[caption caption="TV LED DC 21,5""][/caption]Kehadiran lampu-lampu LED DC di pasaran disusul dengan TV LED DC akan meningkatkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti solar cell untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang sedang gencar-gencarnya diinstrusikan Pemerintah melalui kementrian ESDM.
Disamping untuk memperkuat ketahanan energi dan kedaulatan energi Indonesia, penggunaan beban-beban DC pada instalasi solar cell seperti lampu-lampu LED DC dan TV LED DC juga akan menjadikan penggunaan EBT Solar Cell semakin murah seiring dengan turun harga panel solar cell belakangan ini dan perangkat yang terpasang akan semakin awet.
Satu buah Panel Solar Cell kapasitas 50 WP misalnya bisa digunakan untuk menyalakan TV 21,5 inchi selama 6 jam tapi dengan syarat TV yang dipasang adalah jenis TV LED DC dan masih tersisa, dimana sisanya masih dapat digunakan untuk menyalakan lampu 5 Watt selama 6 jam dengan syarat yang sama yaitu lampu LED DC yang dicatu langsung dari battery (aki) tanpa melalui pengubah arus dc menjadi dc (inverter) yang merupakan beban bagi solar cell.
Di Daerah terpencil yang belum mendapat pasokan listrik dari PLN dan tidak ada tower TV atau di daerah pegunungan yang jauh dari tower relay TV, masyarakat yang ingin menikmati siaran TV terpaksa harus menggunakan parabola, entah parabola berbayar atau gratisan. Umumnya mereka memasang parabola gratisan yang justru banyak dijual di daerah pedesaan, pedalaman dan pulau-pulau kecil.
Penggunaan parabola untuk menangkap siaran TV ini menyebabkan penggunaan daya bertambah karena digunakan untuk menghidupkan receiver parabola dengan konsumsi daya sebesar 15 Watt AC dan terpaksa harus menambah perangkat pengubah arus dc menjadi dc (inverter) dengan rugi-rugi dayanya dan fan yang ada didalamnya.
[caption caption="TV LED DC 12V"]
Pekalongan, 2 Juni 2016
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H