Ada yang menarik ketika terjun langsung ke daerah bencana tanah longsor di Perkebunan Teh Dewata, Desa Tenjolaya Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey yang menimbun 60 korban jiwa tanggal 23 Februari 2010 silam.
Hari itu, Sabtu tanggal 27 Februari 2010 Hari ke-2 di Perkebunan Teh Dewata setelah seharian ikut Tim SAR mengevakuasi korban longsor, saya hendak BAB, maklum setelah 2 hari disana dijejali makanan ransum pembagian Tim SAR dan makanan hasil olahan sendiri di tenda relawan. Tengah asyik melihat-lihat situasi untuk memilih tempat yang nyaman untuk BAB, tiba-tiba ada orang yang menegur "Pak, tidak boleh BAB di kawasan ini Pak !".
Saya tak hapal namanya, lupa lagi ! Yang pasti Bapak Tua itu adalah karyawan Perkebunan Teh Dewata. Beliau menunjukkan tempat BAB yang telah tersedia di Afleding Dewata yang masih utuh tidak terkena longsoran seraya menjelaskan bahwa air disini adalah air pegunungan yang masih jernih dan masih dikonsumsi warga desa dibawah sana hingga ke kota (Ciwidey dan sekitarnya) baik untuk mandi, Cuci maupun untuk menyiram tanaman di perkebunan mereka.
Akhirnya mau tidak mau saya dan juga kawan-kawan yang mau BAB terpaksa berjalan kaki menuju Afleding (perumahan karyawan) perkebunan Teh Dewata yang terkenal dengan Teh Putihnya yang diekspor untuk Istana Kerajaan Inggris.
Disana tersedia masing-masing 5 kamar untuk mandi dan 5 kamar untuk BAB yang kesemuanya dialirkan ke septik tank, tidak mencemari air sungai pegunungan yang masih dikonsumsi warga desa dibawah. BAB disana ya nyaman. Dan memang tempat itu dijadikan tempat BAB, Mandi dan Bilas para Relawan.
Penataan perumahan yang rapih dengan tersedianya fasilitas Umum untuk mandi dan BAB serta larangan kepada warga untuk tidal BAB di sembarang tempat di lingkungan perkebunan Teh menjadikan tempat ini tetap bersih dan sehat.
Tak hanya di Perkebunan Teh Dewata di Kawasan Gunung Tilu Ciwidey penataan dan peraturan ini dibuat dan menjadi kebiasaan warga perkebunan Teh dan warga desa di sekitarnya, di Afleding Cibutarua Kawasan Perkebunan Teh Sedep Pangalengan pun diberlakukan hal yang sama, semua rumah telah disediakan toilet leher angsa yang dialirkan ke septik tank dan semua warganya dilarang BAB di aliran sungai langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H