Banjir di Jalan Raya identik dengan macet, seperti ketika terjadi banjir di jalan raya rancaekek Kabupaten Bandung. Setiap hujan turun sudah pasti jalan raya Bandung-Garut ini banjir dan macet total !. Ratusan bahkan ribuan kendaraan terjebak kemacetan ! antrian panjang kendaraan bahkan bisa mencapai puluhan kilometer hingga jalan tol cileunyi.
Kalau diamati dengan jeli, pembangunan Jalan Raya Rancaekek di kawasan pabrik-pabrik besar ini memiliki fenomena tersendiri yang unik yang mungkin tidak dimiliki daerah lain mulai dari peninggian dengan hotmix hingga tahun 2013 dan yang terakhir 2013-2015 dengan cor beton yang cukup tinggi yang mungkin menurut pihak Dinas Pekerjaan Umum akan mengatasi banjir rutin setiap hujan turun dan mengurangi kemacetan di jalan raya yang menghubungkan kota Bandung dengan kota-kota di kawasan Priangan Timur dan Jawa Tengah bagian selatan ini.
Nyatanya, banjir bukannya teratasi bahkan justru semakin merajalela, semakin tinggi ! disusul dengan kemacetan yang juga semakin panjang. Yang parah justru surutnya lama, banjir terus saja menggenangi jalan utama yang terus menerus diperbaiki oleh pemerintah c.q Dinas Pekerjaan Umum dengan biaya milyaran rupiah ini. Ini merupakan 'fenomena' tersendiri yang hanya terjadi di Rancaekek.
Beberapa Inovasi yang bisa dilakukan oleh Dinas PU sebagai solusi untuk Air Bendungan Dadakan Rancaekek diantaranya :
1. Membuat saluran khusus dari pemukiman-pemukiman di pinggir Pabrik Tekstil PT. Kahatex dan Pabrik-pabrik sepanjang jalan raya rancaekek sisi timur. Saluran khusus ini dibuat langsung menyebrangi jalan raya rancaekek menuju sungai / saluran air yang ada di seberangnya. Dengan pembuatan saluran ini, air tidak meluap ke jalan raya rancaekek dan membuat bendungan dadakan.
Pembuatan saluran ini cukup berat, karena harus membongkar beton yang tebal dan pada pelaksanaannya akan membuat kemacetan panjang seperti biasanya jika ada pekerjaan jalan.
2. Inovasi pembuatan dinding trotoar di pinggir jalan raya rancaekek mulai dari sekitar toko swalayan borma sampai Cipasir Tengah seperti trotoar yang baru saja dipasang di kiri kanan jalan pantura Kabupaten Batang Jawa Tengah di kawasan Tulis, Subah hingga plelen yang dibuat dengan beton tebal dan kuat yang dibawahnya ada aliran aliran air tetapi dinding trotoarnya tidak tertutup namun terbuka atau ada lubangnya untuk menyalurkan air jika terjadi genangan khususnya di jalan raya yang konturnya datar seperti di jalan raya rancaekek ini yang justru menjadi bendung dadakan.
Lubang dinding trotoar bisa dibuat dengan cetakan yang langsung berlubang atau ditambah besi-besi beton seperti ram besi untuk menahan sampah masuk ke gorong-gorong dibawah trotoar.
Untuk membuat air masuk ke lubang-lubang dinding trotoar, badan jalan yang menempel pada dinding trotoar ini dibuat lebih rendah dari badan jalan utama dengan tujuan agar air yang berada pada badan jalan bisa habis dan jalan bisa kering tidak lagi digenangi air.
3. Inovasi pembuatan saluran di bawah badan jalan.
Saluran di bawah badan jalan dibuat untuk mengeringkan badan jalan, dibuat ± 40-50 cm dari dinding trotoar yang langsung mengalir ke saluran air yg lebih besar (parit/sungai) dengan dibuat lubang-lubang kecil setiap jarak tertentu untuk menyalurkan air di permukaan badan jalan seperti di jl. Raya Jogjakarta-Solo dibilangan hotel ambarukmo Jogjakarta yang tidak terjadi genangan ketika hujan turun.
Dengan inovasi-inovasi tersebut diharapkan banjir rutin setiap hujan deras turun di jalan raya rancaekek yang membuat kemacetan panjang bisa teratasi dan kesan betonisasi jalan dengan trotoar-trotoarnya menjadi bendungan dadakan ini bisa hilang.
Selamat berinovasi untuk Kementrian PUPR !.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H