Saat ini, kehidupan masyarakat modern selalu akrab dengan yang namanya inovasi. Inovasi merupakan realisasi ide kreatif yang menciptakan nilai tambah sehingga dapat menjadi kapitalisasi pada hasil bisnis. inovasi dapat kita lihat hasilnya sebagai suatu penciptaan nilai tambah pada proses atau juga suatu penciptaan nilai tambah pada produk. Perkembangan zaman yang terus membahwa perubahan, membuat segala hal yang berbau konvensional akan terdisrupsi dengan tatanan atau pola-pola yang baru dan relevan dengan kondisi saat ini. Bisa dikatakan hampir semua sektor bisnis dan industri membutuhkan integrasi antara produk dan teknologi.
Ketika semua pelaku usaha berlomba melakukan inovasi produk dan inovasi proses, maka akan berdampak bahwa inovasi produk dan proses bukan lagi menjadi daya pembeda atau menjadi keunggulan kompetitif. Dalam hal ini Oliver Gassman menawarkan konsep inovasi bisnis model sebagai suatu keunggulan yang mampu menjadi faktor pembeda dengan kompetitor.
Business Model Innovation (BMI) dapat diartikan sebagai "a new logic of how a company creates and captures value by changing multiple dimentions of product and process." Sebuah penemuan cara baru dalam berbisnis, dengan tujuan untuk memberikan nilai baru dan/atau peningkatan bagi pelanggan, perusahaan itu sendiri, dan mitranya.
Perubahan atas setiap keputusan penting ikut mengubah model bisnis, atau sebaliknya perubahan di model bisnis mendorong untuk mengubah keputusan-keputusan penting. Mengubah model bisnis akan membawa risiko karena dampak besar yang ditimbulkan terhadap struktur, proses dan budaya yang berlaku saat ini, karena bersifat transformasional dibandingkan dengan yang lainnya.
Kenapa Business Model Innovation Penting?
Pertama, menurut IBM Global CEO Study (2006) selain meningkatkan value proposition, Business Model Innovation juga memberikan manfaat lain bagi perusahaan. Seperti Penurunan beban dan fleksibilitas strategi perusahaan merupakan manfaat teratas. Kedua, prioritas untuk melakukan Business Model Innovation meningkat pada bisnis outperformers. Ketiga, Business Model Innovation menghasilkan pertumbuhan margin operasi yang lebih cepat dibandingkan dua jenis inovasi lainnya. Terakhi, BCG (2008) dalam Innovation Survey menyatakan bahwa rata-rata Transaction Success Rate (TSR) Premium (pengembalian saham perusahaan dibanding industri) pada Business Model Innovation lebih tinggi dibandingkan pada Process & Product innovation.
Pentingnya BMI dalam melakukan transformasi harus dilakukan pada waktu yang tepat. Lalu, kapan sebaiknya melakukan perubahan model bisnis? Ketika kita terdesak dan tidak lagi bertumbuh, bahkan terjadi kemunduran baik dalam penjualan maupun perolehan keuntungan namun perlu.
Namun, beberapa faktor ikut mempengaruhi kapan akan dilakukan transfromasi dalam model bisnis. Faktor pertama adalah kemerosotan Ekonomi, dimana kondisi ini perusahaan perlu meninjau kembali model bisnisnya selama kemerosotan ekonomi untuk mengurangi biaya melalui model kolaborasi dan kemitraan baru. Kedua, Transformasi Industri, pemimpin industri dengan sumber daya keuangan yang kuat dapat memanfaatkan transformasi industri yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan memperkenalkan model industri alternatif dan mengganggu pesaing. Dan yang terakhir adalah Perubahan Perilaku Pelanggan & Kebutuhan Pasar, saat dimana perusahaan perlu memikirkan kembali model pendapatan dan proposisi nilai untuk menanggapi serangkaian perilaku pelanggan dan kebutuhan pasar yang berbeda.
Jika waktunya tepat, selanjutnya bagaimana perusahaan melakukan inovasi model bisnisnya? Kemampuan dan karakteristik apa yang mendukung desain dan pelaksanaan inovasi model bisnis yang sukses? Saya merangkum hal tersebut dalam jurnal IBM (2009) yang berjudul When and how to innovate your business model, ada tiga elemen penting dalam membuat sebuah inovasi model bisni baru. Pertama adalah Aligned, dengan memanfaatkan kemampuan inti dan menegakkan konsistensi di semua dimensi model bisnis, baik secara internal maupun eksternal, yang membangun customer value. Kedua Analytical, menggunakan informasi secara strategis untuk menciptakan  pandangan ke depan, dan memprioritaskan tindakan-tindakan untuk mengukur dan memperkirakan arah perbaikan yang cepat. Dan yange terakhir adalah Adaptable, yaitu menghubungkan kepemimpinan inovatif dengan kemampuan untuk mempengaruhi perubahan dan menciptakan fleksibilitas dalam model pengoperasian.
Masing-masing dari ketiga dasar tersebut  penting untuk membangun inovasi model bisnis yang sukses dan berkelanjutan. Menggabungkan ketiga karakteristik tersebut menghasilkan value yang saling berkaitan.
Inovasi model bisnis memang penting untuk transformasi sebuah bisnis. Namun terdapat pendekatan yang berbeda untuk inovasi model bisnis, maka penting juga bagi perusahaan untuk menentukan jenis inovasi model bisnis yang membantu untuk mencapai kinerja yang luar biasa. Adapun pendekatan harus relevan dengan kondisi perusahaan saat ini. Berikut merupakan empat pendekatan model bisnis inovasi: