[caption caption="(Sumber : Juventus.com)"][/caption]Regenerasi, itulah satu kata yang paling tepat untuk menjelaskan arah proyek juventus saat ini. Juventus sudah tidak menjadi tim kaya yang hanya membeli pemain matang untuk langsung masuk ke skuad utama sejak terkena kasus Calciopoli. Hal yang terjadi sejak kepemimpinan agnelli malah sebaliknya, sebagian pemain juventus saat ini adalah pemain yang dibeli dari beberapa tahun belakangan lalu disekolahkan ke tim-tim lain baik di Serie A maupun di kasta bawahnya. Hal ini jelas lebih menguntungkan bagi Juventus yang tidak dimiliki juragan minyak maupun taipan Rusia yang bisa jor-joran dalam membeli pemain. Berikut ini setidaknya kepingan skuad Juventus untuk beberapa tahun mendatang.
Untuk posisi kiper sebetulnya ada beberapa pilihan, mulai dari Norberto Neto, Nicola Leali hingga Audrero Mulyadi yang ada keturunan Indonesianya. Namun dari ketiganya pilihan jatuh ke pada Leali. Hal yang aneh bukan, kenapa bukan Neto yang jelas-jelas sekarang sudah menjadi pelapis dari Buffon. Alasannya adalah usia dan penampilannya yang sering kali menyulitkan Juventus saat menghadapi tim “sekolahnya”.
Jelas kita tahu setiap kali Juventus melawan tim dari Leali selalu saja Juventus susah mencetak gol. Selain itu kematangannya ditunjang dari pengalamannya. Setidaknya sudah 2 tahun dia bermain rutin di tim tempat ia disekolahkan sementara oleh Juventus. Jadi Leali adalah pengganti Buffon pada saatnya nanti, bukan Neto.
Untuk Posisi Bek tengah jelas Rugani sedang dididik oleh 3 bek senior Juventus. Ketenangan dan pengalamannya selama di Empoli akan ditambah dengan pengalaman selama bersama 3 bek terbaik Italia saat ini. Yang menarik dari Rugani adalah ketenangan dan marking yang sempurna. Dia bukan tipikal bek dengan speed seperti Sergio Ramos namun lebih ke tipikal John Terry. Rugani bisa memberikan kenyamanan bagi kiper.
Untuk bek sayap ada sudah jelas jika Alex Sandro akan mengisi posisi ini saat Evra pensiun nanti. Jarang ada pemain Brazil yang cocok dengan permainan Juventus, namun Alex Sandro mematahkannya. Selain itu ada Rogerio dan Sime Vrsaljko yang sedang disekolahkan ke Sassuolo. Bukan menjadi rahasia lagi jika Sassuolo bisa disebut menjadi tim satelit Juventus. Kebijakan Serie A yang tim Reserve nya tidak bisa mengikuti liga menjadikan tim-tim Serie A berusaha berpartner dengan tim lain. Tujuannya jelas demi pengembangan pemain muda dan prestasi dari masing-masing tim.
Untuk posisi gelandang ada sanat banyak stok namun ada 5 yang paling mencolok. Mario Lemina, Rolando Mandragora, Stefano Sturaro, Stefano Sensi dan yang terakhir jelas adalah Paul Pogba. Yang pertama adalah Lemina. Sempat dikatakan sebagai pembelian darurat karena Juventus gagal merekrut beberapa gelandang top incarannya, namun yang menarik adalah tipikal permainannya seperti Marchisio dan Pogba. Ketenangan dalam membawa dan merebut bola ditambah dengan skill tinggi menjadi keunggulan gelandang muda ini. Berbanding terbalik dengan Mandragora yang memiliki tipikal persis seperti Thiago Motta.
Fisik dan kaki kiri yang brilian menjadi andalan pemain ini. Sedangkan Stefano Sturaro sempat dijuluki Gattuso, namun permainannya jelas mencontoh kakak kelasnya yaitu Vidal saat masih membela Juventus. Kelincahan dan mobilitas pemain ini menjadi poin plus untuknya menenbus skuad Juventus. Lalu Stefano Sensi, terlepas statusnya yang masih simpang siur, Juventus berharap ada jiwa Pirlo didirinya. Yang terakhir adalah Paul Pogba.
Meskipun setiap tahun ia diisukan akan pindah tim namun kontrak panjang dan kepercayaan dari Juventus akan membuatnya bertahan paling tidak sampai usianya 26 tahun. Tidak akan ada masalah untuk Juventus pada posisi gelandang untuk 5 tahun kedepan karena para pemain yang sedang disekolahkan ini merupakan bakat-bakat terbaik.
Yang terakhir adalah posisi penyerang. Juventus jelas sedang mengumpulkan pasukan Italia untuk dijadikan penyerang masa depan. Referensi Juventus untuk posisi ini jelas yaitu Del Piero dan David Trezeguet. Untuk penyerang bertipikal Del Piero jelas ada nama Dybala yang hampir pasti menyegel 1 tempat. Namun yang menarik ada 3 pemain muda yang sedang disekolahkan yang kualitasnya tidak jauh dari nama pertama. Guido Vadala, Domenico Berardi dan Kingsley Coman.
Untuk Guido Vadala, pemain yang menjadi bagian dari trasfer Carlos Tevez ini jelas memiliki kualitas diatas rata-rata. Kemampuan dribelnya menjadi keunggulan namun untuk penyelesaian akhir, pemain ini masih kalah dari Berardi. Berardi adalah pemain dengan mobiltas dan kemampuan kaki kiri terbaik di Italia saat ini. Satu hal yang menjadi kelemahan Berardi adalah emosional yang pasti akan menjadi masalah jika terburu-buru masuk ke Juventus.
Sedangkan untuk Coman, terlepas permainan bagusnya di Munchen, pemain ini memang kurang cocok untuk formasi Juventus. Posisinya yang menjadi winger belum diberkahi dengan penyelesaian dan umpan yang cukup baik. Selain itu ketenangan juga belum muncul dari diri Coman meskipun ia dianggap bermain bagus di Munchen.
Untuk penyerang bertipikal Trezeguet ada nama Simone Zaza sebagai kandidat terkuat. Sebetulnya ada nama Morata juga namun belakangan Morata lebih diposisikan sebagai Second Striker. Isu kepulangan Morata ke madrid dan pengakuannya tentang kecintaannya terhadap Madrid membuatnya berpeluang pulang ke Madrid suatu saat nanti. Kembali ke Zaza, apa yang menarik dari penyerang ini adalah ngotot.
Jarang ada penyerang tipikal ini namun punya kengototan dan kemampuan tendangan kaki kiri yang luar biasa. Terlepas dari tempramental namun Zaza sudah disiapkan menjadi penyerang masa depan Juventus dan Italia. Selain itu ada Gianliuca Lapadula dan Simone Ganz yang kabarnya telah terikat kontrak dengan Juventus musim depan namun jika dibandingkan Zaza jelas 2 penyerang topskor Serie B ini masih kalah.
Itu semua adalah kepingan masa depan Juventus. Mungkin bukan dari akademi sendiri seperti Barcelona yang memiliki La Masia, namun cara yang dilakukan Juventus jelas sangat baik untuk masa depan tim. Selain itu proyek J-Village juga sedang dikerjakan yang harapannya bukan hanya Ajax dan Barcelona yang memiliki akademi jempolan, Juventus juga menjadi contoh di Serie A untuk akademi dan menjadi masa depan Italia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H