Mohon tunggu...
Ferdi Ferdiansyah
Ferdi Ferdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University

mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Telkom University . lahir pada tanggal 23 Februari 2003 di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna dan Sejarah Salah Satu Koleksi Museum Sri Baduga Yaitu Tempayan Kubur

12 November 2023   18:26 Diperbarui: 12 November 2023   22:57 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1.Pendahuluan.

            Dalam kehidupan, kita pasti akan menemukan kuburan, di tambah di indonesia merupakan tempat mayoritas umat muslim terbanyak di dunia. Pasti terdapat kuburan di setiap tempat, sebab kuburan merupakan tempat untuk orang yang meninggal dan di kuburkan disitu.

Pemakaman atau kuburan aadalah tempat di mana sisa-sisa manusia atau hewan dikuburkan di bawah tanah.Kuburan sering kali ditandai dengan batu nisan, monumen, atau simbol lain yang menunjukkan identitas dan tanggal kematian orang yang dikuburkan.Kuburan mungkin juga  memiliki makna keagamaan, budaya, atau sejarah bagi keluarga, komunitas, atau negara tempat mereka berhubungan.

Tempayan merupakan salah satu bentuk penguburan tertua yang diketahui oleh manusia. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa penguburan mayat di dalam lubang atau gua sudah dilakukan sejak zaman Paleolitikum, sekitar 100.000 tahun yang lalu. Tempayan  di kuburan juga ditemukan di berbagai peradaban kuno, seperti Mesir, Sumeria, Cina, India, Yunani, dan Romawi.

Lalu dalam salah satu koleksi Museum Sri Baduga terdapat Tempayang Kubur. Yang merupakan tempat penguburan pada masa prasejarah di cirebon. Menyelidiki pada masa lalu pada salah satu mode untuk mengetahui apa makna dari benda tersebut.

 Dalam hal ini pengambilan tema ini didasarkan atas keingintahuan tentang makna dan sejarah koleksi Museum Sri Baduga Yaitu Tempayan Kubur. Pada masa prasejarah yang nanti akan menjadi ilmu pengetahuan yang berguna bagi kita semua. Dalam artikel penulisan ini merangkum pertanyaan dalam artikel ini sebagai berikut :

  • Apa makna dari tempayan kubur?
  • Apa sejarah dari tempayan kubur ?
  • Bagaimana proses pemakamam tempayang kubur ini?

Dalam pertanyaan ini untuk mengurai beberapa masalah yang terkait tentang tema ini. dan menambahkan wawasan tambahan dan menjadi literasi dalam tema " Makna dan Sejarah Salah Satu Koleksi Museum Sri Baduga yaitu Tempayan Kubur".

2. Pembahasan.

A. Makna Dari Tempayan Kubur.

 Menurut Siswa Magang di Museum Sri Baduga yaitu Muhammad Agustyana Alfaridzal Rukmana Dan Chandyka Cahaya Aufa Afiafah  Yang merupakan salah satu siswa di SMK Negeri 3 Bandung. Dia memaparkan bahwa Tempayan Kubur merupakan Metode penguburan yang dilakukan pada zaman prasejarah. Tempat yang sendiri memiliki dua metode yaitu satu peti kubur dan dua merupakan Tempayan kubur. Dan Tempayang kubur ini merupakan metode penguburan kedua.

 Penguburan dengan menggunakan tempayan merupakan penguburan langsung ( primary burial ) maupun tidak langsung ( secondary burial ).

Tempayan kubur memiliki makna sebagai budaya prasejarah. Serta memiliki makna sebagai tempat terakhir seseorang. Tempayan sendiri memiliki kasta. Semakin besar tempayan tersebut maka semakin tinggi kasta orang tersebut.

B. Sejarah Tempayan Kubur

Tempayan kubur terbuat dari tanah liat (gerabah) yang dibakar  dan ditemukan selama penggalian  arkeologi pada tahun 1998 di situs Vatunongko.

Pada masa megalitik, tempat ini digunakan sebagai tempat pemakaman sekunder. Termasuk  koleksi arkeologi dan diadakan di Ruang Pameran Permanen II.Penelitian potensi arkeologi  peneliti Indonesia pertama kali dilakukan pada tahun 1976 oleh tim Proyek Penelitian Arkeologi dan Peninggalan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Di Indonesia, monumen megalitik berupa bejana kuburan batu jenis ini banyak ditemukan di daerah, antara lain  Sulawesi Tengah,  Sulawesi Selatan, Sumba,  Sumbawa,  Bali,  Jawa,  Kalimantan, Sumatera Selatan, Nias, dan Sumatera Utara. indonesia termasuk dolmen, makam batu, tong batu, sarkofagus batu atau sarkofagus  dan makam tebing.

C. Proses pemakamam tempayan kubur.

Dalam Sistem penguburan primer, mayat diletakan dalam tempayan dalam posisi meringkuk bersama dengan bekal kuburnya. Sematara pada penguburan sekunder, sebelumnya mayat dikubur dulu dalam tanah atau peti kayu. Setelah menjadi kerangka, di ambil dan di kubur kembali ke dalam tempayan dilengkapi dengan bekal kubur.

Lalu Agustyana memaparkan bahwa dalam bekal kubur itu biasanya terdapat alat alat atau barang barang yang di gunakan di zaman prasejarah, misal nya mereka mati barang barang itu di masukan ke dalam kuburan nya seperti tempayang kubur, dan barang yg biasanya di masukan sendiri seperti priuk, kalung kalungan, hewan, kapal sepatu.

Peti Mati. Dokpri
Peti Mati. Dokpri

3. Penutupan.

Dalam artikel ini memuat kesimpulan bahwa metode yang digunakan pada jaman prasejarah megalitik adalah kuburan tempayan. Lalu tempayan sendiri memiliki dua metode yang diantaranya sekunder dan primer. Tempayan sendiri memiliki bentuk wadah dan jasad manusia di simpan atau dimasukan kedalam wadah tersebut. Mengetahui informasi ini kita dapat mengambil informasi serta pengetahuan tentang Tempayan kubur ini.

References

Chandyka C,C. (2023, NOVEMBER 7). seputar tempayan. (F. FERDIANSYAH, Pewawancara)

Indriastuti, K. ( November 2019). TEMPAYAN KUBUR DI DESA TEBAT MONOK, KECAMATAN KEPAHIANG, KABUPATEN KEPAHIANG, PROVINSI BENGKULU. Jurnal Arkeologi. Vol. 24 (2).

Muhammad A,A,C. (2023, November 7). Pengertian Tempayan Kubur. (F. Ferdiansyah, Pewawancara)

Tempayan Kuburan Terbesar. (2012, Juli 6). Diambil kembali dari Kompasiana: https://www.kompasiana.com/amirah.djohan/5512158fa333115e56ba7d6f/tempayan-kuburan-terbesar

Warga Pagaralam Sumsel Temukan Tempayan Kubur Zaman Prasejarah. (2012, April 8). Diambil kembali dari detiknews: https://news.detik.com/berita/d-1887341/warga-pagaralam-sumsel-temukan-tempayan-kubur-zaman-prasejarah#:~:text=Sebagai%20informasi%2C%20tempayan%20kubur%20dikenal%20sebagai%20budaya%20prasejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun