Mohon tunggu...
Ferdian A. Majni
Ferdian A. Majni Mohon Tunggu... -

Bocah kelahiran Sigli, yang sedang belajar menulis untuk menjadikan menulis adalah bagian hembusan nafasnya.\r\n\r\npeminat sastra, pembaca yang 'rakus' dan penulis yang tak pernah berpuas diri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Langit

11 Juni 2011   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepagi itu, gurat sedih bergantung di pelangi

Hari masih basah, tak ada yang merasa

Bumitelah lama mengirim duka, untuk langit yang berbahagia

Di atas, dia lebih berkuasa untuk sekadar melihat kebawah

Seharusnya langit tau, jika bumi sedang gundah

Ini air mata langit, bukankah kita ciptaan tuhan ?

Yang selalu patuh pada titahNya, tapi kau lupa akan janji itu

Lihat aku, yang selalu tertindas dibawah

Yang tak berdaya, tak ada harapan untuk hari esok

Bait doa yang selalu ku baca ketika bermunajat, tak alpa kusertakan

Agar mata,hati dan cinta itu masih tersisa untuk kita

Banda Aceh, 31 januari 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun