Dunia sedang mengalami transformasi sosial dan budaya sebagai akibat dari teknologi informasi (internet). Jika pengguna menggunakan internet dengan bijak maka akan banyak manfaat yang didapat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang menandakan masa disruptif. Tergantung pada bagaimana masyarakat bereaksi, kedua belah pihak akan menjadi peluang atau masalah. Potensi remaja di masa modern semakin matang menjadi individu multi-tasking yang memiliki passion terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, berpikir kritis, percaya diri, dan memiliki jaringan pertemanan yang luas. Internet mempunyai pengaruh yang baik, namun apabila disalahgunakan maka akan menimbulkan dampak yang buruk, salah satunya merupakan cyberbullying.
Remaja yang menggunakan media sosial untuk mengekspresikan diri, mengembangkan identitas, Â menggambarkan diri, dan menyampaikan kesulitan pribadi. Prevalensi media sosial di kalangan anak muda telah mencampuradukkan isu-isu pribadi dan publik. Bahwa tidak semuanya dapat diposting di media sosial, pemilik akun seharusnya dapat menyeleksi segala sesuatu yang masuk kedalam akun media sosialnya, serta tidak membagikan permasalahan pribadi yang menyebabkan masalah bagi dirinya.
Tingginya ancaman yang timbul dari keadaan cyberbullying, sangat penting untuk terus mengembangkan inisiatif guna memberikan edukasi kepada masyarakat. Para pengguna media sosial harus menggunakan media sosial dengan benar dan bijak serta untuk mengantisipasi segala potensi kerugian yang dapat merugikan orang lain. Penyebaran rasa emosi yang identic dengan rasa benci dan marah melalui media sosial dianggap sebagai tindakan kekerasan dengan konsekuensi yang luas dan berbahaya. Cyberbullying yang dilakukan oleh para pelaku cenderung merasa lebih superior dibandingkan dengan korban. Para pelaku melakukan rasionalisasi terhadap tindakan tersebut. Korban dari cyberbullying lebih banyak wanita, dikarenakan wanita lebih aktif media sosial.
Dampak dari Cyberbullying ditentukan oleh keterampilan korban dalam mengatur emosi, jenis cyberbullying yang diterima, dan sistem pendukung korban. Korban yang menderita akibat yang tidak menguntungkan disebabkan oleh usia dan ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi. Cyberbullying dapat berdampak pada seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek psikologis, psikosial, fisik, dan akademis.
Dampak PsikologisÂ
Cyberbullying di Amerika merupakan bentuk kekerasan melalui media yang dilakukan dengan menyebarkan pesan yang dapat dilihat banyak orang dalam waktu singkat. Saat cyberbullying terjadi, terdapat interaksi timbal balik antara pelaku dan korban, dengan pelaku yang memulai percakapan dalam 90% kasus dan menguasai 48% percakapan. Semakin sering menggunakan media sosial, seseorang semakin berisiko mengalami cyberbullying. Hal tersebut sangat berbahaya terhadap generasi muda yang secara psikologis masih tidak stabil.
Dampak Psikososial
Cyberbullying mempunyai dampak psikologis yang merugikan bagi korbannya. Dampak cyberbullying bergantung pada seberapa sering cyberbullying terjadi, seberapa lama cyberbullying berlangsung, dan seberapa parah cyberbullying yang terjadi. Korban cyberbullying menghadapi masalah mental dan pola perilakunya. Sehingga dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan diri, atau menjadi cyberbullying atau dirinya pernah menjadi korban. Ketika cyberbullying terjadi maka mengakibatkan korbannya menangis, merasa malu, kehilangan teman di sekolah, sedih, dan sulit tidur.
Dampak FisikÂ
Korban cyberbullying mengalami berbagai dampak terhadap fisiknya yaitu penurunan kesehatan yang mengakibatkan sakit, kesulitan untuk tidur, nafsu makan berkurang, sehingga hal tersebut yang akan mengakibatkan dampak paling buruk yaitu terjadinya kematian pada korban