Mohon tunggu...
Ferdi Yunanto
Ferdi Yunanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Waspadai Penipuan ketika Anda "Traveling"

13 Agustus 2016   23:45 Diperbarui: 14 Agustus 2016   14:53 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

Tak berapa lama ada seseorang berbahasa Indonesia menyapa dan bilang bahwasannya hari itu adalah hari istimewa di mana hampir semua umat Buddha melakukan ritual keagamaan. Jadi, Grand Palace, Wat Arun, Wat Po dan lainnya yang kebetulan merupakan tempat tujuan kami katanya akan tutup sampai pukul 12:00 siang. Setelah itu, dia menyarankan untuk menggunakan tuk-tuk dan memanggil salah satu sopir yang sudah stand di ujung jalan.

Katanya cukup dengan 25 bath bisa berkeliling sepuasnya ke pura-pura yang lebih kecil sambil menunggu pukul 12:00. Setelah itu, sopir tuk-tuk akan menurunkan kami ke depan Grand Palace.

Waktu berlalu beberapa spot kuil terkunjungi hingga sekitar pukul sebelas kurang sopir tuk-tuk bilang bahwa siang ini ada exhibition terbesar di Bangkok dan akan banyak diskon ditawarkan. Berhubung kami kami belum beli oleh-oleh, kami pun mengiyakan penawaran sopir itu. Tidak berapa lama akhirnya sampai pada di pinggiran seperti ruko kebanyakan di Jakarta di kawasan Blok M. Sekilas saya celingak-celinguk mencari gedung yang katanya tempat exhibition yang menurut saya pribadi adalah “pameran”. Dalam pikiran saya seperti PRJ (Pekan Raya Jakarta) itu loh, tapi ternyata, eng ing eng.. :D

Setelah diantarkan masuk ke “toko” itu, kami disambut oleh pramusaji dengan menggunakan pakaian formal, jas, dan dasi. Sedangkan kami casual ala-ala backpacker, kaos oblong, dan sepatu kets. Sepintas saya rasa mereka sedang scanning penampilan kami dan salah satu dari mereka bilang, “What are you looking for sir? May I help you?” Saya pribadi juga baru tahu kalau ini adalah toko perhiasan, banyak menyuguhkan berlian, begitu berkilau dan indah. Tanpa pikir seribu kali saya langsung tidak terpikirkan untuk membeli apa pun di toko ini terutama berlian, lah mana cukup duit bekal buat beli begituan? Apalagi buat siapa? Orang pacar juga belum punya, rencana married juga masih jauh dari pelupuk mata... haha Dan akhirnya kami keluar dari toko itu tidak lama dari 3 menit.

Kembali ke tuk-tuk, sopir pun sudah menunggu dan mulai melanjutkan perjalanannya. Dalam perjalaan sopir tuk-tuk menjelaskan dan meminta supaya kami bisa bertahan di dalam toko tersebut minimal 10 menit agar sopir itu mendapat kupon gas dari pemilik toko. Rupanya ini sudah menjadi rahasia umum bahwa para pemilik toko ini menawarkan kupon gas kepada para sopir tuk-tuk supaya membawa para turis yang datang berkunjung ke kota ini supaya mampir di toko-toko mereka, dan karena itulah para sopir tuk-tuk ini “menjebak” mangsanya dengan tipu muslihat tempat wisata tutup sampai siang hari.

Karena kasihan kepada sopir itu, kami siap menerima tantangan minimal 10 menit bertahan di toko suvenir/perhiasan. Sampailah kami di toko kedua, dari luar terlihat lebih luas. Ketika masuk terlihat hal yang sama, yakni cincin berlian mulai dari karat tertinggi sampai yang lebih rendah. Saya pun iseng-iseng menanyakan kualitas, dari mana asal batu-batu ini, dan tentu saja harganya berapa? Pramusaji dengan luwesnya bisa berbahasa Indonesia, seorang wanita paruh baya asli Thailand. Menurutnya banyak para pelancong terutama ibu-ibu dari Indonesia yang merelakan sebagian rupiahnya untuk memborong perhiasan berlian di toko ini.

Ada banyak lorong dan etalase hanya untuk berlian. Karena kami kurang berminat, kami “digiring” ke ruangan selanjutnya. Ruangan ini menjajakan produk kerajinan, mulai kulit, kaca, perak, batu, dan kayu. Saya pikir karena niat dan tujuan saya hanya melihat kota serta mempertimbangkan berat bawaan ini, kami tidak terlalu berminat untuk membeli banyak, padahal lucu-lucu dan bagus-bagus.

Sesampai di ruangan akhir, saya hanya membeli beberapa buah magnet kulkas sebagai koleksi saya dan sebotol minuman ringan. Merdeka! :P

Masih banyak kejadian tentang scamming ini seperti halnya di Paris, Istanbul, dan Amerika, atau bahkan di penjuru dunia. Perekonomian Eropa saat ini memang sedang tidak bagus, dan menurut informasi yang saya dapat dari beberapa teman, negara-negara seperti Spanyol, Italia dan Yunani merupakan daerah yang rawan tindakan kriminalitas termasuk penipuan dan pencopetan.

Yang terpenting adalah kita harus tetap waspada pada lingkungan sekitar tempat kita berpelancong serta selalu berdoa kepada Yang Mahakuasa supaya selalu diberikan keselamatan dan kesehatan selama melakukan perjalanan.

Sebaik-baiknya persiapan kadang masih ada halangan, apalagi tidak sama sekali.. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun