Mohon tunggu...
Absurdinand
Absurdinand Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belum jadi orang

Bio ? Bio Paulin.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Mengantongi Bapaknya Pengawas Saat Ujian

24 November 2021   19:23 Diperbarui: 24 November 2021   19:29 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Memegenerator.net

Gua kebagian kursi paling depan persis deket pintu masuk. Kenapa gua bisa duduk di depan? Karena gua emang sengaja masuk ruangan ujian agak belakangan. Kalo masuk duluan trus langsung duduk di kursi belakang, padahal kursi depan masing kosong, takutnya dicurigain sama pengawasnya. Jadi, saat itu, Pengawasnya cewek. Wajahnya jutek. Cuek. Otaknya sobek. Enggak lah, yang sobek mah otak gua. 

Kelihatannya kaya dosen killer gitu. Ngawasnya dari belakang pula, kan jadi susah ya buat lihat catetan, ga terpantau posisi dia. 

Emang sialan tuh pengawasnya, enggak seneng dia kalo gua dapet nilai bagus. Padahal, kan dia ga rugi ya kalo nilai gua bagus. Emang kalo gua dapet nilai bagus, dia bakal dapet nilai jelek? Enggak, kan? Emang jadi pengawas di nilai? Kan, enggak juga. Aneh emang tuh orang. Akhirnya, kegep lah gua sama dia.

"Mas, barusan yang kamu kantongin apa?" tanya Pengawas sambil menyilangkan lengan di depan dada.

"Eh ... Ibu, ini yang saya kantongin ... bapaknya ibu."

Ya kertas contekan lah gua kantongin. Jadi, kertasnya mini gitu, tulisan-tulisannya juga gua bikin kaya IPK gua ... kecil. 

Yaudah tuh, KRS (Kartu Rencana Studi) gua disita sama dia, katanya,"Nanti kamu lapor ke ruangan pengawas ya, sekalian ambil KRS kamu, ini saya simpan disana."

Nah, ini aneh nih. Gua yang ketahuan, masa gua yang lapor? Harusnya dia dong yang lapor sebagai orang yang mergokin gua. Ibaratnya nih kaya gua nyolong jemuran orang, trus ketahuan sama yang punya, masa gua juga yang lapor ke polisi?

Gua dateng ke kantor polisi gitu. "Permisi, Pak, saya mau lapor, tadi saya ketahuan nyolong jemuran dia." Aneh, kan?

Setelah ujian kelar, gua melakukan sesuai apa yang pengawas bilang tadi, yaitu ngambil KRS gua di ruangan pengawas. Tapi sebelumnya, gua keluarin dulu bapaknya dia dari kantong gua, kan, berat ya. "Nih, Bu, bapaknya." "Oh iya, makasih," jawabnya dengan jutek. 

Selesai ngeluarin bapaknya, gua langsung ke ruangan pengawas. Mau ngetok pintunya malu banget gua, takut ditandai muka gua. Tapi mau ga mau, tetep harus gua ambil tuh KRS, buat ujian besoknya. Yaudah, gua memberanikan diri untuk mengetuk pintu sembari teriak, "Permisiiii pakeeettt." 

Salah satu pengawasnya keluar. Gua tanya.

 "Benar ini dengan Ibu Margianty?" 

"Oh bukan, Mas. Saya Ibu Margaryn." 

Si Ibu bisa aja bercandanya nih. Akhirnya, gua mencoba ngomong disitu.

"Permisi, Bu, saya mau ambil KRS atas nama Ferdinand."

"Oh, Ferdinand, kamu yang tadi ketahuan ngantongin contekan ya?"

"Bukan, Bu, saya ... " -Gua mencoba ngeles- "ketahuan ngantongin bapaknya pengawas tadi."

"Kamu jangan bercanda, ya. Ga lucu! Nih, KRS kamu. Siapa nama dosennya? Miss Anggy, ya? Kasih tau beliau, kalo kamu nyontek di ujian mata kuliah sosiolinguistik," jelas Ibu Pengawas yang enggak asik.

Setelah gua ambil KRS, disitu gua juga disuruh ngasih tau ke dosen yang bersangkutan. Karena itu mata kuliah sosiolinguistik, yang mana dosennya Miss Anggy, jadi gua SMS dah tuh ke Miss Anggy.

"Selamat siang, Miss, ini saya Ferdinand. Hari ini saya ketahuan membawa contekan di ujian mata kuliah sosiolingusitik, Apakah nanti ada hukumannya?" 

Gua berharap dikasih hukuman daripada dikasih nilai E. Setelah 15 menit 15 detik 15 sekon, SMS gua dibales sama Miss Anggy. 

"Ada, hukumannya ... kamu saya kantongin."

Ada-ada aja dosen gua ya, emang gitu dosen kampus gua absurd-absurd. 

Jadi hukumannya, nanti saat mata kuliah dia, gua disuruh presentasi, bebas tentang apa aja. Wah, seneng banget tuh gua, hukumannya cuma presentasi. Coba bayangin, kalo beneran hukumannya gua di kantongin sama Miss Anggy, dikantong baju pula. 

Udah wangi, nyaman, bikin gua ... mau nyontek lagi.

Sumber: Memegenerator.net
Sumber: Memegenerator.net

 Sekian cerita dari gua, terima kasih sudah mau membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun