Sehari setelah Sergio Perez resmi didepak, Red Bull langsung umumkan pembalap penggantinya sebagai rekan setim Max Verstappen musim depan. Liam Lawson, ditunjuk sebagai wajah baru yang akan tempati kursi kedua pembalap Red Bull di 2025 nanti.
Pemilihan Lawson dinilai cukup menimbulkan banyak kontroversi, mengingat ia baru menjalani 11 balapan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Dimana rekan setimnya di Tim Racing Bulls, yaitu Yuki Tsunoda, memiliki performa yang jauh lebih baik dibanding Liam, hal inilah yang membuat banyak orang menilai pembalap Jepang tersebut lebih layak untuk menempati kursi kosong yang ditinggalkan Sergio Perez.
Menurut Christian Horner selaku Team Principal Red Bull, Tsunoda yang mendapatkan dukungan dari pabrikan Honda yang selaku pemasok mesin Red Bull, memiliki pengalaman selama empat musim membalap di F1. Dia menilai pembalap Jepang itu melakukan pekerjaan yang baik dalam pengujian ban bersama Red Bull di Abu Dhabi usai seri terakhir lalu.
"Itu adalah keputusan yang sangat-sangat ketat di antara mereka berdua. Maksud saya, Yuki adalah pembalap yang sangat cepat. Dia sudah punya pengalaman tiga atau empat musim sekarang. Dia melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam uji ban untuk kami di Abu Dhabi, dan para teknisi terkesan dengan penampilannya. "Â kata Horner kepada ESPN, Kamis, 19 Desember 2024.
Namun, Horner juga mengatakan bahwa pemilihan Liam untuk mengisi kursi Red Bull bukanlah suatu keputusan yang salahÂ
"Ada beberapa hal yang menonjol dari Liam, yaitu betapa serba bisanya dia. Anda menempatkannya dalam suatu situasi, dia akan mengatasinya. Jika Anda ingat debutnya di Zandvoort setelah Daniel mengalami patah jari, dia berlomba melawan Max di lap terakhirnya.
"Ia memiliki mentalitas pembalap yang tangguh. Ia menghabiskan satu tahun di DTM dan beradaptasi dengan mengendarai mobil Ferrari GT dengan sangat cepat bersama Alex Albon dan secara umum memiliki keunggulan.
"Dan sekali lagi, keterampilan balapnya benar-benar menjadi salah satu kekuatan utamanya. Jadi, dia tidak takut untuk beradu cepat dan bahkan bergesekan dengan roda jika perlu. Jadi, saya pikir dia akan melakukan pekerjaan yang hebat untuk kami.Â
Horner mengakui bahwa Lawson menghadapi tugas yang "berat" saat melawan Verstappen - pekerjaan yang dianggap paling sulit di F1 - tetapi menegaskan Red Bull akan menghindari memberi terlalu banyak tekanan pada pembalap kedua mereka.
"Saya pikir hal yang penting adalah tidak memberikan terlalu banyak tekanan padanya dan tidak memberikan terlalu banyak tekanan pada dirinya sendiri bahwa dia akan bersaing dengan pembalap terbaik di generasinya,"Â kata Horner.
"Dan saya pikir dia hanya perlu mengabaikan data tentang apa yang terjadi di mobil 1 dan hanya fokus pada tim tekniknya sendiri, apa yang sedang dia lakukan, dan melakukan pekerjaan terbaik yang dia bisa dan dia akan baik-baik saja. Dan mudah-mudahan kami dapat mendukungnya dalam hal itu.
"Semoga saja tahun depan kami bisa menyediakan mobil yang cocok untuknya dan juga Max, dan kita lihat saja bagaimana perkembangannya."
Meskipun Tsunoda menunjukkan performa yang kuat dan memiliki lebih banyak pengalaman, keputusan ini mencerminkan keyakinan Red Bull terhadap potensi jangka panjang Lawson dan kesesuaiannya dengan strategi tim. Meski demikian, Horner menyebut Red Bull akan tetap memberikan kesempatan kepada Tsunoda untuk balapan dengan tim utama jika tiba-tiba membutuhkan pembalap pengganti selama musim 2025.
"Yuki masih akan terlibat dengan Racing Bulls tahun depan. Dan tentu saja dia siaga jika diminta untuk balapan bersama tim utama Red Bull Racing," kata dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H