dengan kehidupan di jalanan yang penuh dengan lika-liku serta kerasnya kehidupan, hidup normal dalam dekapan keluarga dirumah saja terasa betapa kerasnya dunia, bagaimana dengan mereka anak jalanan yang hidup tanpa adanya dekapan keluarga apakah mereka mampu menghadapi kerasnya dunia?

Kehidupan mereka penuh dengan kekerasan dan perjuangan demi mempertahankan hidup hari demi hari yang mereka lalui. Tidak hanya kehidupan yang keras, mereka  seringkali mendapat stigma yang buruk oleh masyarakat. Banyak orang-orang mengindentikkan anak jalanan sebagai masalah sosial, anak-anak nakal, anak yang selalu mengganggu ketertiban masyarakat, kumuh, tidak bermoral, dan lain sebagainya. 

Dengan munculnya fenomena anak jalanan ini menjadi persoalan dunia yang kompleks terutama di perkotaan. Sebab banyak dari anak jalanan yang menggantungkan hidup mereka di perkotaan dengan penghidupan yang layak, namun realitanya mereka tidak memperoleh penghidupan yang layak, tetapi masih terdapat kewajiban hidup yang harus dipenuhi.

Menjadi anak jalanan bukanlah keinginan yang mereka inginkan dan tentunya bukan kehidupan yang menyenangkan pula. Mereka tidak berkeinginan dilahirkan sebagai anak jalanan  dan mereka tidak berkeingin dilahirkan sebagai orang yang direndahkan oleh masyarakat. Kehadiran anak jalanan tidak jarang menjadi masalah dalam berbagai pihak, masyarakat, negara, dan tentunya keluarga. 

Kehadiran anak jalanan ini menjadi sebuah fenomena yang unik, sebab di satu sisi negara harus menyediakan berbagai sarana maupun fasilitas bagi rakyatnya, namun di sisi lain terlihat sebuah penampakan dimana banyaknya rakyat khususnya anak jalanan tidak mendapatkan hak mereka sebagaimana mestinya sebagai warga negara.

Dapat dilihat bahwa, dimata masyarakat anak jalanan seringkali tidak dihargai. Karena masyarakat berpandangan bahwa anak jalanan hanya melakukan kegiatan yang tidak jelas dan anak jalanan merupakan seseorang yang tidak memiliki arah serta tujuan hidup. Anak jalanan dipandang hanya berorientasi untuk mendapatkan uang saja.

 Hal tersebut tidak dapat dipungkiri memang benar adanya, namun tidak serta merta anak jalanan sebagai 'sampah masyarakat' yang tidak berasalan. Dengan memposisikan anak jalanan sebagai seseorang yang tidak bermartabat dan memposisikan anak jalana sebagai korban dari kekeliruan ataupun ketidaktepatan dalam pemilihan model pembangunan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah.

Tidak banyak dari kita yang memahami sebab akibat mereka memilih untuk menjadi anak jalanan. Terdapat banyak faktor yang menjadikan mereka memilih untuk hidup sebagai anak jalanan dengan memperoleh stigma buruk dari masyarakat. 

Faktor yang menyebabkan mereka menjadi anak jalanan yaitu adanya desakan ekonomi yang mereka alami, rasa tidak nyaman di rumah, adanya orang tua yang broken home, tekanan batin yang mereka rasakan dalam rumah, terbatasnya akses pendidikan yang berkualitas sehingga membuat anak-anak melakukan putus sekolah dan lebih memilih untuk bekerja.

 Faktor-faktor tersebut yang mengakibatkan mereka menjalani kehidupan dijalanan, mereka merasa lebih nyaman hidup dijalan dengan menemukan teman yang bisa lebih peduli terhadap kesedihan ataupun ketertekanan yang sedang mereka alami. Mereka merasa dengan hidup dijalanan, mereka bebas untuk berekpresi dan bebas menjalani kehidupan yang mereka inginkan tanpa adanya tekanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun