Mohon tunggu...
Ferdinandus feriurpon
Ferdinandus feriurpon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menjadi pribadi yang berguna

mencari pengetahuan layaknya mencari air di padang gurun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Eksistensi Manusia dan Hasrat akan Tuhan

16 Agustus 2022   23:04 Diperbarui: 16 Agustus 2022   23:08 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beriman kepada Tuhan yang kita percaya merupakan hal yang wajar karena kita menjadikan sosok yang kita Imani sebagai pegangan untuk menuntun perilaku, pola pikir, dan cara hidup yang baik. Namun, iman akan Tuhan seharusnya sewajarnya saja karena jika kita merasa terlalu dekat (berhasrat) kepada Tuhan, maka kita akan merasa paling benar dan mudah untuk menghakimi orang lain. Berhasrat kepada Tuhan secara eksterim bisa membawa konflik dan merugikan diri sendiri dan orang lain, Karena iman yang berseberangan dan tidak dipelihara dengan baik dan benar bisa menimbulkan konflik. seperti yang terjadi di Ambon pada tahun-98 antara muslin dan Kristen. Oleh karena itu, Jika sudah terjadi konflik siapa yang akan disalahkan? Tuhan yang diimani, cara pandang manusia akan Tuhan atau cara pengajarannya?. Oleh sebab itu kita dituntut untuk beriman sewajarnya kepada sosok yang kita Imani demi menciptakan kenyamanan dan kedamaian di antara kita.

Mengenal Sosok Tuhan agar Dapat Memahami dan Meyakini

Dalam sebuah buku yang berjudul "para pembunuh Tuhan", pada sinopsis diawali dengan pertanyaan "Tuhan kamu itu apa?". Berdasarkan pada pertanyaan ini, kita bisa berasumsi bahwa yang dimaksus penulis bisa saja tentang sesuatu benda, binatang, tumbuhan, dan sesuatu yang astral, atau suatu entitas yang dianggap tidak ada secara visual, tetapi sebenarnya hal itu ada. Mengapa rumusan pertanyaannya pada akhir kata tidak menggunakan "siapa?" melainkan "apa?". Pertanyaan yang diajukan ini mau menyetarakan kedudukan mahkluk hastral dengan Tuhan karena mereka sama-sama tidak dapat ditangkap menggunakan indra penglihatan, tetapi bisa dirasakan keberadaannya. Akan tetapi, sosok Tuhan yang diyakini  mempunyai otoritas tinggih atas mahkluk hastral, sehingga kita tidak dapat menyamakan kedudukan Tuhan dengan mahkluk hidup manapun.

Menurut Alfred north whitehead dalam bukunya yang berjudul "religion in the making" Tuhan adalah satuan aktual tetapi non temporal dan berperan untuk menjalankan kreativitas tak terbatas dan dengan kebebasan yang juga tak terbatas. Satuan aktual itulah yang oleh kaum beragama disebut Tuhan, (paulipu.com).

Dalam agama, khususnya kristen, kita diperkenalkan tentang Tuhan sebagai bapa yang maha pengasih dan pencipta segala sesuatu yang ada di dunia. Banyak juga sebutan tentang Tuhan dalam kitab-kitab perjanjian lama yang menggambarkan kebesaran Tuhan. Namun, yang baru dari Tuhan adalah ketika kita mengenal lebih jauh tentangnya melalui logika orang-orang yang dianggap para ahli atau tokoh-tokoh secara sains. Di situlah kita akan diuji keimanan kita, sehingga kita akan memilih lanjut menjadi orang beriman atau tidak.

Penutup

Alangkah baiknya kita (manusia) memahami posisi kita masing-masing sebagai mahkluk yang diciptakan agar tau diri bahwa otoritas Tuhan melebihi batas pikiran dan kemampuan kita. Beriman kepada sosok yang diimani pun harus dilakukan secara wajar dan sadar bahwa Tuhan adalah entitas yang tidak nampak tetapi punya kuasa atas diri kita, sehingga tidak perlu secara eksterim mempercayai Tuhan.

 

 

Referensi :

Pengertian Tuhan: Konsep, Teori dan Hakikat Menurut Whitehead. Diakses pada 16/08/2022, dari Pengertian Tuhan: Konsep, Teori dan Hakikat Menurut Whitehead | Paulipu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun