Bulan Agustus tahun lalu-2012-ribuan pendaki meninggalkan sampah di Gunung Semeru. Akibatnya, pengelola kawasan tersebut melarang pendakian untuk melakukan bersih gunung selama beberapa waktu. Sampah yang berhasil dikumpulkan hingga berkarung-karung. Pengelola mengatakan, selain untuk bersih-bersih, penutupan gunung juga baik untuk memulihkan vegetasi dan memberikan ruang kepada satwa liar di kawasan tersebut untuk bergerak bebas. Pembersihan dilakukan oleh pengelola dan ribuan pecinta alam dari seluruh nusantara. Tapi, mengapa ironi ini harus terjadi? Mengapa mereka yang ber-Hari Kemerdekaan tidak membawa sampahnya kembali turun, sehingga tidak perlu ada kegiatan bersih gunung dan revitalisasi vegetasi. 'Pecinta alam' membuang, pecinta alam membersihkan. Jangankan untuk hal-hal besar seperti advokasi lingkungan dari ancaman industri. Bahkan, hal-hal kecil seperti ini pun sering diabaikan.
Sikap-sikap kayak gini yang gue sayangin. Anggaplah konsep politis tentang pecinta alam-nya Gie terlalu berat-politik kadang tidak menyenangkan. Tetapi, jika ruang-ruang kesenangan yang biasa kita singgahi, kita kagumi dan kita puja-puji, akan dirampas oleh orang-orang serakah, apa kita akan diam saja? Bahkan untuk memperjuangkan 'ruang bermain' kita pun enggan. Padahal, jika ruang-ruang itu telah dirampas, dikunci dan dihancurkan, kita tidak akan pernah bisa menikmatinya lagi. Bahkan, untuk sekadar melihatnya. Selain tentu saja, kerusakan lingkungan lambat laun akan menghancurkan penopang-penopang kehidupan.
Kalo membahas persoalan ini, jadi teringat sebuah artikel di salah satu portal media online [Responsible (Travel) Writer]. Si penulis mengkritik para traveler yang hanya mau menikmati keindahan sebuah destinasi wisata dan menganggap tempat itu sebagai hidden paradise nan eksotis, tanpa memedulikan sekitarnya; proteksi lingkungan, kehidupan masyarakat sekitar, pengabaian kultur-kultur tempat-tempat yang menjadi destinasi.
Kerusakan lingkungan tidak hanya diakibatkan oleh destruksi-destruksi korporasi besar. Tetapi juga karena kita abai terhadapnya. Jika tidak mau melakukannya untuk orang lain, lakukanlah untuk diri sendiri. 'Cause silent is crime!
Ditulis sehari setelah Hari Bumi 2013
deresan, dua puluh tiga april dua ribu tiga belas
1Digubah dari pernyataan Squidward dalam salah satu episode Spongebob Squarepants
2Soe Hok Gie dalam Catatan Seorang Demonstran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H