Mohon tunggu...
Ferdi Rosman Feizal
Ferdi Rosman Feizal Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis lepas

Idealisme dan Nasionalisme untuk dasar kemajuan Bangsa dan Negara

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Miangas Surga Wisata Bahari di Ujung Indonesia

14 Januari 2016   15:54 Diperbarui: 14 Januari 2016   23:29 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah banyak ilmuwan dari berbagai universitas di Indonesia seperti dari Universitas Sam Ratulangi Manado, Universitas Hasanuddin Makassar dan Universitas Gajah Mada Jogjakarta yang datang ke Miangas hanya untuk meneliti sumber air miangas yang tak pernah habis dan tak bisa turun permukaannya ini. Konon kabarnya beberapa ilmuwan dari Belandapun pernah datang ke miangas untuk meneliti sumber air di Pulau Miangas ini, menggunakan mesin penyedot air dengan yang lebih besar, hasilnya pun sumber air yang hanya seluas kurang dari 2 meter persegi ini tidak juga habis disedot mesin penyedot raksasa bahkan permukaan pun hanya turun sesaat saja padahal puluhan sampai ratusan meter kubik air telah disedot dengan kekuatan penuh.

Entah darimana sumber air miangas ini berasal, dari gunung ota yang sering kering kerontang tidak mungkin atau dari Gunung tinggi nun jauh disana di Pulau Mindanau Philipina belum juga diketahui kepastiannya. Yang pasti sumber air ini adalah anugrah dari Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Kuasa untuk masyarakat miangas yang memberikan air sebagai sumber kehidupan di Pulau yang masyarakatnya teguh dengan kearifan lokal dengan tetap memelihara adat istiadat yang terus dilakukan sejak dulu hingga sekarang.

Usai meninjau sumber air miangas beserta mesin dan bak penampung air, wisatawan melanjutkan perjalanan ke kaki gunung ota melintasi hutan kelapa yang secara kasat mata tidak terlihat batas-batasnya, tanyakan kepada pemandu bagaimana masyarakat miangas membuat batas-batas tanah miliknya. Tidak menggunakan pagar tanaman apalagi tembok berfondasi, masyarakat miangas cukup menggunakan jenis tanaman tertentu disetiap batas lahannya dan anehnya tidak pernah keliru masuk tanah orang lain!.

Berhenti sejenak di rumah dinas navigasi laut untuk melepaskan lelah sambil menikmati air minum yang dibawa dari kampung, jika beruntung wisatawan bisa menikmati buah kedondong saat berbuah yang pohonnya besar dan buahnya banyak saat musimnya di belakang rumah dinas navigasi.

Dari sini perjalanan dimulai dengan trek mendaki. Beruntung dinas navigasi ditjen perhubungan laut telah membuat tembok sehingga kita tinggal menaiki puluhan anak tangga menuju kaki mercusuar yang merupakan titik tertinggi di Pulau Miangas ini. Jika diijinkan oleh dinas navigasi, wisatawan bisa naik mercusuar hingga puncaknya.

Dari puncak tertinggi mercusuar ini wisatawan bisa memandang seluruh pulau miangas. Pulau-pulau Indonesia di Kepulauan Talaud yang terdekatpun tak terlihat, yang terlihat justru gunung tinggi di Pulau Mindanau Philipina walau hanya terlihat biru dikejauhan, jika ingin melihat lebih jelas bawalah binokuler jika akan berangkat ke miangas. Melihat pemandangan dari titik tertinggi di Pulau Miangas membuat kita bergidik karena sejauh mata memandang hanya terlihat lautan luas tak bertepi seolah-olah kita sedang berada dibelahan dunia lain. Amazing !.

 

Makam Keramat, Meriam Yang dikeramatkan

Usai mengexplor miangas dari titik tertinggi, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke puncak bukit disebelahnya yang merupakan tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat miangas yang diberi nama 'Makam Keramat'.

Tapi jangan lupa untuk masuk areal 'makam keramat' ini, wisatawan terlebih dahulu harus meminta ijin kepada ketua Adat Darat Mangkubumi 2 dan biasanya diantar langsung oleh mangkubumi 2 untuk membantu membuka 'pintu ghaib' sebelum memasuki areal 'makam keramat'.

Turun dari bukit mercusuar, wisatawan berjalan kaki melalui jalan setapak yang rimbun oleh ilalang yang tinggi dengan kemiringan kontur bukit. Sebelum memasuki areal makam keramat, mangkubumi 2 berhenti sejenak membaca doa-doa dengan bahasa tagalog yang tidak kita mengerti. Usai membaca doa, baru wisatawan diperbolehkan memasuki areal makam keramat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun