Orang beradab sudah pasti berilmu, dan orang berilmu belum pasti beradab
Berilmu adalah suatu kemuliaan bagi setiap insan, menuntut ilmu adalah jalan menuju kebaikan didunia maupun di akhirat, tidak bisa dipungkiri dengan ilmu segala sesuatu dapat dicapai, perkara dunia harus dengan ilmu, perkara akhirat pun memiliki keutamaan yang lebih penting tentunya perkara tersebut sangat membutuhkan ilmu. Dengan ilmu, Allah rab semesta alam di sembah, dan perkara dunia bisa terselesaikan, dapat kita ketahui bahwa perbedaan antara manusia dan Binatang adalah akal atau ilmu, tetapi tingkatan yang lebih tinggi dari ilmu yaitu adab (akhlak). Karena seberapapun atau sebanyak apapun ilmu tanpa disertai adab yang baik maka akan bisa menjadikan manusia pun berperilaku sepert Binatang (serakah,kejam,dan berperilaku kejam lainnya).
 Imam Dahr Al-Hijrah Imam Malik Rahimullah perna berkata kepada seorang pemuda quraiys:
Â
"Wahai anak saudaraku, pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu"
 Kenapa para ulama lebih mengutamakan mempelajari adab?
Sebagaimana yang dikatakan yusuf bin Al-Husain
"Dengan mempelajari adab, maka engkau muda memahami ilmu"
Sepenting itukah beradab terlebih dalu, baru berilmu kemudian?
Kita ambil contoh pada kehidupan nyata saja, mungkin kita pernah menjumpai orang sangat pintar atau cerdas namun tidak berperilaku baik. Pandai, tetapi adab terhadap orang tua nya atau guru nya kurang, pastinya kitapun menilai orang seperti itu tidak baik, karena adab nya yang tidak sesuai dengan kepandainnya, itulah mengapa adab lebih diutamakan untuk dipelajari terlebih dahulu sebelum ilmu.
Tidak cukup hanya berganti sekolah ke universitas untuk mendapatkan gelar doktor atau bahkan jabatan professor, memang beberapa sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia telah berhasil mencetak manusia cerdas atau pintar, namun tidak ada jaminan mereka beradab, seperti kita ketahui hanya mata Pelajaran seperti ilmu pengetahuan dan teknologi saja yang di ajarkan dalam model Pendidikan umum di Indonesia. Namun, Pendidikan dalam penggunaan budi pakerti saat ini mulai dilupakan, sehingga banyak orang cerdas atau pintar yang kurang beradab
Orang yang berilmu belum tentu beradab merupakan  kondisiataun situasi di mana seseorang memiliki pengetahuan yang luas atau keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang tertentu, tetapi belum memiliki etika atau perilaku yang sesuai dengan norma masyarakat dan perilaku orang beradab.
Ketika seseorang mendapatkan pendidikan dan pengetahuan, mereka dapat menguasai keterapilan dan informasi yang penting dalam bidang akademit atau profesional. Namun, beradab melibatkan lebih dari sekadar pengetahuan dan keterampilan. Ini mencakup aspek-etika, moral, dan perilaku yang baik dalam interksi sosial.
Contohnya, seseorang mungkin memiliki keahlian tinggi dalam bidang teknologi atau ilmu komputer, tetapi jika mereka tidak memiliki rasa hormat pada privasi orang lain, dan tidak bersikap sopan pada umumnya orang berilmu mereka mungkin melanggar etika dalam penggunaan data pribadi. Sebaliknya,
seseorang yang tidak memiliki pengetahuan teknis yang mendalam tetapi memiliki sikap yang baik, sopan santun, dan respek pada orang lain, dianggap lebih beradab.
Penting untuk mengembangkan keseimbangan antara pengetahuan dan etika. Keduanya saling melengkapi dan membantu seseorang menjadi individu yang berimu dan beradab. Dengan memiliki pengetahuan yang baik dan perilaku yang sesuai, seseorang dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H