Lebih lanjut keterampilan yang diperlukan bagi seorang digital leader, menurut Kevin Olp dari Digital Workplace Group (Sullivan, 2017):
- Digital Literacy, merupakan pengetahuan dan kecakapan menggunakan media digital dan teknologi informasi serta internet. Tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis, tapi juga keterampilan kognitif, kritis, dan kreatif.
- Digital Vision, kemampuan untuk memprediksi dan meyakinkan orang lain akan peluang jangka panjang dari teknologi baru dan meyiapkan strategi digital.
- Defense, yaitu kemampuan pemimpin digital untuk menentukan kondisi yang dibutuhkan oleh organisasi. Pertahanan akan memotivasi SDM untuk menuju visi digital. Komitmen pemimpin untuk meningkatkan literasinya sendiri mendorong orang lain untuk mengikutinya.
- Presence, yaitu kehadiran pemimpin merupakan bentuk anjuran yang nyata dan dapat dipraktikkan. Pemimpin dapat memiliki visi digital yang jelas dan dapat menjelaskan dengan baik tetapi, jika tidak terlihat oleh stafnya, tidak ada yang akan mengikutinya.
- Communication, merupakan cara komunikasi pemimpin dalam mendukung kekuatan pesan yang disampaikan. Penting untuk memikirkan bagaimana cara komunikasi yang dapat mendukung visi digital.
- Adaptability, merupakan aspek adaptasi yang paling menantang bagi para pemimpin adalah memberikan toleransi terhadap inovasi.
- Self-Awareness, merupakan pendekatan pemimpin dan proses mempengaruhi orang lain harus berlangsung secara alami dan berkelanjutan.
- Cultural Awareness, yaitu kesadaran budaya adalah cerminan dari visi digital. Para pemimpin harus memahami dan mengingatkan akan perbedaan budaya yang mungkin timbul dengan mengingat kepekaan cara kerja digital dalam proses komunikasi dan partisipasi.
Harus diakui bahwa kualitas seorang pemimpin tidak bisa terbentuk dalam waktu semalam, terdapat proses yang harus dilalui untuk menguasai seni dalam memimpin suatu organisasi. Bahkan untuk seorang pemimpin sekalipun, mereka harus terus belajar hal-hal baru untuk bisa menjadi pemimpin yang relevan dengan zaman.Â
Untuk terus melakukan pengembangan kepemimpinan digital, Kementerian Komunikasi dan Informasi RI menggelar pelatihan Digital Leadership Academy dan bekerjasama dengan beberapa Universitas mancanegara. Pelatihan ini terbuka untuk setiap leader baik organisasi di bawah pemerintah ataupun swasta. Penulis sendiri telah mengikuti Digital Leadership Academy yang diadakan tahun 2021 yang bekerjasama dengan Tsinghua University Tiongkok.
Sehingga sejalan dengan yang disampaikan oleh Menteri BUMN RI Erick Thohir pada beberapa waktu yang lalu, bahwa perkembangan teknologi seharusnya bisa dimanfaatkan oleh para pemimpin dan calon pemimpin untuk mulai meningkatkan kapabilitas personal dan memperkuat jejaring relasi, karena kedua aspek menjadi hal yang penting dalam upaya menciptakan sifat kepemimpinan yang inklusif.
Seorang digital leader memiliki visi yang jelas dan paham bagaimana teknologi dan data dapat membantu mencapai visi tersebut. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa hal krusial yang dihadapi pemimpin saat ini adalah teknologi digital dan data. Pengetahuan dan pemahaman seorang pemimpin akan kedua hal itu sangatlah diperlukan. Sebabnya digital leadership dituntut mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan data dalam setiap pengambilan keputusan, agar perusahaan bisa berkembang lebih baik, bertahan dalam persaingan, bahkan memenangkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H