Mohon tunggu...
Ferdin Widjaja
Ferdin Widjaja Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Lima Pendekar Si Nyonya Tua

1 Maret 2016   19:20 Diperbarui: 8 Maret 2016   19:45 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Keterpurukan di awal musim tidak mampu untuk menghancurkan Juventus. Buktinya sekarang Juventus telah mampu berada lagi di puncak klasemen Serie A. Pada ajang lainnya pun seperti Coppa Italia, Juventus setidaknya telah melangkahkan kakinya untuk maju ke babak selanjutnya. Sedangkan di Champions League masih ada harapan yang besar untuk menghempaskan Bayern Munchen dari kompetisi klub eropa terbesar itu.

Kedalaman skuad memang jadi senjata menakutkan Juventus tahun ini. Hampir di semua posisi memiliki pengganti yang tidak berbeda jauh kualitasnya dari pemain inti. Namun demikian ada 5 orang yang menjadi kunci kesuksesan Juventus. Tanpa mengecilkan peran pemain lain namun 5 orang ini punya peran unik masing-masing.

Pendekar pertama adalah Gianluigi Buffon. Meski usianya sudah tak lagi muda namun salah satu kiper terbaik dunia ini tidak mengalami penurunan berarti. Kondisi fisik, visi bermain dan ambisinya masih sama seperti saat muda. Kapten Juventus ini juga memiliki 1 hal yang belum tentu dimiliki pemain terbaik lainnya yaitu kesetiaan. Kesetiaan lah yang membuat dirinya mau tetap bersama Juventus saat turun kasta ke Serie B. Hal itu juga yang membuat dia bertahan untuk 1 tim ini untuk kurang lebih 20 tahun.

Buffon juga menjadi pemimpin dan contoh untuk tiap anak muda di Juventus. Keseriusan dalam latihan dan fokus adalah kunci dari Buffon. Kemampuan Buffon dalam menjaga gawangnya telah dibuktikan dengan jumlah clean sheet yang diraihnya. Selain itu ia telah memberikan kepercayaan agar pemain lain dapat tenang dan fokus dalam bertahan. Karirnya sendiri mungkin akan diakhiri dalam 2 tahun lagi setelah piala dunia namun kenangan yang ditinggalkannya tidak akan dilupakan Juventini dan penggemar bola di seluruh dunia. Profesionalitas adalah kata yang dapat menggambarkan sosok seperti apalah Buffon.

Leonardo Bonucci adalah pendekar kedua yang dimiliki Juventus. Sempat melakukan banyak kesalahan di awal karirnya di juventus, lama kelamaan ia belajar dari para seniornya. Pergantian pelatih juga sempat membuat performanya naik turun hingga pada era Antonio Conte dia menjadi salah satu pilar penting dalam pertahanan 3 bek. Secara kecepatan, marking, heading  dan kemampuan layaknya seorang pemain belakang lainnya memang tidak ada yang menonjol dari Bonucci. Jangan bandingkan dengan kecepatan Sergio Ramos, kemampuan heading Pique dan marking dari John Terry namun perannya yang unik memberikan 1 tempat utama di skuad Juventus.

(Sumber : Juventus.com)

Peran yang mirip dengan Jerome Boateng di Bayern Munchen dilakukan Bonucci dengan baik. Sweeper saat bertahan dan Quarterback saat membangun serangan adalah peran baru dan unik di sepak bola. Tidak banyak pemain belakang yang bisa menjalankan peran ini dengan baik termasuk rekannya yaitu Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli. Hal ini menyebabkan perannya menjadi pemain pilar dan kunci di Juventus. Bahkan ketiadaan Bonucci sering menyebabkan pergantian formasi. Tangguh adalah kata yang tepat untuk menggambarkan pemain yang satu ini.

Pangeran kecil adalah julukan untuk Claudio Marchisio. Peran pendekar ketiga ini adalah sebagai regista. Salah satu peran playmaker yang berada di depan garis pertahanan. Peran ini jelas dipelajari Marchisio dari Pirlo yang kemampuannya sudah tak terbantahkan. Meskipun pada sektor gelandang ada beberapa pemain bintang seperti Paul Pogba, Sami Khedira serta Hernanes namun harus diakui peran marchisio adalah salah satu elemen krusial.

(Sumber : Juventus.com)

Peran Regista sendiri jarang digunakan oleh team di luar Itali. Mungkin hanya Marco Verratti di PSG yang mampu melakukannya di PSG. Kebanyakan tim lebih memilik peran playmaker yang biasanya lebih agresif dalam menyerang. Hal ini jelas berhubungan dengan kebiasaan tim Itali yang mementingkan sektor pertahanannya. Perannya seperti konduktor orkestra lapangan hijau. Arah permainan Juventus selalu diatur oleh Marchisio. Pengaturan tempo dan visi yang jelas menjadikan Hernanes harus duduk di bangku cadangan menunggu giliran.  Pintar adalah kata yang mampu menggambarkan Claudio Marchisio.

Paulo Dybala adalah pendekar keempat. Sempat mengalami kesulitan saat selalu dibandingkan dengan tevez, lama kelamaan ia dapat menggantikan Tevez dengan sama baiknya. Perannya pun bukan sebagai ujung tombak namun sebagai penyerang kedua. Peran unik antara Striker dengan Playmaker dilakukan dengan sangat baik sehingga dia mampu memberikan assist dan gol hampir sama banyaknya.

(Sumber : Juventus.com)

Salah satu yang disayangkan adalah dia tidak sempat mencuri ilmu dari Tevez yang memilih pulang ke Boca Juniors. Namun demikian, terlepas dari harga mahalnya yang memicu perdebatan, perannya sangat membantu Juventus. Hal yang sering ia tunjukkan adalah merebut dan membawa bola dari tengah untuk membangun serangan, jelas hal yang jarang dilakukan oleh penyerang berego tinggi. Hal inilah yang membuat dirinya menjadi pujaan baru para pendukung Si Nyonya Tua. Kerja keras adalah gambaran dari seorang Paulo Dybala.

Sebagai pelengkap adalah pemimpin dari para pendekar itu ada nama Massimiliano Allegri. Sempat dianggap sebagai pelatih gagal usai dipecat dari AC Milan, ia direkrut setelah Antonio Conte resmi mengundurkan diri dari kursi kepelatihan Juventus. Saat itu namanya masih biasa saja, belum menjadi pelatih top semacam Jose Mourinho, Carlo Ancelotti maupun Pep Guardiola. Lemparan telur busuk dari para suporter menyambut latihan pertamanya bersama skuad Juventus. Lama kelamaan nama Antonio Conte mampu dilupakan oleh Juventini dengan kesuksesan Allegri membawa Scudetto, Coppa Italia dan mencapai Final Liga Champions.

(Sumber : Juventus.com)

Apa yang menarik dari pelatih ini adalah kemampuannya membaca pertandingan. Jarang ada tim yang dalam 1 pertandingan merubah formasinya. Hal itu tidak berlaku bagi Allegri. Dalam 1 pertandingan yang rumit terkadnag dia merubah formasinya sebanyak 2 sampai 3 kali tergantung situasi di lapangan. Juventus bermain seperti Bunglon yang mampu berubah-ubah warnanya dan membingungkan musuh-musuhnya. Hal itu terlihat dari beberapa pertandingan pada musim ini. Selain itu ia tegas dalam mengganti pemainnya. Seolah-olah dia mengetahui isi pikiran dan kelelahan yang dialami pemainnya. Cerdas adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan sosok Massimiliano Allegri.

Dari 5 pendekar tersebut ada suatu kerja tim yang luar biasa yang ditunjukkan Juventus. Tiap peran dalam tim yang dilakukan dengan hati dan cinta mampu meghasilkan sesuatu yang luar biasa. Ada pepatah yang dari Henry Ford uang berbunyi, “Kebersamaan adalah permulaan. Menjaga bersama adalah kemajuan. Bekerja bersama adalah keberhasilan”.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun