Mohon tunggu...
Ferdi Rodman Manurung
Ferdi Rodman Manurung Mohon Tunggu... Akuntan - Sarjana Terapan Akuntansi Keuang Publik

Saya merupakan lulusan akuntansi keuangan publik disalah satu politeknik negeri diindonesia,dan memiliki skill di myob,accurate dan bidang akuntansi lainnya dan saat ini saya hobi menulis dan menjadi konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengubah Limbah Menjadi Kekayaan: Kekuatan Daur Ulang Kertas Dengan Royal Golden Eagle

31 Agustus 2023   22:43 Diperbarui: 31 Agustus 2023   23:06 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, kita semua menyadari bahwa bumi menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius, seperti pemanasan global, perubahan iklim, polusi udara, dan sampah plastik. Salah satu penyebab utama dari masalah-masalah ini adalah konsumsi sumber daya alam yang berlebihan dan tidak bertanggung jawab oleh manusia. Oleh karena itu, kita perlu mencari cara untuk mengurangi dampak negatif kita terhadap lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satu cara yang efektif dan inovatif untuk melakukannya adalah dengan melakukan daur ulang kertas. Kertas adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan dan dibuang oleh manusia. 

Menurut data dari World Bank, pada tahun 2018, produksi kertas dunia mencapai 420 juta ton, sementara konsumsi kertas per kapita mencapai 57 kg. Namun, hanya sekitar 58% dari kertas yang diproduksi yang didaur ulang, sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar.

Daur ulang kertas memiliki banyak manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Pertama, daur ulang kertas dapat menghemat sumber daya alam, seperti air, kayu, dan energi. Menurut data dari Environmental Paper Network, setiap ton kertas yang didaur ulang dapat menghemat sekitar 17 pohon, 26.000 liter air, dan 4.100 kWh energi. Kedua, daur ulang kertas dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, yang merupakan penyebab utama pemanasan global. 

Menurut data dari Environmental Protection Agency, setiap ton kertas yang didaur ulang dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 1,8 ton. Ketiga, daur ulang kertas dapat menciptakan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang berada di sektor informal atau marginal. Menurut data dari International Labour Organization, pada tahun 2010, sekitar 24 juta orang di seluruh dunia bekerja di sektor daur ulang, termasuk daur ulang kertas.

Namun, daur ulang kertas bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Ada banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi oleh para pelaku daur ulang kertas, baik dari sisi teknis maupun sosial. Beberapa tantangan tersebut antara lain adalah kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam memilah dan menyerahkan kertas bekas mereka, kurangnya infrastruktur dan fasilitas daur ulang yang memadai dan terjangkau, kurangnya standar kualitas dan keamanan produk daur ulang kertas, serta kurangnya dukungan dari pemerintah dan sektor swasta dalam memberikan insentif dan regulasi yang mendukung daur ulang kertas.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan kerjasama dan kolaborasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam rantai nilai daur ulang kertas, mulai dari produsen kertas, pengguna kertas, pengumpul kertas bekas, pengolah kertas bekas, hingga konsumen produk daur ulang kertas. Salah satu perusahaan yang telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam daur ulang kertas adalah Royal Golden Eagle (RGE), sebuah grup bisnis global yang bergerak di bidang sumber daya alam.

Paper upcyling adalah salah satu bentuk dari sustainable living, yaitu gaya hidup yang berusaha mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dengan memanfaatkan kembali sumber daya yang sudah ada. Paper upcyling berbeda dengan paper recycling, karena paper upcyling tidak memerlukan proses kimia atau mekanik untuk mengubah kertas bekas menjadi kertas baru. Paper upcyling hanya mengandalkan kreativitas dan inovasi untuk menciptakan produk-produk baru dari kertas bekas dengan cara yang lebih efisien dan estetis.

Salah satu perusahaan yang berkomitmen untuk mendukung sustainable living melalui paper upcyling adalah Royal Golden Eagle (RGE), sebuah grup bisnis global yang bergerak di bidang sumber daya alam, energi, dan infrastruktur. RGE memiliki visi untuk menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, serta memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan stakeholder-nya. Salah satu cara RGE mewujudkan visinya adalah dengan mendirikan Asia Pacific Rayon (APR), sebuah pabrik rayon yang menggunakan serat selulosa dari kayu sebagai bahan bakunya. APR merupakan pabrik rayon pertama di dunia yang terintegrasi secara penuh dengan hutan tanaman, pulp, dan tekstil.

APR tidak hanya memproduksi rayon berkualitas tinggi, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi limbah kertas dengan melakukan paper upcyling. APR bekerja sama dengan komunitas lokal dan pelaku industri kreatif untuk mengolah kertas bekas menjadi produk-produk bernilai seperti tas, dompet, aksesoris, mainan, dan kerajinan tangan. Produk-produk ini kemudian dipasarkan melalui berbagai kanal, seperti online, offline, maupun pameran. Dengan demikian, APR tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga membantu melestarikan lingkungan dengan menghemat sumber daya alam dan mengurangi emisi karbon.

Paper upcyling adalah salah satu contoh nyata dari sustainable living yang dapat dilakukan oleh siapa saja dengan modal yang minim. Paper upcyling tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan, kreativitas, dan kepercayaan diri dari para pelakunya. Paper upcyling juga dapat menjadi sarana edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan bagi generasi muda. Dengan paper upcyling, kita dapat membuktikan bahwa kertas bekas bukanlah sampah, tetapi adalah sumber inspirasi dan inovasi.

RGE memiliki visi untuk menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan (socially and environmentally responsible) dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dalam semua kegiatan usahanya. Salah satu cara yang dilakukan oleh RGE untuk mewujudkan visinya tersebut adalah dengan melakukan daur ulang kertas melalui anak perusahaannya, yaitu Asia Symbol dan APRIL Group. Asia Symbol adalah produsen bubur kertas dan kertas terbesar di Asia, yang beroperasi di China dan Indonesia. Asia Symbol memiliki kapasitas produksi sekitar 3,9 juta ton bubur kertas dan 1,5 juta ton kertas per tahun. Asia Symbol berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dari produksi kertasnya dengan melakukan daur ulang kertas bekas. Asia Symbol memiliki fasilitas daur ulang kertas yang modern dan canggih, yang dapat mengolah sekitar 1,2 juta ton kertas bekas per tahun. Produk daur ulang kertas yang dihasilkan oleh Asia Symbol antara lain adalah kertas tisu, kertas koran, dan kertas karton.
     
APRIL Group adalah salah satu produsen bubur kertas dan kertas terkemuka di dunia, yang beroperasi di Indonesia. APRIL Group memiliki kapasitas produksi sekitar 2,8 juta ton bubur kertas dan 1,15 juta ton kertas per tahun. APRIL Group berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah dari produk kertasnya dengan melakukan daur ulang kertas bekas. APRIL Group memiliki fasilitas daur ulang kertas yang inovatif dan ramah lingkungan, yang dapat mengolah sekitar 600.000 ton kertas bekas per tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun