Mohon tunggu...
Ferdinand YoriSentanu
Ferdinand YoriSentanu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hobi saya membaca garis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Merasuki Era Digital

26 April 2023   22:09 Diperbarui: 26 April 2023   22:13 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas tentang Filsafat

Dari dulu sampai sekarang filsafat dianggap sebagai ilmu yang tidak jelas, sulit dipahami, dan rumit. Orang yang bergelut dengan filsafat kadang-kadang omongannya tidak dimengerti dan dianggap aneh. Itulah sekelumit pandangan orang-orang yang tidak berani mencicipi filsafat, hanya memandang dari luar jendela. 

Padahal filsafat adalah ilmu yang membuat orang melihat dunia dengan cara berbeda, lebih mendalam dan bermakna. Filsafat juga membuat orang tidak pernah terbiasa dengan dunia, selalu mempertanyakan.

Menurut teori yang selama ini dipelajari, pertanyaan filsafat itu ada ciri khasnya yaitu bernuansa reflektif. Mengutamakan makna, yang berguna untuk transformasi hidup manusia. Bisa jadi ini juga menjadi alasan mengapa orang-orang yang belajar filsafat selalu terpesona dengan keindahan filsafat. 

Filsafat sangat berguna agar manusia memaknai hidupnya, tidak sekadar menjalani. Seperti kata Sokrates bahwa hidup yang tidak direfleksikan tidak layak untuk dihidupi.

Jika dilihat sebenarnya kemampuan berfilsafat itu sudah ada dalam diri manusia. Sejak kecil, manusia sudah berfilsafat, merefleksikan hidupnya. Mulai mempertanyakan mengapa ini terjadi. Sebab manusia menurut Aristoteles adalah selalu ingin tahu. Namun, semakin tumbuh dewasa, kemampuan berfilsafat mulai terkikis. 

Pertanyaan filosofis mulai jarang muncul, beralih jadi pertanyaan empiris. Muncul paling jika sedang dalam keadaan krisis. Manusia dewasa ini mulai terbiasa dengan dunia, ikut arus tanpa berani membentuk arus baru.

Manusia Pencipta Teknologi

Sekarang ini dunia memasuki era digital. Teknologi mulai berkuasa. Setiap hari hiruk pikuk dunia manusia tidak pernah lepas dari teknologi. Manusia selalu sibuk dengan gawainya untuk sekadar bermain, baca berita yang sedang viral, dan menonton video kesukaan. Sampai akhirnya manusia sebagai pencipta teknologi, justru telah beralih menjadi hamba teknologi. Teknologi mulai menginvasi hidup manusia. Tak jarang ada manusia yang menyerah dan mengaku kalah. Persoalan utamanya manusia tidak punya pegangan yang kuat.

Pegangan ini tujuannya untuk mengendalikan teknologi. Atau mengembalikan kenyataan bahwa manusia berkuasa atas teknologi. Manusia-lah pencipta teknologi. 

Manusia harus mengembalikan teknologi ke tempat yang sebenarnya yaitu sebagai sarana yang membantu manusia. Maka manusia harus mencari pegangan itu. Sejujurnya pegangan itu sudah ada tetapi banyak orang tidak sadar atau bisa jadi tidak mau mencari. Perlu ada yang memberitahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun