Mohon tunggu...
Ferdinand YehezkielCahyono
Ferdinand YehezkielCahyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Telkom University

Saya merupakan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi dari Telkom Univereity

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nostalgia bersama Koleksi Mainan Tradisional Museum Sri Baduga Bandung

15 November 2023   03:00 Diperbarui: 15 November 2023   04:06 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Koleksi Mainan Tradisional Sri Baduga Bandung (Dokumentasi Pribadi)

3. Gasing

    Permainan gasing adalah warisan budaya yang kaya di Indonesia. Terdiri dari sepiring gasing yang dirancang dengan pegangan di atasnya, permainan ini melibatkan keahlian dan ketangkasan dalam memutar gasing pada tali yang melekat pada pegangannya. Permainan gasing telah diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian dari tradisi budaya di banyak masyarakat di Indonesia. Permainan ini tidak hanya menjadi sarana rekreasi, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat ikatan antaranggota masyarakat dan melestarikan warisan budaya yang kaya.  Hal tesebut merupakan pemicu dari komunikasi yang terjadi antar budaya yang ada. Gasing sering dihiasi dengan motif-motif kultural dan artistik yang memiliki makna simbolis. Ini menciptakan bentuk komunikasi simbolis yang dapat dipahami oleh komunitas tertentu. Misalnya, motif-motif tertentu mungkin merujuk pada nilai-nilai lokal atau sejarah tertentu.

     Mainan tradisional memiliki nilai sejarah yang sangat penting dalam membuka jendela ke masa lalu suatu masyarakat. Sejatinya, mainan-mainan ini bukan hanya sekadar benda hiburan bagi anak-anak, tetapi juga merupakan artefak budaya yang mencerminkan perkembangan dan identitas suatu komunitas. Melalui mainan tradisional, kita dapat melacak warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi, memahami cara hidup, kepercayaan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat di masa lalu. Terdapat komunikasi pesan budaya yang terkandung dari setiap objek koleksi yang ada di museum Sri Baduga. 

Mainan tradisional bukan hanya sebuah bentuk hiburan atau permainan semata, tetapi juga merupakan alat komunikasi yang memiliki berbagai lapisan makna dan fungsi komunikatif. Dapat diambil dari perspektif interpretatif yang dimana perspektif yang memandang sebuah objek yang memiliki makna simbolis tersendiri yang terkandung di dalamnya. Mainan tradisional dapat berfungsi sebagai alat komunikasi budaya yang menyampaikan pesan tentang tradisi, sejarah, dan kehidupan sehari-hari suatu kelompok masyarakat. Mereka menjadi cara yang kreatif dan interaktif untuk mentransmisikan pengetahuan budaya dari generasi tua ke generasi muda. Dengan demikian, mainan tradisional bukan hanya sebagai objek fisik untuk bermain, tetapi juga sebagai medium komunikasi yang menghubungkan individu dengan budaya, sejarah, dan masyarakat di sekitarnya.

     Mainan tradisional memiliki nilai budaya yang mendalam dan bermakna dalam konteks masyarakat. Dengan merentang dari generasi ke generasi, mainan tradisional bukan hanya benda fisik untuk bermain, tetapi juga pembawa pesan-pesan dan makna budaya yang kaya. Secara kolektif, mereka mencerminkan esensi dan karakteristik suatu budaya, memberikan pengalaman yang mendalam tentang sejarah, nilai-nilai, dan identitas masyarakat. Dalam setiap mainan tradisional, terdapat cerita dan simbol budaya yang menjadi kunci utama untuk pemahaman nilai-nilai yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat. 

Mainan ini membawa warisan budaya hidup yang bertahan dari masa ke masa, menunjukkan bagaimana cara orang-orang di masa lalu hidup, berinteraksi, dan menghargai nilai-nilai tertentu. Pendidikan budaya informal yang diberikan oleh mainan tradisional juga menghasilkan keberagaman pengetahuan tentang adat istiadat, bahasa, dan tata cara kultural. Mainan tradisional berperan sebagai agen komunikasi simbolis, membantu anak-anak dan masyarakat secara umum untuk memahami nilai-nilai kompleks yang ditanamkan oleh para pendahulu mereka. Dalam proses bermain, terdapat interaksi sosial yang memperkuat hubungan antaranggota masyarakat dan membentuk identitas individu serta kelompok. Keberadaan mainan tradisional juga memberikan dukungan untuk pelestarian kerajinan lokal dan seni tradisional, mengapresiasi keindahan hasil karya tangan pengrajin.

    Sebagai bagian dari warisan budaya yang hidup, mainan tradisional menjadi saksi bisu evolusi teknologi, perubahan sosial, dan pengaruh asing yang memengaruhi suatu masyarakat. Dengan bermain, anak-anak tidak hanya meresapi hiburan, tetapi juga belajar melalui pengalaman langsung, mengembangkan kreativitas, dan membangun pemahaman mendalam tentang budaya mereka sendiri serta budaya orang lain. Dengan demikian, nilai budaya mainan tradisional membentuk jaringan yang kompleks dan menyeluruh, menjadi sarana unik yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan suatu masyarakat.


Referensi :

J, J. (2019). MENJAGA EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA. Sadar Wisat: Jurnal Pariwisata, 2(1), 56. https://doi.org/10.32528/sw.v2i1.1825

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun